Special 4

449 44 0
                                    

Chorong POV. 

"Jiseong'ah.... Jiseong'ah!!" Aku panik saat anak itu jatuh terkapar di depan rumah. Aku langsung menyuruh sopir untuk membawa kami ke arah rumah sakit terdekat. 

Aku tidak bisa menahan rasa takutku saat aku merasakan tangan Jiseong yang mulai dingin. Aku menyuruh sopir untuk mengemudikan mobil dengan cepat. Aku terus menerus memanggil nama anak itu selama di dalam mobil supaya bisa cepat tersadar. Sampai beberapa menit kemudian, dia sudah terbaring di atas tempat tidur khusus pasien lalu di tangani oleh beberapa suster dan seorang dokter. Mereka berbicara istilah kedokteran yang tidak ku mengerti. Sampai aku melihat dokter memompa jantung Jiseong sambil terus mengecek nafas dari hidung anak itu. 

"Keluarkan defibrilator sekarang"

"Baik, dokter...."

Sementara suster itu berjalan melewatiku, dokter kembali sibuk dengan alat stetoskopnya untuk memeriksa detak jantung dan juga denyut nadi pada tangan Jiseong. 

"Ini, dokter..." Tidak berapa lama kemudian, suster tadi kembali datang dengan alat kejut jantung yang di bawanya. 

Tunggu, kenapa dia memerlukan itu? Apa kondisi anakku separah itu? Aku yang menyaksikan tidak jauh dari mereka, hanya bisa terus berdoa kalau tidak ada hal buruk yang terjadi padanya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tunggu, kenapa dia memerlukan itu? Apa kondisi anakku separah itu? Aku yang menyaksikan tidak jauh dari mereka, hanya bisa terus berdoa kalau tidak ada hal buruk yang terjadi padanya saat ini. 

"Nyalakan sekarang..."

"Siap, satu, dua.... " Dokter itu menggunakan alatnya ke arah dada Jiseong. 

"Lagi, satu...dua...."

Suara alat itu membuatku takut. Tanganku gemetar karena tidak tahu bagaimana kondisi Jiseong saat ini. 

"Dia mulai bernafas kembali....."

Ucapan seorang suster membuatku merasa lega. Dokter tadi kembali sibuk memeriksa dan memasang beberapa selang pada mulut serta hidung Jiseong. Aku tidak tahu seberapa parah pingsan yang di alami anak itu. 

Sampai beberapa menit kemudian, suster menjelaskan padaku kalau anakku mengalami kambuh asma yang sangat parah.

"Sebelum pingsan, mungkin otaknya mengalami stress atau depresi. Hal itu yang menyebabkan aliran oksigen dalam otaknya berkurang. Mungkin dia tidak bisa selamat kalau kami terlambat menanganinya, tapi sepertinya takdir masih berpihak padanya. Nafasnya masih sangat lemah. Dia akan mendapatkan perawatan intens di sini sampai dia tersadar nanti. Kau bisa mengisi beberapa lembar formulir terlebih dulu di lobby"

Nafasku seakan terhenti saat mendengarkan penjelasan itu. Bagaimana kalau dia tidak bisa selamat tadi? Bagaimana kalau aku terlambat membawanya ke sini? Kenapa dia bisa mengalami stress? Apa karena dia mendengarkan pertengkaranku tadi dengan Junmyeon? 

The CureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang