tigapuluh (4)

42 4 0
                                    

Senja sudah berganti malam,Haidar dan Alexa masih berputar kota Jakarta menggunakan motor hitam Haidar. Setelah pulang dari rumah papahnya,Alexa meminta tujuan Greyo caffè malam ini,motor hitam itu terparkir mulus di depan caffè yang membangkitkan ingatan Haidar akan Melody,gadis yang ia sakiti.

"Duduk disitu aja yu?" Tunjuk Alexa pada kursi di pojok ruangan, tempat favorit Melody. Haidar sungguh ingat itu.

"Tempat lain aja," Tolak Haidar.

"Tapi--"

"Gue bilang tempat lain ya tempat lain." Tutur Haidar dengan penuh penegasan.

Alexa tersenyum dan mengangguk, gadis itu tau betul apa yang Haidar rasakan. Oleh karena itu Alexa membawa Haidar kesini,untuk menyampaikan sesuatu yang mengganjal sejak beberapa hari yang lalu. Alexa dan Haidar mendaratkan pantatnya mulus di atas kursi abu-abu dan memilah makanan atau sekedar kopi apa yang akan mereka pesan. Mereka saling diam sampai seorang pelayan membawakan senampan pesanan yang mereka pesan tadi.

"Dar," Panggil Alexa.

Haidar hanya mengangkat alisnya, mengisyaratkan kata 'apa' dikeningnya.

"Kesan pertama lo masuk Caffè ini gimana?" Tanya Alexa.

"Nggak tau."

"Dar,gue tau ini caffè kesukaan Melody,Gue tau Melody suka taman, Gue tau Melody suka ke perpus kosong atau langsung pergi ke Bogor kalo lagi ada masalah,Dan gue tau, Melody sayang banget sama lo. Gue yakin soal itu."

Haidar melemas,kenapa gadis ini malah membawa nama seseorang yang saat ini benar-benar membuat dirinya di timpa kebimbangan.

"Dari mana lo tau?"

Alexa menarik nafasnya dalam-dalam,kemudian mulai menyampaikan hal-hal yang ingin ia sampaikan.

"Gue sempet deket sama Melody,itu awal kelas 10. Kita main setiap hari, dan gue jadi tau semua tentang Melody. Sampe akhirnya gue buat kesalahan yang nyakitin dia,dan dia maafin gue sebegitu gampangnya. Tapi enggak buat deket lagi,kita jadi jauh,untungnya Melody nemuin Caca dan Keivar saat itu. Dua orang yang ada buat dia pas masalah gue sama Melody meludak-ludak. Melody cewe yang baik,pemaaf,dan rendah hati sama semua orang. Dari cara pandang Melody ke lo waktu di parkiran hari itu,eummm maaf buat itu,g-gue bikin kalian putus,tapi disitu Melody ga marah Dar,dia sedih dan kecewa. Walaupun itu ga keliatan secara langsung,tapi gue kenal sorot mata itu. Gue takut,gue takut nyakitin Melody buat kedua kalinya, kesalahan saat itu udah cukup banget buat gue. Dar,gue tau lo sayang sama Melody,yakan?"

Haidar tertunduk diam,

"Gue ini cuma sahabat lo,yang kebetulan butuh lo di saat yang salah. Perceraian mamah dan papah juga ga gue duga Dar,gue tau gue berlebihan,sampe peluk-peluk lo dan bikin lo lupa sama Melody. Dan soal mommy yang nitip gue ke lo itu gausah di khawatirin,gue bisa jaga diri sendiri. Sekarang lo kejar orang yang bener-bener lo sayang, lari Dar, sebelum dia semakin jauh." Tutur Alexa.

"Tapi,gue sayang lo,gue--" Tutur Haidar terpotong.

"Sayang lo ke gue itu beda,lo itu cuma mau jagain gue karna gue itu sahabat lo. Beda sama Melody,lo pasti bener-bener mau milikin dia kan? Sayang lo ke gue itu cuma sebagai sahabat Dar. Dan gue cukup sadar soal itu."
Tutur Alexa dengan nada memelan di ujung kalimat.

Haidar tertunduk,dan mengacak rambutnya frustasi. Bingung. Itulah yang Haidar rasakan,ia memang manyayangi Alexa dan sama sekali tidak ingin meninggalkan gadis itu. Tapi,ia juga sangat mencintai Melody. Tuhan tolong beri petunjuk jalan mana yang harus Haidar pilih.

Perlahan Alexa menarik kedua tangan Haidar,mengenggamnya seolah menyakinkan. Haidar yang tertunduk pun mengangkat kepalanya,menatap sorot mata penuh keyakinan milik Alexa.

"Kejar Dar," Ucap Alexa.

"Tapi dia udah punya pacar."

"Pacar? Melody bukan tipikal cewe yang cepet gonta ganti pasangan."

"Katanya,Renald ketemu Melody di Bogor,lagi sama cowonya."

"Demi apa? God please,I told u before, dia kalo ada masalah selalu lari ke Bogor. Kerumah om sama tantenya, dan kayaknya cowo itu bukan pacar Melody."

Haidar mengerutkan keningnya. Semakin membingungkan.

"Terus siapa?"

"Nah,lo masih penasaran,itu tandanya lo masih belom rela posisi lo di ganti. Yakan? Gue mau lo usaha cari tau, cari tau tentang kabar Melody yang bisa aja buruk banget sampe harus lari ke Bogor,dan cari tau asal usul tuh cowo. How dare you are?"

Haidar tetap termenung,mencari-cari jalan mana yang harus ia ambil. Mempertimbangkan cara-cara agar semuanya kembali membaik.

****
Seorang gadis menangis sesegukan dalam pelukan hangat sang perisai. Membenamkan wajahnya pada dada bidang milik laki-laki itu.

"Sampe kapan kamu mau nangis terus Bee?" Kata Randy sambil terus mengelus punggung gadis yang masih setia memeluknya.

"Nggak tau,Mungkin sekarang aku tenang karna ada kamu Ndy,kalo nanti liburan udah selesai pasti aku ketemu dia lagi. Mel gatau kenapa Mel jadi goblok kaya gini. Mel sayang sama orang yang salah,yakan? Mel emang bego kan? Mel terlalu gob---"

"Sttttt!! Apasi Bee! Bukan kamu yang salah. Dia yang bego! Dia harusnya berterimakasih bisa dapet cewe kaya kamu,tapi apa? Dia sia-siain semua perjuangan kamu,tinggalin Bee, lepasin. Aku tau perasaan gabisa di paksa,tapi kalo kamu kaya gini sama aja kamu nyakitin diri sendiri."

Melody terdiam,tetap menangis di dalam pelukan Randy. Dinginnya malam menusuk kulit Melody,terlebih mereka ada di teras rumah,angin yang bebas berkeliaran itu berpotensi membuat Melody ataupun Randy masuk angin.

________________________________

Ternyata masih saling mencintai ya? Kalo kalian yang ada di cerita ini,kalian mau gimana?

•mencoba memperbaiki hubungan

•lari sejauh-jauhnya biar rasa sakit itu ga ada lagi.

Hayo gimana? Wkwkwk.

Melody ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang