Sesampainya di depan gerbang rumah,Melody membayar ojek online yang mengantarnya itu,
Kemudian berjalan membuka pintu.
Masuk kekamarnya dan segera membersihkan diri dari kotoran yang terbawa pulang dari Baksan.Direbahkan tubuhnya kasar di atas kasur kecintaannya,sesekali berguling kesana kemari sambil menenggelamkan wajah.
Tak lama,kegelisahannya berujung pada sebuah Notebook cokelat miliknya,berisi rangkaian kata-kata atau isi hati Melody selama ini.
Ia termasuk sosok yang periang dan energic sampai diberi julukan 'kurang waras' oleh teman-temannya,karena ia terlalu sulit diam dan selalu banyak tingkah.Tapi siapa yang tahu isi hati seseorang? Bahwa sebenarnya ia sangat merindukan kasih sayang? Kasih sayang seorang ayah yang jarang sekali ia dapatkan. Ayahnya yang selalu pulang dari kantor sudah larut malam,dan ayahnya yang menghabiskan waktu libur untuk pergi keluar dan pulang dengan keadaan mabuk. Apa Melody tetap jadi sosok periang di belakang kungkungan semua orang? Tentu saja tidak.
Perlahan Melody menuliskan isi hatinya,Layu.
Pupukpun tak bisa menyuburkan hati yang rindu.
rindu akan pelukan ataupun sekedar guratan senyum dari seseorang yang ditunggu.
Rindu yang selalu menggebu setiap waktu.
siapa yang tau wujud hatiku saat ini?
mungkin sudah hancur bagai kepingan kertas yang koyak karna tersakiti.
Rinduku tak ada balasnya,
Tuhan-pun tak pernah angkat bicara.
takdir yang mencabik dasar hati dan menuntutku untuk selalu menutupi luka ini.Melody mendesah akan kegelisahannya,sudah hampir 5 hari dia tidak bertemu ayah.
Sampai saat ini Delinapun belum pulang juga,benar-benar membosankan.Melody yang sedari tadi berkutat dengan bantal dan selimut perlahan terlelap. Matanya yang sayu menunjukan kesedihan,Melody adalah gadis yang pandai menyembunyikan perasaan,sehingga semua orang mengira ia adalah gadis yang bahagia setiap saat tanpa air mata.
Begitulah Melody,tak ingin orang lain ikut terenyuh kepada kepedihannya,jadi dia sering memendam perasaan sendirian.
Melody marah akan dirinya sendiri,itulah sebabnya Melody selalu menagis ataupun teriak di depan kaca. Dia merasa seakan dia adalah gadis yang paling tidak bertuntung,
Melody jauh dari kata sempurna. Tampangnya yang pas-pasan,otak yang tidak pintar,serta tinggi badan yang tidak ideal. Tapi ada satu kelebihan Melody,pandai dalam bidang seni,dan pandai menuangkan kata pada selembar kertas. Melody punya suara yang bisa dibilang bagus,badan lentur, dan kemampuan menggambar.....
"Assalamualaikum,Mel,bunda and azka homee!" Seru Delina seraya mencari keberadaan Melody.
"Bundaaa,Kamel mana ya??" Tanya Azka.
"Kamel belum pulang apa ya? Kok sepi banget?"
"Kamelllll!!Azka udah pulang lhoo" teriak bocah itu.
"Bundadari,Kamel tu tidur deh bun" seru azka lagi.
Melody dan Azka sering memanggil bundanya dengan sapaan
'bundadari' yang sebenarnya adalah plesetan dari kata 'bidadari',berawal dari Azka yang mengucapkan kata itu,Melody pun ikut memanggilnya 'bundadari' saat sedang merengek atau meminta sesuatu....
Delina masuk ke kamar Melody,dan mendapati sang pemilik kamar tengah tertidur lelap. Senyumpun terukir dari bibir Delina,seraya mengelus puncak kepala Melody lembut.
Tak sengaja Delina melihat notebook coklat yang terkapar di sebelah Melody,sepertinya memang Melody baru saja menuliskan sesuatu. Beberapa halaman dibatasi dengan pulpen dan membuat buku itu menggembung,Delina membukanya dan mendapati puisi 'layu' yang baru saja di tulis Melody.
Delina tersenyum nanar kala membaca puisi yang Melody buat.
Delina tau betul Melody merindukan Ariyan~suaminya.Delina mengelus lembut pipi Melody,
sambil berbisik pelan."Maaf ya nak,bunda belum jadi pendengar yang baik buat kamu. Sampe-sampe kamu harus cerita sama buku kayak gini"
Delinapun mangangkat kakinya meninggalkan kamar,hatinya terenyuh ketika melihat Melody saat ini. Dibiarkannya Melody terlelap sampai pagi,Melody pasti lelah,dan sayangnya Delina tidak dapat menjadi sandaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody ✓
Teen FictionSemua yang berawal indah apa harus berakhir nanar seperti ini? Langit yang tadinya cerah sekarang selalu mendung. Meski ribuan faktor memaksa Melody untuk selalu tertawa,hatinya tak pernah sebahagia itu. Melody Sevilia Arkeila, Gadis yang patah kare...