Dengan gagah Melody menghampiri ketiga temannya yang berada di ujung pintu kelas,sambil sesekali bertepuk tangan.
Clap clap clap
"Gue si malu kalo jadi lo Yun,gimana dong Haidar udah liat?" Teriak Caca.
Melody benar-benar tertawa sekeras toa tukang parabot.
"Ruang musik yu" ucap Haidar,dan mendapat anggukan dari ketiga temannya.
....
Kali ini keempat manusia itu tengah duduk di ruang musik,dengan cemilan kripik songkong pedas yang membuat mereka sedikit berkeringat.
"Gila si,tadi mulut Melody lebih pedes dari ini kripik setan" kata Muntaz.
"Lo baru liat sekali ya Mun? Gue sering ngeliat Melody bikin anak orang ceming. Walaupun nada bicaranya santai,tapi kata-katanya menusuk jiwa" ujar Caca mantap.
"Lagian faedahnya dia labrak Melody apaansi?? Mau nyari mati sama gue? Segala bilang Melody 'jablay'. Pengen gue gampar tu bibir ampe jeding" Kata Haidar, kali ini Haidar berkata serius,nada bicaranya dingin. Seolah ia tak suka jika Melody di caci.
Caca dan Muntaz saling bertatapan, lalu keduanya tersenyum simpul. Seperti mengerti apa yang Haidar dan Melody rasakan.
"Apasi Dar,udah gapapa ko." Kata Melody sambil mengelus rambut Haidar lembut,sangat lembut.
"Ekhemm,Mel,Dar, gue sama Muntaz mau ke perpus dulu" Kata Caca.
Lalu Muntaz mengangguk,seraya mendekatkan bibirnya dengan telinga Haidar,lalu berbisik.
"Perjuangin kalo lo sayang" bisiknya.
Haidar mematung,apa ia menyayangi Melody lebih dari teman?
"Dar,malah bengong. Jelek lo bego"
Kata-kata Melody berhasil membuyarkan lamunan Haidar."Tadi aja lo lembut,ngelus-ngelus rambut gue sayang gitu. Sekarang malah ngatain gue jelek,udeh jelek pake bego lagi" ucap Haidar seraya mencebikkan mulutnya.
"Ihh najong geer,siapa yang sayang? Enek bgt gue" kata Melody.
"Diem,gamau ngomong sama Melody." Kata Haidar.
Sebenarnya ia hanya berpura-pura merajuk.
"Yaudah diem" kata Melody.
Haidar tetap bergeming, membelakangi Melody sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Benar-benar seperti anak kecil yang ngembek meminta susu.
"Darr??"
"Haidarrr..."
"Dar ini Mel udah lembut"
"Dar jangan ngambek yaa?? Kan bercanda."
"Maaf ya?? Maafin yaa??"
Kali ini Melody membujuk, sesekali menggoyangkan bahu Haidar yang masih membelakanginya.
Haidar membalikan badannya,mendapati Melody dengan matanya yang setia menatapnya. Haidar terdiam,dan membulatkan tekadnya penuh untuk bicara.
"Iya di maafin" kata Haidar.
"Yeyyy!! Sayang Haidarrr!!" Seru Melody lalu sedikit melompat ke tubuh Haidar dan memeluk laki-laki itu.
Haidar tersenyum dan membalas pelukan Melody. Mengeratkannya, agar Melody tidak buru-buru pergi.
"Mel,boleh gue ngomong sesuatu?" Kata Haidar tanpa melepaskan dekapannya.
Melody menggangguk di bahu Haidar,Haidar dapat merasakannya. Lalu melepaskan dekapannya.
"Sorry kalo gue terkesan alay atau gimana. Gue cuma mau nyampein apa yang gue rasain Mel" kata Haidar.
Setelah Haidar mendengar bisikan Muntaz tadi,rasanya Muntaz benar. Ia harus memperjuangkan Melody. Hanya Melody yang mampu membuat hatinya tenang hanya dengan menatap mata gadis itu. Mungkin ia memang belum merasakan rasa itu sepenuhnya,tapi Haidar yakin. Melodylah orang yang selama ini dia cari.
"Gue nyaman Mel sama lo,rasanya gue tenang aja kalo ada di samping lo kayak gini. Aneh ya? Gue juga ga tau Mel. Sekarang gue takut lo pergi,gue takut lo larut dalam kesedihan lo, gue takut lo balik sama Keivar. Gue tau mungkin kedengeran agak Freak,tapi gue sendiri gatau kapan rasa ini dateng. Gue ga minta lo buat ngerasain hal yang sama kaya yang gue rasain. Tapi untuk sekarang ataupun nanti,gue sayang lo Mel"
Melody terdiam,gugup. Apa Melody merasakan rasa sama?
"Lo ga perlu jawab Mel,lo ga perlu bilang 'iya' atau 'engga'." Lanjut Haidar.
Melody tetap mematung,perlahan Melody meletakkan tangannya di pipi Haidar.
"Dar,makasih udah bikin sesuatu yang hilang dari diri gue balik. Makasih udah bikin gue tenang pas lagi sedih hehe,makasih udah bikin gue lupa sama Keivar. Lo bikin gue nyaman sama lo,and yaa.. I don't know what to say but.."
Haidar langsung memotong omongan Melody.
"Jangan ngomong apapun kalo emang rasa lo itu berbanding terbalik sama apa yang gue rasain" kata Haidar.
"Ihh Haidar mahh,belom selesai ngomong udah dicelakkk" Seru Melody.
"But,gue rasa gue punya rasa yang sama kaya yang lo rasain" ucap Melody pelan.
"I know its too fast,Mel. Gue ga nembak ko,gue cuma mau lo tau apa yang gue rasain. Tapi gue mohon,jangan pergi ya Mel" Haidar kembali menarik Melody ke dalam pelukannya.
"Ga akan ko" bisik Melody.
"Kita harus kasih perasaan kita waktu,buat terus berkembang. Kita ga perlu pacaran Dar. Yang penting komitmen,tapi kalo emang mau terikat ya mungkin kita perlu ikatan yang jelas. Tapi ga sekarang,ngerti ya Dar? Mel tetep sayang ko" jelas Melody.
Haidar menggangguk mengerti. Lega rasanya sudah menyampaikan rasa yang menyeruak dari kemarin malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody ✓
Fiksi RemajaSemua yang berawal indah apa harus berakhir nanar seperti ini? Langit yang tadinya cerah sekarang selalu mendung. Meski ribuan faktor memaksa Melody untuk selalu tertawa,hatinya tak pernah sebahagia itu. Melody Sevilia Arkeila, Gadis yang patah kare...