Longing

443 52 10
                                    

Keesokan paginya.. 

Chorong membuka kedua matanya perlahan. Dia melihat sinar matahari sudah masuk lewat celah jendela kamarnya sendiri. Matanya mengerjap beberapa kali untuk menyadarkan kesadarannya. Dia menengok ke sekitarnya dan mendapati dia berada di atas tempat tidur. 

"Mwo? Tempat tidur?" Chorong baru tersadar dan langsung bangun dari posisi tidurnya. 

Sayup-sayup terdengar suara tertawa anaknya bersama dengan seseorang. Tiba-tiba dia merasa gugup saat mengetahui siapa pemilik suara itu. Dia berdiam diri terlebih dulu sebelum turun dari tempat tidur itu. Chorong tidak tahu apa yang harus di lakukannya. Dia berjalan mondar-mandir sebentar untuk menghilangkan rasa gugupnya. 

"Tunggu, kenapa aku menjadi seperti ini?" Chorong mulai berjalan ke arah pintu dan membukanya pelan. Dia menutupnya lagi saat melihat Junmyeon sedang bermain dengan Jiseong. 

"A-apa yang harus ku lakukan?" Chorong menggigiti jarinya sendiri. 

"Aishh, suasana pasti akan menjadi canggung saat aku keluar dari sini"

"Appa, apa Eomma belum bangun? Sampai kapan dia akan tertidur?" Suara Jiseong bisa di dengar oleh Chorong.

"Bagaimana kalau kita mengeceknya bersama?"

Chorong terkejut. Dia menjadi panik saat mengetahui mereka berdua akan masuk ke dalam kamarnya. Dengan cepat, dia langsung naik kembali ke atas tempat tidur dan menyelimuti tubuhnya. Kedua matanya juga langsung terpejam, begitu gagang pintu terlihat bergerak. 

"Eoh? Dia masih tertidur. Apa dia sangat lelah kemarin?" Suara Jiseong terdengar mendekat ke arah Chorong. 

"Biarkan saja. Dia pasti akan bangun kalau perutnya lapar"

"Appa, semalam Eomma makan banyak sekali. Mungkin kita harus membuat sarapan yang lebih banyak lagi untuknya, Appa"

"Benarkah? Apa kau tidak tahu penyebab dari nafsu makannya bertambah?"

"Aku tahu. Aku akan memiliki 3 orang adik sekarang" Jiseong menunjukkan senyumnya ke arah Junmyeon. 

"Kau sudah tahu?"

"Nde, Eomma yang memberitahuku semalam"

"Apa kau ingin memberikan nama kepada adik-adikmu, Jiseong'ah?"

"Aku akan memikirkannya nanti. Lihatlah, Appa. Sekarang aku bisa melihat perut Eomma semakin membesar" Jiseong semakin mendekatkan tubuhnya ke arah tempat tidur. Dia juga mengelus lembut perut Chorong yang tertutup oleh selimut. 

"Appa, bagaimana kalau kita memberikan kejutan untuk Eomma saat dia bangun nanti?"

"Kejutan?"

"Nde. Aku memiliki banyak balon yang ku beli bersama Areum waktu itu. Kita bisa meniupnya bersama dan menghiasnya di ruang makan"

"Kenapa di ruang makan?"

"Adik-adik ku pasti kelaparan dan Eomma akan menuju ke sana setelah bangun nanti. Aku ingin mereka melihat kebaikanku yang menyediakan hadiah spesial untuk mereka"

Perlahan, Chorong mulai mengangkat kedua bibirnya untuk membuat sebuah senyuman. Junmyeon yang mengetahui hal itu, juga tidak bisa menyembunyikan senyumannya. 

The CureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang