Melody menghampiri Haidar, menyingkap jaket yang menyelimuti punggung laki-laki itu. Melody mengelus punggung Haidar pelan,Haidar menoleh dan tersenyum. Melody menempelkan tangannya pada pipi Haidar,lalu menempelkannya ke dahi laki-laki itu.
"Badan lo panas banget,kalo sakit gausah sekolah Dar. Ayo UKS sama gue" kata Melody cemas.
"Gue gapapa,Lo duduk disini ya? Muntaz sama caca aja. Ya Mel?"
"Gamau! Gue maunya di UKS"
"Gausah"
"UKS Dar,lo sakit ih" raut wajah Melody terlihat cemas.
"Cie mau di UKS gara-gara sepi kan? Lo sukanya yang sepi-sepi ya?" Goda Haidar.
"Najis! Sakit aja masih ada pikiran-pirikan aneh begitu lo bego! Ayo ke UKS"
Haidar mengangguk,lalu berusaha bangun,Melody menggenggam tangan Haidar menguatkannya agar bisa berdiri tegak. Badan Haidar yang melemas tidak memungkinkan dirinya berjalan sendiri,tubuh Melody yang kecil tak akan mampu menopang badan Haidar.
"Muntaz,bantuin dong,bawa Haidar ke UKS" kali ini Melody benar-benar khawatir.
Haidar hanya tersenyum melihat Melody yang terlihat uring-uringan meminta bantuan.
"Ayo!" Kata Muntaz,seraya membopong tubuh Haidar. Untung saja badan mereka sama-sama besar dan tinggi.
"Ikut dong Mel,pucet banget Haidar ya Allah" kata Caca.
Melody hanya menggangguk pelan.
"Nanti izinin ya,gue nemenin Haidar di UKS. Sumpah ca,gue jadi takut gini deh" ucap Melody kepada Caca,mereka berjalan sedikit jauh di belakang Haidar dan Muntaz.
Haidar sudah terbaring di ranjang UKS,anehnya anak PMR tidak ada yang jaga. Jadi tersisa Melody yang bingung harus apa,Muntaz dan Caca sudah kembali ke kelas.
"Haidar,udah makan? Gue beliin bubur dulu deh ya" kata Melody.
Baru saja ingin beranjak pergi,tangan Melody tertahan dengan tangan Haidar. Melody meraih tangan itu,lalu menggenggamnya dengan kedua tangan kecil Melody.
"Duduk disini aja,gue udah sarapan tadi" kata haidar seraya menepuk kursi di samping ranjangnya.
Melody mengangguk,sebelah tangan Haidar tetap di genggam erat Melody.
"Puisi lo bagus,gue suka."kata Haidar sambil menunjuk mading dari kaca UKS,ya memang UKS dan mading berdepanan.
"Coretan Arkeila bakal selalu jadi penyemangat sekolah gue setiap hari Senin" sambung Haidar
Melody tersenyum lebar.
"Pantesan lo disayang guru Bahasa Indonesia yang ngajar kelas 10 sampe 12" lanjut Haidar lagi.
Melody tertawa kali ini.
"Lo tau gak? Ada 1 guru Bindo yang gua benci setengah mati." Ucap Melody.
Haidar hanya mengerutkan dahinya seolah bertanya 'siapa?'
"Bu Tuti! Dan sialnya,di kelas 11 yang sangat amat bobrok ini,kita dapet Bu Tuti kan setres"
Haidar tertawa,kata-kata Melody berhasil melunturkan rasa pening di kepalanya.
"Tapi bu Tuti keliatannya sayang tuh sama lo,buktinya dia ga marah waktu lo ga ngerjain cerpen. Lo cuma di suruh ke perpus buat ngelanjutin,dan biarin gue nemenin lo. Coba murid lain,di suruh berjemur di depan tiang bendera sendian kali" kata Haidar.
"Eh iya ya,tapi tetep aja dia ngeselin! Dia pernah ngelampirin puisi pribadi gue di soal UTS pas kelas 10! Tau ga dia dapet puisinya dari mana? Dari buku catetan gue!woii gila ga sihh?!" Melody memang mempunyai berjuta ekspresi untuk menyampaikan sesuatu,dan kali ini Melody benar-benar meledak.
Lagi-lagi Haidar terbahak.
"Tanpa ba bi bu be bo gue langsung lari ke ruang guru buat nyamperin Bu Tuti,gue ngoceh minta di apus soalnya. Semua guru bilang gini 'gapapa Melody kita suka puisi kamu, kamu lagi jatuh cinta sama siapa emangnya?' Memalukan bangsa dan negara!" Sambung Melody.
"Anjir! Gila lo ya ngoceh-ngoceh di ruang guru hahaha. Lagian lo nya aja yang gabut,bikin puisi di buku catetan,udah tau buku catetan suka di periksain. Tapi ada untungnya kan, puisi lo di baca seangkatan" kata Haidar.
"Iya si,dan begonya gue nulis puisi tentang Keivar waktu itu. Terus bu Tuti nyantumin nama gue di bawah puisi tulisannya gini 'sumber: Melody Sevilia A.' Lo pasti pernah baca soalnya. Nah semenjak itu OSIS selalu minta gue buat jadi koordinator MMS" Kata Melody.
"Kayaknya pernah baca,tapi gue lupa" kata Haidar pelan,sambil memijit keningnya.
"Pusing ya? Maap" tutur Melody.
Lalu memijat kening Haidar pelan, Haidar hanya memejamkan matanya.
"Love you Mel,more than anythings" ucap Haidar.
Melody tersenyum menatap mata yang terpejam itu.
"Love u more" balas Melody.
Secarik senyum terbentuk di bibir Haidar,manis.
....
Bel pulang sekolah telah berbunyi,hari ini Melody dan Haidar menghabiskan waktu sekolah di UKS, karena anak PMR tidak jaga jadi tak ada yang menyuruh mereka pulang ke kelas. Seluruh murid Baksan berhamburan keluar gerbang,tersisa beberapa murid yang masih setia,termasuk Melody dan Haidar yang masih di parkiran.
"Gue balik duluan ya?" Tanya Melody kepada Haidar.
"Jahat,masa abang sendiri disini si neng. Kan lagi meriang" jawab Haidar.
"Menjijikan! Terus gimana? Gue anter ke rumah lo?" Tanya Melody lagi.
"Di rumah ga ada siapa-siapa,Mamah lagi di sukabumi sampe minggu depan,papah gue ga balik ke rumah dari 3 hari yang lalu" jawab Haidar dengan nada sendu.
Melody segera mengelus punggung Haidar pelan.
"Yaudah ke rumah gue dulu,biar ada yang ngurusin lo,bentar ya Mel telfon bunda dulu" kata Melody melembut, sangat lembut.
"Hallo Bun,Mel ajak Haidar ke rumah. Dia sakit bun,di rumahnya gada siapa-siapa nanti gada yang ngurus"
Ucap Melody di telfon."Iya bun"
"Hah? Iya Haidar bawa mobil"
"Ya Mel lah yang bawa,masa orang sakit ngendarain mobil,yang ada Mel ikut sakit"
"Oke bun! Otw"
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody ✓
Teen FictionSemua yang berawal indah apa harus berakhir nanar seperti ini? Langit yang tadinya cerah sekarang selalu mendung. Meski ribuan faktor memaksa Melody untuk selalu tertawa,hatinya tak pernah sebahagia itu. Melody Sevilia Arkeila, Gadis yang patah kare...