Locate

391 48 11
                                    

Sebuah rumah.. 

"Apa kita harus membiarkannya terus seperti itu? Aku belum pernah melihat dia menjadi pendiam sebelumnya" Ucap Ibu Junmyeon setelah mengecek keadaan anaknya di dalam kamar. 

"Dia sangat kekanak-kanakan. Apa kau tidak ingat di saat Jisoo meninggal? Dia juga tidak bisa melakukan apapun seperti sekarang ini. Biarkan dia menyadari kesalahannya. Dia jelas sekali selalu tidak bisa memperlakukan wanita dengan baik. Aku sudah memperingatkan beberapa kali untuk tidak menjadikan Chorong sebagai korbannya lagi. Tapi dia tidak mendengarkanku dengan baik" Ayah Junmyeon berbicara sebelum meminum kopinya. 

"Apa yang kau bicarakan? Chorong hanya pergi dari rumah, status mereka masih suami-istri. Tapi ini sudah lebih dari dua bulan sejak kepergiannya. Bahkan kita pun tidak bisa menemukannya sama sekali. Kedua orangtuanya juga merasa kesal karena baru mendapatkan berita tentang hilangnya Chorong kemarin"

"Biarkan saja. Wanita itu pasti sedang meratapi kesedihannya karena perlakuan buruk dari Junmyeon. Biarkan Chorong untuk menenangkan dirinya terlebih dulu. Pasti butuh waktu lama baginya untuk memulihkan kondisi yang seperti itu"

"Apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka? Junmyeon tidak mungkin meminta paksa istrinya sendiri untuk memuaskannya. Pasti ada sesuatu yang menyebabkan dia menjadi seperti itu"

"Berhentilah membela anakmu sendiri. Kau juga terlalu memanjakannya sejak kecil, jadi sikapnya menjadi tidak bisa di kontrol saat sudah dewasa"

"Kau menyalahkanku? Bukankah kau yang selalu menekannya untuk fokus belajar dan mendapatkan nilai tertinggi? Da merasa tidak bebas dan memilih untuk mengikuti kemauannya sendiri sampai dia bisa menghamili seorang perempuan muda"

"Mwo? Kau yang bertanggung jawab dalam mendidiknya. Kau seharusnya mengajari bagaimana cara memperlakukan wanita dengan baik. Dia menjadi anak yang tumbuh dengan banyak nafsu seperti itu"

"Omo! Jaga ucapanmu. Itu adalah hal yang wajar karena dia seorang lelaki. Dia seharusnya tidak terkekang olehmu yang selalu memintanya unggul dalam setiap pelajaran sampai melupakan tentang perasaannya sendiri. Jadi, dia melampiaskan semuanya saat sudah menikah seperti ini"

"Eomma, Appa, hentikan" Suara Siwon membuat mereka berdua menengok ke arahnya. 

"Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian malah berdebat seperti itu?"

"Ka-kami hanya....."

"Kalian seharusnya menjaga perasaan anak kalian sendiri. Terlebih, Jiseong sedang berada di sini" Siwon menengok ke arah sebelahnya.

"Kau akan pergi?" Ibu Siwon melihat anaknya sudah memakai jaketnya.

"Nde. Aku akan pergi keluar bersama Jiseong. Nanti malam kami akan kembali"

"Arasseo, berhati-hatilah..."

Jiseong membungkukkan badannya kepada Kakek dan Neneknya sebelum dia dibawa keluar oleh Pamannya. 

"Masuklah..." Siwon membuka pintu mobilnya untuk Jiseong. 

"Kamsahamnida" Ucap Jiseong sebelum naik dan duduk di kursi sebelah pengemudi. 

Selama di perjalanan, belum ada yang berbicara satu pun. Sampai Jiseong yang memulainya lebih dulu. 

"Kemana Paman akan membawaku hari ini? Apa kita akan bermain?"

The CureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang