Satu hari berlalu membosankan, Melody terus saja meruntuk kesalahan Randy yang mengingkari janjinya untuk mengajak Melody jalan-jalan.
Ya seperti biasa,Melody pura-pura merajuk dan mengunci pintu kamarnya. Jam sudah menunjukan pukul 17:45 sore,dan Randy baru saja tersadar dari tidurnya. Sebenarnya memang Melody yang menyuruhnya tidur karna lelaki itu terjaga semalaman. Tapi tetap saja,Randy mengingkari janjinya untuk mengajak Melody pergi keluar.
Suara ketukan pintu kembali terdengar,ah itu pasti Randy,dan lagi, Melody terkikik geli dari dalam kamar. Randy sudah bolak-balik mengetuk pintu dan meminta maaf, tapi Melody tak kunjung membukakan pintu.
"MAMAH ITU MELODY DARI TADI GA KELUAR KAMAR?" Teriak Randy dengan suara beratnya.
"IYA NGAMBEK KALI SAMA KAMU!" Jawab Aprita dari teras rumah.
Melody kembali terkikik geli, Randy selalu mengkhawatirkannya.
"Bee,bukaa!! Ish pake kunci-kunci segala! Cepet ah buka pintuuu!" Suara Randy mulai meninggi,nampaknya lelaki itu sudah terlalu khawatir dengan sepupunya ini.
Ceklek..
Melody memutar knop pintu,mendapati Randy yang membawa segelas susu coklat kesukaan Melody. Bujukan maut apa lagi ini?
"Berisik banget sih!" Seru Melody, dengan gayanya yang masih pura-pura merajuk.
"Nih susu buat kamu,kamu makan tadi pagi doang kan? Aku gamau ya di salahin sama Ayah kalo kamu pulang ke Jakarta udah kurus kerempeng." Tutur Randy.
"Dih ngeselin!"
Melody menarik segelas susu itu dari tangan Randy,menaruhnya di nakas,dan berniat menutup pintu kembali. Tapi tangan kuat Randy sudah terlebih dahulu menahan pintu,gadis itu hanya pasrah dan menahan tawanya kala melihat ekspresi wajah Randy yang terlihat frustasi.
"Buruan siap-siap,katanya mau nonton." Titah Randy dengan wajah datar.
"Gamau! Kamu ngajaknya ga ikhlas!"
"Iya Melody sayang cinta,sepupuku yang termanis,terbaik,teramah,dan termurah hati. Jangan ngambek lagi ya? Yuk nonton!" Ajak Randy dengan nada membujuk.
"Nah gitu dong! Gemes banget siii." Kata Melody seraya mencubit pipi Randy.
"Aw! Blegug sia ih! Sakit Bee." Pekik Randy.
Melody tertawa puas,benar-benar kencang. Suara tawanya mendominasi seluruh penjuru rumah.
"Aihh si bego malah ketawa! Buru atuh siap-siap!" Seru Randy.
"Atos heula,mau ganti baju babay."
Balas Melody."Anjaii! Bisa bahasa sunda kamu!"
"Iya gara-gara Randy sering ngomong, aku jadi hafal." Ucap Melody seraya menutup pintu.
......
"Sumpah aku benci banget sama filmnya!!" Pekik Melody.
Randy menggeleng.
"Ish kesel ah! Aku nyesel milih film itu. Gabagus." Ucapnya lagi.
"Makan aja yuk!" Ajak Randy.
Melody mengangguk semangat.
Mereka duduk berdepanan di sebuah restoran di dekat Mall yang tadi mereka kunjungi untuk menonton.
Makanan yang mereka pesan juga sudah habis tanpa sisa."Aku udah tau Haidar sekarang," Suara berat Randy memecahkan keheningan.
Melody melolot kaget,maksudnya?
"Aku nanya sama temen aku,yang dulu pernah satu SMP sama aku. Ternyata dia satu sekolah sama kamu. 2 bulan lagi aku bebas libur panjang,aku bakal ke Jakarta,jagain kamu,dan mau bantai Haidar sialan itu." Ucapnya lagi.
"Apansi Ndy,ga penting ah ngurusin dia. Biarin aku aja yang ngerasain sakit,kamu gausah nyak--" Ucap Melody terpotong.
"Ga.ada.kata.ampun.buat.cowo.yang.berani.nyakitin.kamu!" Ujar Randy dengan penuh penekanan.
Melody terdiam,Randy memang mempunyai banyak catatan hitam di sekolahnya. Masalahnya selalu satu, ya berkelahi. Entah sudah berapa puluh kali ia masuk ruangan khusus, untung-untung tidak di DO.
"Kamu masih suka berantem-beranteman ya Ndy?" Tanya Melody, berusaha mengalihkan topik.
"Aku ga pernah suka kelahi,tapi ya emang banyak orang yang minta di tinju mau gimana? Masa aku diem aja." Jawab Randy.
"Kamu udah kelas 12 loh Ndy,mau ga lulus gara-gara banyak masalah?"
"Kalo aku lulus,ntar ruang BK sepi ya." Ujar Randy tanpa pikir panjang.
"Ish gila!" Pekik Melody.
"Ya bagus dong,berarti selama aku SMA,guru BK jadi punya kerjaan. Ga nganggur."
"Emang susah ya,ngomong sama manusia stupid stadium akhir." Umpat Melody.
.....
Melody masih setia dengan kasurnya, hari sudah menjelang sore,sejak kemarin malam gadis itu terlalu malas untuk bangun. Iya terus berkutik dengan ponsel dan earphone di telinganya.
Ceklek..
Pintu kamar terbuka,Melody memang tidak menguncinya. Ah ternyata Randy,
"Ngapain si Bee?? Ga keluar-keluar?" Tanya Randy.
"Lagi mager." Jawab Melody singkat.
Randy ikut merebahkan tubuhnya di samping Melody,dan mengintip apa yang sedang Melody tonton.
"Yaelah,Exo lagi,ga bosen apa Bee?? Pagi,siang,sore,malem,Exo terus." Protes Randy.
"BERISIK AH!" Pekik Melody.
Randy terkekeh geli,Melody sedang sensi ternyata.
"Kamu tau Ardyan kan Bee??" Tanya Randy.
"Tau lah,partner bikin MMS." Jawab Melody.
"Aku titip kamu sama dia,aku juga tau Haidar dari dia. Dia temen deket aku waktu SMP,kalo ada apa-apa panggil Ardyan aja. Selama 2 bulan kedepan aku pasti gabisa selalu on, pasti sibuk persiapan UN." Titah Randy.
"Lah kan Ka Ardyan juga kelas 12 Ndy,malah ganggu dia kalo nanti aku ada apa-apa. Gausah lah,aku bisa sendiri ko." Tolak Melody.
"Aku udah bilang sama Ardyan, katanya dia ga keberatan,dan malah seneng. Baik-baik sama Ardyan oke?"
Melody mengangguk pasrah.
"Jalan yuk? Keluar." Ajak Melody.
"Kemana?"
"Kesekitar sini aja,jalan kaki."
"Oke."
Randy mengangguk dan keduanya beranjak untuk keluar rumah sore ini,menikmati hangatnya senja yang jingga sempurna sebelum tertelan malam.
Senja mengingatkan Melody dengan puisi yang pernah ia buat, puisi yang ia tujukkan untuk orang yang saat ini telah hilang,pergi,dan pudar dari pandangan.
Terimakasih senja, kau pernah ajarkan bagaimana keindahan sementara,kehangatan yang tak bertahan lama,dan setelah itu tertimbun dinginnya malam.
Sekali lagi,terimakasih senja.
____________________________________
Part ini spesial Melody dan Randy.
So,enjoy it💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody ✓
Teen FictionSemua yang berawal indah apa harus berakhir nanar seperti ini? Langit yang tadinya cerah sekarang selalu mendung. Meski ribuan faktor memaksa Melody untuk selalu tertawa,hatinya tak pernah sebahagia itu. Melody Sevilia Arkeila, Gadis yang patah kare...