Emotional

429 41 0
                                    

Sebuah rumah... 

Junmyeon melempar tas Jiseong ke arah tempat tidur dan kedua tangannya bertolak pinggang. Dia menunggu sang anak yang sejak turun dari mobil tadi berjalan di belakangnya. Saat melihat Jiseong memasuki pintu, Junmyeon memegangi kepalanya sejenak sebelum berdiri di hadapan anaknya yang sudah terduduk di sisi tempat tidur. 

"Berapa kali aku harus berhadapan dengan Guru mu di sekolah, eoh? Ini sudah yang kedua kalinya sementara kau baru melewati dua bulan belajar di tempat itu"

"Aku tidak ingin bersekolah lagi" Ucap Jiseong sambil menundukkan kepalanya. 

"Wae? Berikan alasanmu padaku sekarang"

"Teman-temanku selalu mengejekku. Aku tidak bisa menahan rasa kesalku lagi saat menghadapi mereka"

"Hanya karena itu?"

"N-nde?" Jiseong perlahan mengangkat kepalanya. 

"Kau harus belajar menghadapi suasana seperti itu. Saat kau dewasa nanti, kau akan terbiasa saat mendengar ucapan buruk orang-orang padamu"

"Appa, apa kau tahu kalau aku sangat membenci sifatmu ini?"

"Mwo?"

"Aku tidak akan pergi ke sekolah lagi mulai besok"

"Kim Jiseong"

"Aku tidak suka dengan sekolah"

"Kim Jiseong!"

Jiseong terkejut dengan teriakan kencang Ayahnya. 

"Kau seorang laki-laki. Kau tidak bisa menyerah begitu saja hanya karena masalah itu"

"Aku tidak mempunyai teman di sekolah" Mata Jiseong mulai berkaca-kaca. 

"Aku juga tidak berani saat harus berjalan ke kelas. Mereka selalu melihat ke arah ku dengan tatapan yang aneh. Waeyeo, Appa? Apa ada yang salah denganku? Kenapa mereka tidak ada yang ingin berteman denganku? Dan kenapa kau selalu marah dan berteriak padaku? Apa aku sudah menjadi anak yang nakal sekarang?" Ucapan Jiseong terbata-bata karena dia sudah menangis. 

Junmyeon kembali merasa bersalah saat harus melihat anaknya seperti ini. Dia duduk di sebelah Jiseong dan langsung memeluknya erat. Tangis Jiseong semakin kencang. Dia terus mempertanyakan tentang kesalahan apa yang di buatnya sampai membuat Junmyeon selalu marah padanya. 

Hampir 30 menit, Junmyeon berusaha menenangkan anaknya. Dengan masih mengenakan seragam sekolahnya, Jiseong sudah tertidur pulas. Junmyeon menggendongnya untuk menidurkannya di atas tempat tidur. Saat sedang mengelus wajah Jiseong, Junmyeon teringat dengan Jisoo karena wajah mereka yang sangat mirip. Junmyeon menghela nafasnya pelan sebelum mencium lembut kening anaknya. Saat ingin menyelimutinya, dia mendapati beberapa kertas kecil yang keluar dari saku celana Jiseong. Junmyeon mengeluarkan beberapa kertas yang sudah tidak berbentuk lagi. Dia terkejut saat membuka lembar per lembar kertas yang merupakan foto itu. Junmyeon merapihkan foto-foto Jisoo dan menjajarkannya di meja kecil samping tempat tidur. Foto-foto itu kembali mengingatkannya mengenai kenangannya pada Jisoo. Karena dia yang mengambil foto itu dengan kamera Jisoo.

Junmyeon keluar kamar dan terdiam di balik pintu. Kedua tangannya mengusap wajahnya sendiri beberapa kali... 

"Tuan Kim, anda baik-baik saja?" 

The CureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang