duabelas

62 5 0
                                    

Melody pulang dengan perasaan senang. Haidar seperti menyapu kabut yang ada di kepala Melody. tentu Melody bahagia,Haidar benar-benar membuat Melody merasa tenang.

*flashback on*

Melody menatap Haidar yang mendongak ke langit. Leher jenjangnya terekspos indah di hadapan Melody. Melody tersenyum, melihat Haidar dengan segala tingkahnya. Kadang kala Haidar bisa menjadi menyebalkan,tapi di sisi lain Haidar adalah laki-laki lembut nan penyayang.

"Mel coba liat ke atas." Kata Haidar.

Melody sontak mendongakan kepalanya,menatap hamparan luas langit gelap dengan bulan dan bintang sebagai pelengkap.

"Lo tau bulan?" Sambung Haidar.

Melody mengganguk,dan tetap menatap langit malam.

"Bulan ga ngehasilin cahayanya sendirian Mel,coba lo perhatiin bintang yang ada disekitar bulan. Nah bintang-bintang itu yang support bulan bercahaya merangin bumi malem ini. Lo ngerti kan Mel?"

Melody terlihat bingung,dan menggeleng pelan.

"Yah lemot si. Anggep bulan itu lo. Lo emang gabisa ngejalanin semuanya sendirian. Tapi disekitar lo banyak orang-orang yang care dan ngasih lo banyak perhatian buat bikin lo bangkit." Jelas Haidar.

Melody mengubah arah pandangannya, kali ini dia menengok dan mentap Haidar yang berada di sampingnya. Kemudian Haidar ikut menatap Melody. Pandangan mereka bertemu. Tak ada kata,tak ada gerak. Biar mata yang bicara.

"Lo pernah rindu sama seseorang?" Kali ini Melody yang bertanya.

Haidar mengangkat bahunya.acuh.

"Ibaratnya gue bulan dan dia matahari. Kita ada di satu tempat yang sama,yaitu langit. Tapi kenapa bulan dan matahari gabisa ketemu? Kenapa matahari harus bersama awan? Kenapa bulan harus bersama bintang? Bukannya gue menghiperbolakan keadaan,tapi emang kenyataannya kayak gitu. Gue dan Keivar mungkin nginjek tanah yang sama setiap hari,tapi apa pernah kita ketemu? Kalo bulan dan matahari aja ga banyak protes,kenapa gue harus protes Dar?"

Haidar terdiam,dan tetap menatap Melody lekat.

"Bulan dan matahari emang ada di satu tempat yang sama. Tapi ga pernah tuh sekedar menyapa atau memberi salam. Apa mereka ga rindu?" Sambung Melody.

"Yang harusnya lo pelajarin tuh sebenernya awan dan bintang Mel,bukan matahari atau bulan. Awan selalu setia nemenin matahari setiap hari,ga peduli sekalipun matahari rindu bulan. Dan bintang,tetep ada bersama bulan saat matahari jauh dari jangkauan,bahkan bintang ga pernah capek nyumbang cahaya buat bulan." Jawab Haidar.

"Kadang lo harus bisa liat sekitar, bukan terus stuck sama satu orang." Lanjut laki-laki itu.

"Terus gue gimana?" Tanya Melody.

"Lepasin Keivar Mel"

"Gue udah lepasin dia jauh dari hari ini,gua ga ada tuh ngejar-ngejar dia atau maksa dia buat balik sama gue. Gue rela dan ga masalah dia mau sama siapapun. Apa itu namanya bukan ngelepasin?"

"Lo pasti bisa ngelangkah jauh dari itu. Ada gue Mel,call me if u need me, and I'll be there"

Melody tersenyum dan mengangguk senang.

*flashback of*

Disisi lain,Haidar masih melajukan motornya. Sepulang dari taman tadi, Haidar merasakan ada yang janggal. Baru kali ini hati Haidar merasa tenang saat menatap mata seseorang. Sebelumnya,Haidar tak pernah menatap mata orang lain selekat itu.
Apa yang Haidar rasakan?

Haidar terus menyusur jalan tanpa ragu,membiarkan dinginnya malam menyentuh hangatnya tubuh itu.
Lajunya perlahan melambat kala memasuki komplek tempat ia tinggal. Setelah sampai di rumahnya Haidar buru-buru masuk dan berganti baju. Mengingat perasaannya yang sedang tak menentu,membuat nafsu makan Haidar memudar.

Ia masih setia mematung di depan kaca kamarnya,merasakan kejanggalan yang merebak di hatinya. Apa yang Haidar pikirkan? Apakah Melody?

"Etdah ko jadi aneh begini si" gumam Haidar.

Tak mau banyak bergelut dengan perasaan itu,Haidar memilih merebahkan badannya di atas kasur. Perlahan ia menarik ponsel hitamnya dan mengecek beberapa pesan. Terdapat 5 pesan dari Melody,Haidar tersenyum simpul. Gadis itu benar-benar membuatnya hangat.

Melody kocak (5)

Dar,makasihh..

Dar udah sampe?

Masih di jalan?

Nanti sampe rumah langsung ganti baju,kalo ngga ntar bau ketek. Iyuh.

Kalo udah di rumah kabarin ya..

Lagi-lagi Haidar tersenyum,dan mulai mengetikan beberapa balasan pesan untuk gadis manis di sebrang sana. Belum sempat ia mengirim pesannya,gadis itu sudah memberikan pesannya lagi.

Melody kocak
Nah udah di read. Selamet kn lo?

Bacotnyaaaa,ini udah di rumah ko

Udh gnti baju?bau bego lo!

Dih najis,mau gnti atau kaga gue ttp wangi dan tampan.

Amit-amit.

Awas lo ya kalo sampe suka sama gue?!

Idih pede gila

Bodo.

Begitulah isi pesan yang mereka kirimkan,abstrak. Tapi berhasil membuat kedua pengirim tersebut selalu tersenyum saat saling mengirim balasa.

Tak lama,Haidar sudah terlelap di kasurnya. Setidaknya,ia terlelap dengan perasaan yang senang dan tenang. Semoga mimpi indah Haidar.

Melody ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang