Discuss

461 49 3
                                    

Pagi hari.. 

Jiseong menatap khawatir ke arah wajah Chorong saat sang Ibu sedang menghabiskan sarapannya di atas tempat tidur. Dia bahkan membantu Chorong saat ingin mengambil gelas minumannya dari atas meja. 

"Eomma, kau masih sakit?"

"Sedikit.." Chorong menaruh tray makanannya di meja samping. 

"Kau baik-baik saja? Sebaiknya kau meminta Appa untuk membawamu ke rumah sakit"

"Aku baik-baik saja, Jiseong'ah, jangan khawatir...." Chorong menunjukkan senyumnya pada Jiseong yang berdiri di sebelahnya. 

Jiseong bahkan masih bisa merasakan hawa hangat pada tangan Ibunya. Dia memutuskan untuk menghampiri sang Ayah yang sedang berbicara dengan Pamannya di dekat pintu. Saat itu juga, Liu berjalan menghampiri dan duduk di sisi tempat tidur. 

"Maafkan aku, eonnie. Rencana liburan kalian jadi berantakan karenaku"

"Tidak apa. Aku lebih mengkhawatirkan kesehatanmu di bandingkan dengan liburan ini" Liu berbicara sambil mengelus lembut perut besarnya. 

"Sudah berapa bulan usia kandunganmu?"

"Hampir 6 bulan. Aku sebenarnya tidak diperbolehkan oleh suamiku untuk datang ke Seoul lagi untuk menjaga kandunganku ini. Tapi, aku merasa masih kuat dan bayi ini juga terasa lebih aktif bergerak ketika aku mengajaknya bepergian jauh"

Chorong memandang perut besar itu yang sekarang bergerak sedikit karena adanya tendangan pada bayi di dalamnya. 

"Kau masih tidak ingin merubah keputusanmu?"

"Nde?" Chorong mulai melihat ke arah wajah wanita itu. 

"Mengenai kehamilan"

"Aku masih harus fokus kuliah, eonnie. Aku tidak ingin mengganggu aktivitas ku itu"

"Mungkin kau ada benarnya. Tapi entah kenapa, aku melihat sebuah keinginan pada matamu itu saat melihat perutku ini"

"Nde? Ti-tidak. Aku hanya merasa terkesima setiap melihat bayi bergerak selama di dalam kandungan"

"Apa kau tidak ingin mengalaminya lagi? Aku yakin kalau kau juga pernah berpikir ulang mengenai keputusanmu"

"Sejujurnya, aku tidak tahu, eonnie. Mungkin aku terlalu egois pada diriku sendiri sampai harus mengenyampingkan keinginanku"

"Aku tahu kalau kau sangat menyayangi Jiseong. Tapi, sepertinya dia juga ingin melihatmu bahagia dan sehat kembali. Maaf karena aku harus berbicara padamu seperti ini, tapi aku ingin kau mengikuti hatimu. Aku tahu kalau kau masih ingin berkuliah dan menyelesaikan pendidikanmu yang tertunda itu. Tapi setidaknya pikirkan kembali semuanya. Kau mempunyai seorang suami yang berprofesi sebagai dosen. Apa kau pikir dia tidak akan membantumu untuk urusan perkuliahanmu?"

"Eonnie, aku tidak suka kalau dia ikut campur dalam masalah nilai-nilaiku"

"Aku tidak mengatakan mengenai hal itu. Tapi tentang perhatiannya padamu. Mungkin kalian memang mahasiswa dan dosen selama di kampus. Tapi kalian berdua sudah menikah. Tidak ada salahnya kalau Junmyeon menaruh perhatian lebih padamu dalam hal kesehatan. Walaupun kau hamil sekalipun, kau masih tetap berstatus sebagai istrinya. Aku juga yakin kalau dia selalu memperhatikanmu selama berkuliah"

The CureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang