Mistery

198 10 10
                                    

Keesokan Harinya...

Arsy POV

"Pah Arsy sudah siap bekerja di perusahaan Papah," Ucapku mendatangi Papah di ruang kerjanya.

"Wah bagus lah kalau kau sudah siap," Ucap Papah senang.

"Kapan Arsy mulai diberi tanggung jawab ini," Ucapku.

"Sekarang, Papah akan umumkan ke semua karyawan bahwa anak Papah ini akan menggantikan ayahnya," Ucap Papah sambil menepuk pundakku dengan bangga.

Aku pun tersenyum...

"Jika aku sudah sukses memegang perusahaan ini, sekarang tujuanku tinggal mengejar Liana lagi. Aku tak tau rupanya sekarang, aku tak tau bagaimana kabarnya sekarang, yang aku tau setelah ini aku akan kembali mengejar cintanya," Batinku.

Setelah itu, Papah pun mengumumkan bahwa aku akan menggantikan posisi nya di perusahaan ini. Hari ini aku langsung bekerja mengurus perusahaan ini.

"Semoga dengan diambil alih oleh mu, perusahaan ini akan semakin maju," Ucap Papah menatapku bangga.

"Iya Pah semoga aja begitu," Ucapku.

"Makasih ya udah memenuhi harapan Papah selama ini," Ucap Papah.

"Iya pah sama-sama," Ucapku.

Liana POV

"Hey bangun oy!" Ucap seseorang membangunkanku.

Aku pun tidak menghiraukannya...

"Lia awas ada kecoa terbang!" Ucap seseorang tersebut.

"Mana?" Ucapku tersentak kaget.

"Akhirnya bangun juga," Ucap seseorang itu yang ternyata adalah Ridho.

"Mana kecoa nya?" Ucapku.

"Ngga ada," Ucap Ridho.

Aku pun kesal dan langsung memukulkan bantal tepat ke wajah Ridho.

"Nakal kamu," Ucapku.

Ridho pun membalas pukulan bantal dariku.

"Eh kamu yah..." Ucapku yang kemudian memukulkan bantal lagi namun tidak kena.

"Wle... Ngga kena," Ucap Ridho sambil melet.

"Ih dasar lo yah, udah sanah keluar dari kamar gue sekarang," Ucapku.

"Iya iya," Ucap Ridho yang kemudian berlari kecil meninggalkan kamarku.

Aku pun mandi, setelah itu aku pun turun ke bawah...

"Lia mamah mau pergi ke pasar buat beli sayuran," Ucap Mamah.

"Yang pergi ke pasar aku sama Lia aja tante," Ucap Ridho.

"Lah kok?" Ucapku.

"Nih daftar belanjaan nya," Ucap Mamah menyerahkan daftar belanjaan kepadaku.

"Udah sanah belanja sama Ridho," Ucap Mamah.

"Ayo Li," Ajak Ridho.

Aku pun mengangguk...

"Buruan naik," Ucap Ridho.

"Ya," Ucapku.

Ridho pun menjalankan motornya. Karena kedinginan aku pun memeluk Ridho dari belakang.

"Tumben meluk-meluk gitu," Ucap Ridho.

"Dingin," Ucapku.

"Oh," Ucap Ridho.

Secret Love (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang