empatpuluh (2)

40 2 0
                                    

1 bulan berlalu setelah semuanya berubah menjadi seperti semula,

Melody mengotak-ngatik laptop di depannya,entah apa yang ia ketik dengan jari-jari lentiknya itu. Hari ini Baksan mengadakan pensi yang biasa di selenggarakan setiap tahun, seluruh seksi acara terlihat sangat sibuk,ya seperti Melody misalnya,ia tengah mempersiapkan instrumen untuk penampilannya nanti.

"Nah ini kak instrumennya!" Seru Melody.

"Yaudah kamu siap-siap di backstage, dua penampilan lagi ya."

Melody melayangkan jempolnya,lalu pergi ke aula yang dijadikan backstage oleh para seksi acara. Melody telah meminta ketiga sahabatnya itu untuk berdiri di paling depan panggung,agar dapat melihat penampilannya dengan jelas.

1 penampilan lagi....

Penampilan selesai..

Now its my turn,

Gumam Melody dalam hati.

Melody berjalan anggun menuju panggung,dengan gaun putih tulang dan rambut hitam di gerai begitu saja,lengkap dengan sepatu hitam yang membuat penampilannya terlihat sempurna.

"Cek...yes,emm Hello everyone?!!!" Seru Melody di balik microphone.

"I'm Melody Sevilia Arkeila,saya akan membawakan musikalisasi puisi. Hope you guys enjoy it."

Suara riuh penonton memenuhi sisi panggung,telihat juga Caca,Muntaz,Haidar dan... Alexa berdiri di depan sana. Meneriakkan namanya dengan sangat keras. Alunan instrumen mulai di nyalakan, Melody telah siap dengan puisi yang tercatat di otaknya. Gadis itu duduk di tepi depan panggung,tujuannya adalah agar dekat dengan Haidar. Karna semua ini,memang diciptakan untuknya.

"Rumpang,
untukmu,yang membuat separuh diriku hilang."

Suara riuh dan tepuk tangan nyaring terdengar,puisi itu berlanjut,

"Serenggang jarak,dan sejauh angan.
Canggung dalam sebuah renungan,
menatap kosongnya jiwa selepas kepergian sang pujaan.

Ini bukan puisi para pujangga,
yang membahas indahnya cinta.
Sesak,jika harus dijabarkan,
terjerembab dalam kurungan dimensi yang tak pernah memudar.

Karena yang di nanti tak akan pernah berpulang,
maka tertawalah,tutupi sakit yang seiring waktu membuatmu jera.

Saya Melody Arkeila,sekian."

Lagi-lagi suara tepuk tangan memenuhi sisi panggung,seiring instrumen puisi yang berubah menjadi alunan instrumen lagu. Rumpang-Nadin Amizah,lagu yang akan Melody bawakan untuk menutup penampilannya kali ini.

Melody berdiri,menaruh microphonenya pada standmic di depannya,

"Pagi tadi aku masih menangis,

Ada rasa yang tak kunjung mati,

Ada seseorang di atasku,

Menahan semua rasa malu....

Sempat ku berfikir masih bermimpi,

24/7 tanpa henti,

Matahari dan bulan saksiknya,

Ada rasa yang tak mau hilang..."

Melody menatap mata Haidar sambil tersenyum,Haidar mengerti itu,dan mirisnya Haidar malah mempererat genggaman tangannya dengan Alexa. Melody memejamkan matanya, kembali melanjutkan lagunya,

Melody ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang