Tough

391 51 2
                                    

Rumah Sakit.. 

Junmyeon terlihat memegangi kepalanya saat sedang duduk menunggu dua hasil pemeriksaan dari Istri dan juga Anaknya. Dia terdiam mendengarkan kronologi dari apa yang menimpa pada Jiseong dari salah satu Guru. 

"Jiseong bersikeras untuk melakukan kegiatan olahraga tadi pagi. Dia juga meminta saya untuk membiarkannya mencoba beberapa pemanasan sebelum memulai pelajaran. Karena dia pikir penyakitnya tidak akan kambuh lagi, dia mulai melakukan lari mengelilingi lapangan. Sampai akhirnya dia berhenti dan terjatuh karena nafasnya yang sesak. Saya yang masih berada di sana, langsung membawa Jiseong menuju mobil sang sopir dan menuju ke sini. Maafkan kesalahan saya, Tuan Kim. Seharusnya saya tidak mengizinkan Jiseong untuk mengikuti kegiatan pelajaran olahraga hari ini. Sekali lagi, saya meminta maaf" Seorang Guru yang berada di depan Junmyeon, mulai membungkukkan badan. 

Hanya terdengar helaan nafas berat dari Junmyeon. Guru itu belum menegakkan berdirinya sebelum mendengar suara dari Ayah Jiseong itu. 

"Tidak apa, Seonsaengnim. Suster mengatakan kalau kondisinya sudah stabil"

Guru itu perlahan mengangkat tubuhnya. Kedua tangannya masih di taruh di depan untuk menaruh rasa hormat kepada Junmyeon. 

"Kau bisa pergi sekarang. Terima kasih sudah mengantarnya ke sini"

"Saya akan membayar biaya perawatannya"

Guru itu berkali-kali meminta maaf kembali sebelum akhirnya memutuskan untuk pamit dari hadapannya. Junmyeon kembali memusatkan pandangannya ke lantai setelah melihat Guru itu menjauh darinya. Kedua tangannya juga tampak mengusap wajahnya beberapa kali untuk menghilangkan rasa khawatir serta takutnya. 

Tidak berapa lama kemudian, sebuah pintu yang berada di dekat Junmyeon terbuka, keluarlah seorang suster yang memanggil namanya supaya masuk ke dalam menemui seorang dokter. Dia langsung berdiri dari duduknya dan mengikuti perintah suster itu. 

Di dalam ruangan, Junmyeon kembali memegangi kepalanya sampai memijat dahi nya sendiri saat Dokter itu mulai menjelaskan... 

"Pendarahan yang terjadi pada istrimu disebabkan karena faktor kehamilan di luar kandungannya. Dia mempunyai dua janin di dalam perutnya. Tapi keduanya mulai berkembang di luar rahim sehingga bisa membahayakan kondisi kesehatan sang Ibu. Saluran yang menghubungkan ovariumnya bisa saja pecah jika terlalu memaksakan diri untuk mempertahankan kandungannya ini. Rasa nyeri yang dia rasakan tadi juga menandakan adanya infeksi pada panggulnya, sehingga kami menyarankan untuk mengangkat janinnya secepatnya supaya sang Ibu bisa sehat kembali"

Junmyeon menggelengkan kepalanya pelan. Dia sesekali menundukkan kepalanya dan melihat kembali ke arah Dokter. 

"A-apa tidak ada cara lain supaya kau bisa menyelamatkan kandungannya?"

"Maafkan aku, Tuan Kim, tapi tidak ada yang bisa ku lakukan. Hal itu sangat berisiko untuk istrimu. Dia bisa saja meninggal demi mempertahankan kandungannya itu. Kalau dia tetap memaksakan untuk mempertahankannya, janinnya akan berkembang tidak normal dan menyebabkan pendarahan yang lebih parah pada istrimu nantinya. Lebih baik kita mencegah hal itu terjadi dan mengambil tindakan secepatnya"

"Tapi, itu juga sama saja membunuh calon anakku sendiri"

"Tuan Kim, aku tahu ini sangat berat untukmu, tapi pilihan paling aman untuk saat ini adalah dengan menggugurkan kandungannya. Kau bisa melakukan program kehamilan kembali setelah operasi dan proses penyembuhan di lakukan"

The CureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang