Mood

560 56 0
                                    

Pagi hari...

Sebuah ketukan pintu kamar, tidak membuat dua orang yang berbaring di atas tempat tidur bergerak sedikit pun. Bahkan suara Ibunya juga tidak membuat Junmyeon terbangun. Sampai sebuah tangan yang mengenai wajahnya mulai membuat matanya perlahan terbuka. 

"Jiseong'ah, kau sudah bangun?" Junmyeon berusaha untuk mengembalikan kesadarannya. 

Anaknya hanya memberi tanggapan dengan tepukan kembali ke wajahnya. Menyadari ada sesuatu yang tidak wajar, Junmyeon bangun dalam posisi duduk dan mendapati anaknya yang sedang kesulitan bernafas. Dengan cepat, dia mengambil alat nebulizer dari laci meja di sebelahnya dan menempatkannya pada mulut anaknya.

 Dengan cepat, dia mengambil alat nebulizer dari laci meja di sebelahnya dan menempatkannya pada mulut anaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bernafaslah pelan-pelan. Benar, seperti itu...." Junmyeon menekan atas alat itu sambil terus memberikan arahan pada Jiseong. Seperti sudah terbiasa, Junmyeon tidak merasa panik sedikit pun sampai anaknya sudah tenang kembali. 

"Aku akan melarangmu untuk pergi keluar rumah sampai malam lagi seperti kemarin" Ucap Junmyeon sambil melepaskan alat itu dan memasukkannya kembali ke dalam laci. 

"Kau juga tidak diperbolehkan berlari dengan memaksakan dirimu. Kau sudah merepotkan Halmeoni seharian kemarin. Kondisi tubuhmu juga belum pulih sepenuhnya" Junmyeon membantu anaknya untuk bangun dari posisi tidurnya. 

"Tunggulah di sini, aku akan menyiapkan air hangat untuk kau gunakan mandi"

"Tidak perlu" Jiseong membuka selimut dan menurunkan kedua kakinya dari atas tempat tidur. Dia langsung beranjak ke kamar mandi dengan meninggalkan sang Ayah yang sedang menghela nafas beratnya karena melihat sikapnya itu. 

Junmyeon teringat saat Jiseong mulai terlihat berbeda dari anak lainnya di usia 2 tahunnya. Dia belum bisa berjalan maupun mengucapkan satu kata pun. Waktu itu Junmyeon lebih sering menyerahkan semuanya kepada dokter karena kesibukannya mengajar. Bahkan kedua orangtuanya juga tidak bisa mengurusnya setiap hari. Perkembangan Jiseong akhirnya bisa terlihat setiap tahunnya. Tapi sikapnya menjadi tidak biasa karena sering berlaku tidak sopan dengan siapapun termasuk keluarganya sendiri. Ayah Junmyeon masih sering memarahi anaknya dengan membahas masalah perbuatan yang memalukan nama keluarganya itu dengan mengaitkan munculnya sikap tidak sopan Jiseong. Junmyeon lebih memilih untuk diam dan tinggal berdua dengan anaknya di rumah barunya. Hanya setiap akhir minggu saja, mereka akan menginap di rumah orang tua Junmyeon. 

Pintu kamar kembali terketuk. Dia beranjak dari tempat tidur sambil menggaruk-garuk rambutnya sendiri. 

"Saengil chukhae!!" Kakaknya langsung menyambut dengan pelukan begitu Junmyeon membuka pintu. 

"Hyung, kenapa kau bertelanjang dada seperti ini? Tubuhmu juga dingin sekali" Junmyeon melepaskan pelukan kakaknya itu. 

"Aku baru saja selesai berenang"

The CureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang