Harassment

707 64 0
                                    

Chorong PoV


"Oppa, ada apa dengan lelaki itu?" Aku sedikit berbisik melihat seorang pria menangis di depan ruangan khusus bayi yang baru lahir. 

"Mungkin dia merasa senang dengan saat melihat anaknya sendiri"

Aku mengangguk pelan sambil berjalan menggandeng lengan suamiku ini. Kami menikah tahun lalu di saat usiaku genap 21 tahun. Suamiku mempunyai usia 3 tahun lebih tua dariku. Aku bertemu dengannya saat sedang bekerja di salah satu tempat mengajar anak-anak. Aku memutuskan untuk menjadi tenaga pengajar selepas lulus SMA karena kecintaanku kepada anak kecil. Setelah satu tahun menikah, akhirnya aku di nyatakan hamil. Kami berdua menemui dokter pagi tadi untuk memeriksakan kandunganku. 

"Kemana kau akan pergi setelah ini?" 

"Kita pulang saja. Aku merasa mudah lelah akhir-akhir ini"

"Arasseo. Kita pulang sekarang"

Aku selalu senang saat melakukan kontak fisik dengan suamiku di tempat ramai. Karena banyak orang akan merasa iri dengan kemesraan kami berdua. Suamiku tidak segan merangkul pinggangku dan memegang tanganku selama berjalan sejak tadi. 

"Doojoon oppa, apa kau sakit?" Aku merasakan sentuhan tangannya yang lebih hangat dari biasanya. 

"Tidak. Waeyeo?"

"Tidak apa"

Kami berjalan keluar rumah sakit untuk menuju mobil. Tidak butuh waktu lama, kami sudah berada di perjalanan menuju rumah. Ponselku berbunyi. Bisa ditebak siapa yang meneleponku. Aku menengok sebentar ke arah Doojoon oppa sebelum menjawabnya. 

"Yeobuseyeo?"

"Bagaimana hasilnya? Apa benar kau hamil?"

"Nde, Eomma..."

"Syukurlah. Aku sudah lama menantikan kehadiran cucu pertamaku"

"Kau harus menunggu sampai 8 bulan lagi, Eomma"

"Aku tahu. Aku hanya merasa tidak sabar untuk menggendong seorang bayi yang lahir darimu"

Aku hanya bisa tersenyum kecil mendengar suara senang dari Ibuku itu. 

"Apa dia masih memperlakukanmu dengan baik?"

Aku sedikit melirik ke arah suamiku yang sedang fokus menyetir. 

"Nde, Eomma...."

"Kau belum bisa mengunjungiku?"

"Mungkin nanti. Aku akan membicarakannya dengan Doojoon oppa terlebih dahulu. Dia masih sibuk dengan kegiatan di tempat mengajar"

"Arasseo. Yang terpenting, jaga kesehatanmu. Dan langsung kabari aku kalau dia berani memukulmu lagi"

"Nde. Kau juga jaga kesehatan, Eomma.."

Aku mengakhiri panggilan dan menatap layar ponselku yang ku pangku. Tidak ada pembicaraan sejak aku dan Doojoon oppa masuk ke dalam mobil tadi. Aku memilih untuk memainkan ponselku dengan mengecek beberapa pesan yang masuk dari teman-teman kerjaku dulu. 

The CureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang