Bab 10 ǁ Perdebatan Dua Orang Dewasa

15.6K 1.4K 15
                                    

Valerie memegang ujung lengan hoodie Haikal sebelum laki-laki itu pamit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Valerie memegang ujung lengan hoodie Haikal sebelum laki-laki itu pamit. Membuatnya mendapatkan tatapan tanya. Ia melepas cekalan dan mengangkat tangan dengan merentangkan kelima jari ketika telah mendapatkan atensi.

"Chef, parkir dulu!" pintanya sambil mengendikkan dagu ke kiri belakang di mana terdapat jejeran motor para pengunjung restoran.

"Kamu mau traktir saya?" Haikal bertanya dengan nada ragu.

Perempuan yang warna bibirnya sudah kembali normal—merah muda alami—mengacungkan ibu jari dan tersenyum lebar.

"Ayo! Ini sebagai rasa terima kasih bukan terima sayang kok." Ia berkata tanpa canggung. Tangannya mendorong pelan lengan kiri Haikal untuk segera menempatkan motornya.

Laki-laki itu menarik kedua sudut bibir ke atas dari balik helm. Ia menjadi berpikir bahwa Valerie sudah terkena habit menggombal Lutfi karena setiap hari mereka bertemu, kecuali jika salah satu sedang libur. Tambah lagi Lutfi bersedia menjadi kakak Valerie. Di matanya, Lutfi memang dapat bersikap sebagai teman maupun kakak untuk Valerie. Di antara mereka berlima—ia, Adnan, Lutfi, Maha, dan Dito—, yang paling akrab dengan Valerie adalah Lutfi. Sebenarnya, Adnan termasuk, tetapi ia merasa ada sesuatu yang beda dengan kedekatan Adnan dan Valerie. Tidak seperti Lutfi dan Valerie yang mengalir begitu saja. 

"Chef!" seru Valerie karena Haikal tidak kunjung bergerak dan hanya menatapnya. Ia jadi risi.

Tanpa membalas seruan itu, Haikal lantas menarik gas dan menempatkan motor di bawah pohon palem setinggi kira-kira 7 meter.

A Bit of Joy Restaurant and Pastry. Haikal membaca dalam hati tulisan dengan pijaran merah dan kuning terang yang ada di bagian atas pintu kaca yang menghadap Selatan. Namun, tidak benar-benar di atasnya. Ini adalah kedua kali dirinya menginjakkan kaki di pelataran restoran bersama Valerie.

Tempat ini didominasi kuning dan putih mulai dari tembok, lampu, hingga isi ruangannya. Hal ini menciptakan atmosfer hangat serta cerah. Para pengunjung dapat merasakan suasana itu hanya dengan menatap dari luar restoran, termasuk Haikal dan Valerie.

Valerie segera menarik lengan Haikal untuk belok ke kiri di mana pastry outlet berada. Sementara itu, untuk yang kanan adalah restoran dengan berbagai menu masakan Eropa. Kedua tempat itu hanya dibatasi oleh pintu kaca kedua untuk masuk ke bagian pastry.

Alih-alih memesan, Valerie mengambil tempat duduk di sudut Barat. Ia memendarkan binar mata di setiap inchi ruangan tersebut, kemudian pandangannya berhenti pada satu titik. Senyum bahagia tercetak jelas menghiasi wajah antusiasnya.

Haikal hanya menurut tanpa ekspresi dan suara sembari memperhatikan ekspresi gadis itu. Ia sedikit menoleh ke kanan belakang untuk mengikuti ke mana pandangan Valerie tertuju. Matanya kembali menatap Valerie, lalu ke titik itu lagi. Ada kerutan di dahi ketika yakin Valerie tengah memperhatikan etalase kaca berisi bermacam varian cupcake[32] dan muffin[33].

Tasteless ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang