Sense

510 49 19
                                    

"Aku.....tidak ingin membuat Jiseong menderita lebih lama" Chorong menjelaskan alasannya. 

"Apa kau yakin? Aku tidak ingin menerima keputusanmu yang terburu-buru ini. Lebih baik, kau pikirkan kembali ucapanmu itu"

"Tapi, Seonsaengnim....."

"Kau hanya lelah. Pikiranmu tidak berjalan jernih sekarang. Hanya karena kau sudah menemui keluargaku, bukan berarti kalau aku akan menyetujui ucapanmu"

"Seonsaengnim......"

"Berhentilah membahas hal itu sekarang juga"

Chorong tidak bisa mengucapkan apapun. Walaupun usia mereka sama, tapi dia menghargai kekasihnya itu yang merupakan seorang dosen. Jadi dia memilih untuk diam sampai mobil kembali berjalan dan sampai di tempat tujuannya. 

"Apa kau marah padaku?" 

"Tidak..." Chorong melepaskan sabuk pengamannya dan langsung keluar dari mobil. 

Junmyeon langsung menyusulnya. 

"Kenapa sikapmu seperti ini padaku?"

Chorong menghentikan langkahnya dan membalikkan badan. 

"Aku ingin kau menjawab jujur pertanyaanku, Seonsaengnim. Apa tujuanmu menjadikanku kekasihmu? Apa kau tidak ingin menikahiku?"

"Mwo? Apa maksudmu? Kau ingin membahas hal ini lagi? Sudah ku bilang padamu, ucapanmu tadi hanya keputusan terburu-buru saja. Bukan berarti aku tidak ingin menikahimu"

"Lalu, kenapa kau tidak menyetujui saranku tadi? Apa kau tidak ingin melihat anakmu bahagia?"

"Chorong'ah........"

"Apa kau benar-benar menyukaiku, Seonsaengnim? Aku tidak tahu bagaimana perasaanmu yang sebenarnya padaku saat ini"

Junmyeon menghelas nafasnya. Mereka berdua terdiam. 

"Aku berempati pada anakmu, maka dari itu aku mencoba mengusulkan hal itu padamu. Bukankah kau yang memintaku dari awal untuk menjadi Ibu dari Jiseong? Kenapa sekarang kau tidak ingin menanggapi pembahasan ini sama sekali?"

Junmyeon masih berdiri terdiam. 

"Apa kau belum sepenuhnya membuka perasaanmu padaku, Seonsaengnim? Apa kau masih belum melupakan mendiang kekasihmu?"

"Mworago?"

"Maaf kalau aku harus membahasnya. Mungkin aku memang hanya merasa lelah. Aku tidak seharusnya membuka pembicaraan seperti ini sejak di perjalanan tadi. Terimakasih sudah mengantarku pulang dan selamat malam, Seonsaengnim...." Chorong membungkukkan badan dan berjalan masuk ke dalam pintu gerbang rumahnya. 

Keesokan harinya..

Jiseong yang sudah mengenakan seragamnya tampak menyelesaikan sarapannya dengan cepat dan langsung menuju ke kamarnya di lantai atas. Junmyeon memperhatikan Jiseong lebih bersemangat sejak bangun dari tidurnya tadi. Tidak berapa lama kemudian, anak itu kembali turun dengan tas sekolahnya. Dia juga terlihat membawa tas kecil di salah satu tangannya. 

"Apa yang kau bawa itu?"

"Ahjumma, ma-maksudku, Eomma menyuruhku untuk bermain bersama teman-temanku di sekolah. Karena aku tidak bisa sering berlari, jadi aku memutuskan untuk membawa beberapa mainan hari ini"

The CureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang