sembilan

69 7 0
                                    

Hari sudah ingin larut,sekarang sudah jam 10. Mereka masih di taman,memakan es krim sambil tertawa.

Haidar buru-buru mengantar Dea pulang,lalu mengantar Melody ke rumahnya.

Haidar memacu mobilnya dengan kecepatan standar. Melody tiada henti tersenyum,ia merasa dirinya hebat. Melihat Dea kembali tersenyum sungguh membuat Melody tenang.

"Heh! Lo ga gila kan?! Cengar cengir mulu lo" kata Haidar.

"Sialan lo! Kaget gue! Bisa ga si kalo ngomong ga ngagetin? Pelan-pelan gitu loh,lembut. Dasar tiang!"

"Lonya aja kagetan,lagian lo serem dah Mel senyum senyum sendiri gitu. Gue si takut aja kalo lo gila."

"Cieee,takut ya?? Ahai Haidar. Kamu udah mulai takut ya??" Goda Melody,sambil mencolek dagu Haidar.

"Apasi najis,geer lo! Ga mempan godain gue,coba dah godain Faro. Pasti dia ngefly abis!"

Faro,anak kelas IPS 3. Tengil, baperan,dan yang mengenaskan adalah,Faro selalu mengemis cinta. Nanar.

"Oiya Dar ini serius." Kata Melody.

"Apaa? Gausa sok serius lo!" Pekik Haidar.

"Ck. Gini,jaga tante Dea baik-baik ya, selalu bikin dia ketawa biar dia lupa sama masalahnya. Lo harus selalu ada buat dia,lo harus siap jadi tameng,lo gaboleh lemah Dar,awas aja kalo gue liat lo berantem sama drum lagi. Kasian Dar,drum kan gabisa ngelawan. Satu lagi,jangan mendem perasaan. Cerita ke gue atau siapapun,itu bakal bikin lo lebih lega." Tutur Melody.

Haidar tersenyum lebar,Melody benar-benar sepeduli itu?

"Iya bawel,makasih ya Mel. Lo bener-bener bantu gue. Makasih bangett, gue juga siap kok kalo harus jadi pendengar cerita lo. Tuker cerita aja Mel,jangan lo yang selalu mengerti, lo juga butuh dimengerti. Sekali lagi, makasih banyak,sebanyak banyaknya...."

Melody mengangguk. Apa ia harus menceritakan semua? Masalah terberatnya,ayah nya? Apa itu harus?

"Mel,buset malah begong. Udah deh Mel gausah mikirin gue sampe nganga gitu kali lo!" kata-kata Haidar itu membangunkan lamunan Melody.

"Emang lo manusia gajelas deh Dar. Gue mikirin indomie gue ni,jangan ada yang masak kek,tinggal satu-satunya." Ujar Melody.

"Yaelah lo,lebay! Lo kenapa si Mel demen banget indomie. Gaboleh Mel makan mie terus,apalagi mie instan. Lo mau usus lo melar??"

"Sialan! Ga tau,gue suka indomie dari dulu sampe sekarang. Itu salah satu bukti ya kalo gue emang setia."

"Setia kentut! Kenapa lo putusin Keivar kalo setia?"

"Dar,itu beda. Keivar bener-bener nyuekin gue. Dia kira gue gedebong pisang apa?! Tapi walaupun gue udah putusin dia,perasaan gue tetep sama tuh,ya emang sih gabisa kaya dulu lagi."  Sahut Melody.

"Kalo gitu,kenapa ga minta balikan aja sama Keivar. Mantan lo itu kan jomblo sampe sekarang"

"Dar,sayang itu bukan soal memiliki atau engga. Sayang itu bukan berarti dia harus jadi pacar lo. Kalo emang lo punya hati yang tulus,lo pasti bisa handle perasaan lo. Sayang itu bukan obsesi,yang maksa buat memiliki."

Melody memang punya hati yang baik,kuat,dan begitu peduli. Haidar hanya terdiam mencerna perkataan Melody tadi,ada benarnya juga kan?

"Yahh kann,gue jadi galau! Sialan lo emang!" Kata Melody sambil memberi pukulan kepada pundak Haidar.

"Eh anjing,sakit bego!!"

"Dar,Keivar apa kabar ya?"

"Dia baik kok Mel,dan lo harus jauh lebih baik." Jawab Haidar sambil mengelus pelan pundak Melody.

"Gue baik ko,gue ga pernah tuh belagak galau depan dia kaya cewe-cewe alay.gue selalu nyoba buat keliatan B aja. Gue ga mau ah ganggu dia lagi."

"Cari yang lain Mel,banyak kali cowo. Bukan Keivar doang"

Melody hanya menggangguk sambil mengulum senyum. Lalu bernafas dengan kasar. Haidar tau,Melody sakit,harus mengubur perasaannya agar tak seorangpun yang sadar. Sejauh ini yang mengetahui itu hanya Haidar,Caca,dan Muntaz. Melody benar-benar tulus.

"Sampee dehh!" Pekik Haidar.

"Makasih ya Dar,hati-hati lo di jalan ntar di culik tante-tante mau?"

Melody keluar dari mobil Haidar,dan lelaki itu menyusulnya.

"Najiss! Yaudah gih masuk. Once again,thank u Mel!" kata Haidar.

"Santai Dar,gue masuk ya?"

Haidar mengangguk.

"Baayyy!!!!" Teriak Melody sambil berlari kecil.

Haidar terkekeh pelan. Selain sifatnya yang perngertian,Melody bisa menjadi kekanak-kanakan seperti ini.

....

Melody memasuki kamarnya,mengecek ponsel nya yang ternyata kosong melompong tanpa ada satu pesanpun yang masuk.

Melody segera mendekati meja belajarnnya. Meraih notebook coklatnya yang selalu setia menjadi temannya.

Selamat malam,kamu.

Coba beri aku teori, mengapa hangatnya siang bisa menjadi malam yang begitu dingin?
Coba beri aku penjelasan, mengapa hangatnya pelukmu harus berubah menjadi cengkraman yang dingin?

Aku tahu kamu sudah lama pergi,
jauh sekali ya.
Hangatnya senyummu kala itu,tak pernah sirna dalam pikiran.
Lepaskan saja semua,lepaskan juga angan yang tak akan tergapai.
sayangnya,genggaman itu terlalu kuat. Ah bodoh,apa melepaskan harus terasa sakit?

Kalau begitu,boleh aku biarkan kenangan itu tetap terikat?
setidaknya walaupun kau tidak kembali,kenangan itu masih ada disini.

Lagi-lagi Melody bernafas kasar. Sial.
pikirnya selalu tertuju pada Keivar, kenapa sulit sekali pindah? Hatinya seakan enggan mencari ketenangan. Beginilah dunia,na'as.

























Teruntuk teman-teman yang baca,saya tidak meminta yang muluk-muluk,vote dari jempol kalian saja sudah cukup.

Terimakasih🐾♥️

Melody ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang