tigapuluh (9)

43 2 0
                                    

Seorang gadis masih setia mengetukkan jarinya pada meja kayu di hadapannya,seperti menimbang-nimbang sesuatu yang masih goyah tanpa arah tujuan. Ia mengangkat ponselnya,layar ponsel menunjukan wajah kekar laki-laki di sebrang sana. Sebuah panggilan vidio di tengah malam,seharusnya sangat-amat mengganggu sang penerima telfon, tapi bagi lelaki yang satu ini tidak. Apapun akan ia jabani untuk gadis kecil yang selalu ia sayang.

"Terus-terus gimana?" Sungut seseorang di sebrang sana.

"Aku bingung,sumpah Ndy,aku gabisa ngartiin perasaan aku sendiri. SHOW ME THE WAY,PLEASEE!! hoah I'm goin' crazy,yes I'm,am I look like a crazy woman? Do I look like that?"

Tutur Melody sambil mengacak rambutnya,seolah menunjukan bahwa ia benar-benar menggila.

Randy menyipitkan matanya,
"you absolutely look like a crazy bee. Emang apa yang dia lakuin si? Sampe kamu jadi pea gini. Ih meni lier pisan aing mah."

Melody menarik nafas panjang dan mulai menceritakan sesuatu yang penting pada sepupu tersayangnya,

"Abis dia panjang lebar gitu,endingnya dia ngomong gini,

Flasback on

Melody melepaskan pelukan hangat seseorang dihadapannya,setelah sekian lama pelukan itu menghilang, kini kembali datang disertai gemuruhnya air mata.

"Mel,gue mungkin emang gabisa maksa lo buat balik ke gue lagi. Gue tau,gue egois,setelah apa yang gue lakuin gue masih berani ngomong kaya gini. Tapi,kali ini gue bener-bener tulus minta lo buat balik. Masa iya ga ada 5 centi tempat buat gue di hati lo? Apa lo bener-bener udah ngubur gue? Gue rasa gue harus sembuhin sakit hati gue Mel,dan lo,lo obatnya. Jadi tolong,buka sedikit celah buat gue masuk. Tolong Mel,"

Ujar Haidar lirih.

"G-gue,ga tau,maaf--" jawab Melody di tengah isakannya.

Haidar tersenyum,lalu mengelus surai hitam milik gadis kecil tersebut dengan lembut.

"Gue ga minta jawaban sekarang,3 hari,cukup?"

Melody menoleh,menatap mata Haidar yang terlihat sudah mulai berkaca-kaca, "apanya 3 hari?"

"Waktu lo,buat mikir. Buang gue,atau ngizinin gue buat bikin cerita baru di hidup lo."

Melody mengangguk canggung, mencoba menyetujui apa yang Haidar katakan.

"Kalo gitu,gue ke kelas dulu. Lo masih ada urusan kan sama ka Ardyan." Tutur Melody.

Haidar mengangguk sambil tersenyum kikuk.

Flashback off.

Gimana dong Ndy? Aku bingung."

Randy terlihat sedikit frustasi,kenapa Melody tidak menolak mentah-mentah saja si Haidar sialan itu.

"Gini,sekarang kamu masih ada rasa ga sama dia?" Tanya Randy,

"Emmm-- ga tau,"

Randy memutar bola matanya jengah,
"Berarti masih."

"Dihh kata siapaa!!" Seru Melody.

"Kamu masih ragu buat bilang ga ada rasa,itu artinya kamu masih ada rasa.
Kalo emang kamunya masih sayang,ya yaudah. Aku gabisa maksa kamu buat bilang 'nggak' kan? Tapi kalo kamu di sakitin lagi, ya kamu harus terima."

Melody semakin terlihat frustasi,
"Kata-katanya ngeyakinin banget, tapi apa iya dia bakal changing?"

"Who knows Bee"

Melody ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang