Lost

1.7K 80 1
                                    

Junmyeon POV. 

Kehidupan di kota Seoul terlihat semakin padat setiap tahunnya. Terakhir kali aku ke sini, belum banyak gedung-gedung baru yang berdiri di sisi jalan seperti ini. Sambil terus mengendarai mobil, aku memikirkan bagaimana ekspresi kedua orangtuaku yang sudah tidak kutemui selama 4 tahun ini. Kemarin siang tepatnya, aku baru tiba di Seoul setelah selesai menjalani kegiatan kuliah di Universitas Harvard Amerika. Aku sengaja baru memutuskan untuk mengunjungi rumah orangtuaku karena ingin memberi mereka kejutan. Sama seperti kekasihku yang juga menempuh pendidikan di Amerika sana. Dia menghubungiku lagi setelah 2 bulan ini menghilang. Dan kata-kata yang tidak bisa ku lupakan adalah saat dia mengucapkan..... 

"Aku hamil. Aku akan mengunjungimu setelah tiba di Seoul nanti"

Aku memilih untuk menggunakan rumah yang diberikan Ibuku sebagai tempat tinggalku semalam. Beruntung rumah itu belum di jual, jadi aku bisa menggunakannya kembali untuk kebutuhan darurat seperti sekarang. Perbuatan yang menyebabkan kekasihku itu mengandung anakku sendiri, membuatku tidak bisa tidur tenang selama beberapa hari ini. Aku hanya ingat terakhir aku bertemu dengannya saat sedang menghadiri pesta perpisahan bersama teman-teman sekelasku. Jisoo waktu itu dalam keadaan mabuk dan membuatnya berani melakukan hubungan intim denganku. Setelah mengetahui fakta kehamilannya, aku harus memastikan kalau kekasihku itu tidak memberitahu siapapun termasuk kedua orangtua kami berdua, karena aku pasti akan bertanggung jawab penuh untuknya. 


Tanpa sadar, aku sudah mengendarai mobilku ke sebuah jalanan yang sangat ku rindukan. Semuanya tidak berubah semenjak kepergianku. Bahkan seorang sekuriti yang menjaga sebuah pagar besar, sudah mengenali mobilku dari kejauhan. 

"Tuan muda, kau sudah kembali..." Ucap pria yang berusia 50 tahun itu saat aku menginjak rem dan menuruni kaca mobil. 

"Nde, Ahjussi. Bagaimana kabarmu? Sudah lama sekali aku tidak bertemu denganmu" Dengan senang, aku memegang kedua tangannya.

"Saya baik-baik saja, Tuan"

"Apa kedua orangtuaku ada di rumah?"

"Nde. Mereka tidak keluar kemanapun selama beberapa hari ini. Mungkin mereka menunggu kedatangan anda, Tuan"

"Apa tidak ada tamu hari ini?"

"Nde, tidak ada"

"Baiklah. Aku harus menemui mereka sekarang. Kita akan berbincang kembali nanti, Ahjussi"

"Nde, Tuan muda" Pria paruh baya itu menekan sebuah tombol dan membuat pintu pagar terbuka lebar. 


Aku sedikit melambaikan tangan dan membungkuk padanya sebelum mengendarai mobilku kembali. Senyumku mengembang mengingat masa kecilku di tempat ini. Aku kembali menghentikan mobilku tepat di depan sebuah rumah besar. Saat baru turun, seorang pelayan lebih dulu menyambutku. 

"Tuan muda...."

"Bagaimana kabarmu, Ahjumma?"

"Saya baik-baik saja, Tuan. Saya ingin mengucapkan terimakasih padamu karena sudah membiayai pengobatanku dua tahun yang lalu"

"Tidak perlu. Kau sudah bekerja sejak aku berusia 10 tahun di sini. Aku hanya mencoba membalas kebaikanmu, Ahjumma"

"Anda benar-benar baik seperti Tuan dan Nyonya. Mereka berdua pasti akan sangat senang melihat kedatanganmu hari ini"

The CureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang