duapuluh(7)

36 3 0
                                    

Matahari mulai menyambut pagi,
menerangi bumi yang sebelumnya kalut dalam gelap gulita malam.
Di luar sana nampak cerah,kecuali Melody yang masih di kamarnya.

Hari ini Delina menyuruh gadis itu untuk istirahat di rumah,kalian tau? Sejak pulang sekolah kemarin Melody tidak makan,melihat Haidar bersama gadis lain sudah cukup menghancurkan suasana hatinya, dan maagnya itu kembali datang,alhasil gadis itu tidak diperbolehkan sekolah oleh Delina.

Melody terlihat muram,matanya yang sembab itu mendukung kekacauan pada dirinya. Selama semalaman Melody menangis,pasalnya Alexa adalah orang yang sangat dekat dengan Haidar,bahkan dari sebelum Melody bersahabat dengan laki-laki itu.

Dan Melody dapat menganalisa bahwa Alexa memang punya rasa dengan lelaki itu,dari mulai cara pandang Alexa,hingga Alexa yang khawatir saat Haidar beradu jotos dengan Keivar,kalian ingatkan? Alexa lah yang memberi tahu Melody saat itu.

Katakan saja Melody terlalu over atau lebay. Haidar bisa saja pergi dengan perempuan lain kapanpun.tapi yang menyakitkan adalah,Haidar meninggalkan Melody,membuat gadis itu menunggu sendirian,dan tanpa rasa bersalah ataupun dosa ia memboncengi seseorang dengan pelukan erat di pinggangnya. Hati seorang perempuan pasti akan retak bukan?

"Melody,kalo bunda kerja hari ini,kamu sendirian gapapa?" Tanya Delina.

"Gapapa bun." Jawab Melody.

"Nak,kali-kali share story lah sama Bunda. Mana ada orang nangis tanpa sebab kan? Kamu itu ada masalah, bunda tau. Ayah juga minta maaf, belum bisa nemuin kamu." Tutur Delina.

"Mel gapapa bun,gada apa-apa. Gausah khawatir, Mel lagi gada mood aja jadinya lebay."

"Bunda udah bilang ke Caca,kamu sakit. Bunda bakal pulang malem banget Mel,kayaknya nanti Caca nginep disini,nemenin kamu,besok kan libur. Bunda yang izin sama Mamahnya Caca nanti." Titah wanita itu.

"Iya bunda bun bun." Kata Melody seraya memamerkan senyum andalannya.

"Baik-baik ya sayang,kalo mau makan itu makanan ada di meja makan. Jangan keluar rumah,istirahat aja." Kata Delina.

Lalu Melody menganggukan kepalanya.

"Azka gimana?" Tanya Melody.

"Ya dirumah nenek,kaya biasa." Sahut Delina.

"Oh oke,hati-hati bun"

Setelah itu,Delina melesat pergi. Meninggalkan putrinya itu. Dan tinggalah keheningan yang menyeruak dan mendatangkan rasa sakit itu lagi.

.....

Setelah bel pulang berbunyi,Caca segera merapikan isi tasnya dan bergegas pergi ke rumah Melody. Setelah Delina mengirimi gadis itu pesan bahwa Melody sakit,dan untungnya Delina telah izin terlebih dahulu kepada orang tua Caca bahwa Caca akan menginap malam ini. Wuhuuuu!! Senangnya.

"Balik bareng Ca?" Ajak Muntaz.

"Ih pikun,tadi pagi kan gue bawa motor." Jawab Caca.

"Oiya ya,yaudah yuk Dar balik! Ati-ati ya Ca. Pelan-pelan bawa motornya." Tutur Muntaz.

Sedangkan Caca hanya mengacungkan jempolnya.

....

Melody terbaring di sofa rumahnya, rasanya benar-benar membosankan jika hanya diam dirumah hampir seharian. Baru saja masuk sekolah 1 hari,langsung sakit dan izin lagi. Menyebalkan.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu menyadarkan Melody dari lamunannya. Melody melangkah membuka pintu,betapa senangnya Melody kala Caca berdiri di depan pintu rumahnya dengan senyum sumringah miliknya.

"Melodyyyyyyy!! Anjir! Lo kenapa si?! Kusut bgt tau ga lo,mata sembab kaya abis nangis seminggu,rambut udah kaya hutan,gada makeup sama sekali. Lo harus cerita ke gue! Titik." Tutur Caca seraya membawa Melody kepelukannya.

"Ke kamar aja yuk Ca." Titah Melody sambil menghapus air matanya.

Kedua gadis itu ada di kamar bernuansa gelap sekarang,dengan Melody yang menceritakan semua gundah gulananya. Melody terus menyeka air matanya,menolaknya turun,agar ia tidak terlihat selemah itu.

"Gila! Demi apa si?! Malem itu dia sayang-sayang lo,dan besok sorenya sama Alexa?! Wah konyol nih si saprudin! Belom pernah gua injek batang lehernya." Kata Caca, ekspresinya sudah mulai geram,dengan tangan yang mengepal, Caca  menonjok kasur milik Melody.

Melody menggeleng.

"Dia ga ada nanyain gue tadi di sekolah?" Tanya Melody.

"Dia ada di kelas sebelah mulu,wait! Lexa kan kelas sebelah ya?! Berarti? Dia sama Lexa terus hari ini?! Anjing kenapa gue ga sadar dari tadi di sekolah si?!" Tutur Caca kesal.

"Yaudah gapapa,mungkin Lexa lagi butuh Haidar." Ujar Melody pelan.

"Tenang Mel,gue bantai dulu nih bocahnya." Kata Caca.

Caca terlihat menelfon seseorang,tapi belum kunjung diangkat. Siapa?

"Hallo Mun? Lo lagi sama Haidar ga?"
Ujar Caca kepada seseorang di sebrang sana.

"Yaudah kesini."

.....

"Maaf." Kata itu tercelos dari bibir Haidar yang sekarang berdiri di depan Melody.

"Aku sama sekali ga masalah kalo kamu ga bikin aku cengo di depan gerbang sendirian Dar,aku tau Lexa sahabat kamu,aku paham,aku ngerti.
Kamu tau kenapa aku kecewa? Kamu ga ada ngabarin atau apapun ke aku, kamu ga ada nyariin aku pas aku ga di sekolah tadi,dan parahnya lagi kamu ngabisin waktu sekolah sama Lexa,Dar." Tutur Melody.

"Aku marah karna aku sayang kamu." Lanjut Melody lirih.

Haidar tetap terdiam,mencerna semua kata-kata yang Melody lontarkan kepadanya. Apa ia salah? Sejujurnya,Haidar bingung kepada siapa perasaannya ini berlabuh.

"Dan satu lagi,pas Keiv nyamperin aku kemarin,kamu sama sekali ga liat aku. Jelas kamu ada di kelas Dar,tapi apa? Kamu malah so-soan sibuk di meja guru. Kamu itu kenapa? Kalo kamu emang udah ga mau lanjut ya bilang Dar. Beneran nggak nyangka kamu sampe segini jahatnya. Aku sama sekali gada niat buat ninggalin kamu,setitik niatpun ga ada Dar! Aku ada salah apa sama kamu?" Ujar Melody dengan nada yang bergetar menahan tangis.

"Ya terus gimana?"

______________________

Gantung huwaaa😢

Melody ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang