Pagi ini Melody memilih Greyo café untuk tempat menenangkan dirinya, jam masih menunjukan pukul 9:40 berarti baru sekitar 40 menit café ini di buka,suasana tenang dengan paduan warna abu-abu juga hitam ini sudah menjadi tempat kesukaan Melody selain taman,kenapa? Karena Melody mencintai warna gelap. Dan café ini adalah satu-satunya café yang tidak menyajikan warna-warna ngejreng yang membuat mata Melody sakit.
Terlihat seorang pelayan menghampiri Melody,dan menanyakan sesuatu.
"Coffe milk satu sama roti bakar ekstra keju satu" ucap Melody seraya mengembangkan senyum manisnya.
Melody memang terlewat ramah, menebar senyum juga sudah menjadi kebiasaannya. Tapi jika untuk seseorang yang ia benci,ia tak segan jika harus memberi tatapan garang segarang Kak ros-nya upin-ipin.
Melody terus mengetuk-ngetuk sepatunya seraya bersenandung, menikmati wangi khas kopi yang menyeruak di ruangan ini. Tak lama seorang laki-laki tinggi berjaket biru dongker menghampiri Melody. Melody melempar senyum senang.
"Ko tau Mel ada disini?" Tanya Melody.
"Iya,tadi nanya Caca, dimanakah tuan putri menghabiskan waktu cabutnya? Lalu Caca menjawab dengan mantap,jawabannya adalah Greyo café." Jawab Haidar dengan nada yang di lebih-lebihkan.
"Dih najong" kata Melody sambil terkekeh kecil.
"Pesen apa?" Tanya Haidar.
"Kopi sama roti"
"Tadi pagi udah sarapan emangnya?"
"Belom hehe"
"Tuh udah minum kopi aja,nanti mau maag nya kambuh? Pagi-pagi udah minum kopi,padahal belom makan nasi. Aku bawa bekel,nasi goreng. Makan dulu ya? Dikit aja" Tutur Haidar.
"Dih ko tau Mel ada penyakit maag?"
"Tau lah,nih makan dulu"
Kata Haidar seraya mengelurkan kotak bekal dari tasnya,dengan semangat Melody memakan nasi goreng itu berdua dengan Haidar. Terlihat sesekali Melody menyuapi Haidar yang terus menggeleng-geleng karena kenyang,bukan Melody namanya jika cepat menyerah dengan keadaan,ia terus saja menyuapi Haidar yang sedari tadi main game di ponselnya.
"Dah abiss!!" Ucap Melody.
Haidar hanya mencebikkan bibirnya kesal,bagaimana tidak? Melody hanya memakan beberapa suap nasi goreng itu sedangkan sisanya selalu di sodorkan ke bibir Haidar.
"Atas nama Melody? Satu coffe Milk dan satu Roti bakar ekstra keju ya mba?" Kata seorang pelayan seraya menjajarkan pesanan milik Melody.
Melody hanya mengangguk senang dengan senyum mengembang,seraya mengaduk kopinya dengan gerakan memutar.
"Mas,mau Vanilla latte satu ya"pinta Haidar.
Melody menggigit roti bakarnya mantap,lalu merogoh tasnya untuk mencari sesuatu,Haidar menatapnya sedikit heran. Tak lama Melody mengeluarkan notebook coklat yang selalu menjadi tempat untuk mencurahkan hatinya.
"Mainin aja game nya,gausah liatin Mel" kata Melody.
Haidar terdiam,ada-ada saja gadis ini. Jikalau gadis-gadis di luar sana mencari perhatian pacarnya untuk mengalihkannya dari dunia game, berbeda dengan Melody yang justru menyuruh pacarnya bermain game.
Dengan cekatan Melody menuliskan kata-kata di atas kertas buku itu. Terlihat juga pipinya yang sesekali mengembangkan senyum.
Pagi ini,di antara naungan tembok abu-abu.
Bersama secangkir kopi dengan campuran susu dan sepasang bahu tangguh di depanku.Tuhan kembali mengirimkan sebuah kebahagiaan nyata di atas dunia.
Sang empu hati yang mampu membuatku tergelincir kala membayangkan betapa indahnya karunia Tuhan.
Kutulis beberapa kata diantara cerahnya sebuah kota,
mendeskripsikan rasa yang sulit di ucapkan.Manusia berhamburan membahas cinta,
berapi-api membahas rindu,
berpegang teguh membahas setia,
dan berargumentasi membahas siapa yang akan tinggal.
Tapi aku memilih diam,
biarkan cinta itu mengalir jauh,
merasakan rindu yang ku genggam teguh,
serta menilai setianya seseorang dengan bukti seberapa lama ia tinggal.Itulah beberapa untaian kata yang Melody tuliskan,bersama dengan senyum Haidar yang mengembang kala sesekali mengintip apa yang gadis itu tuliskan.
Menyesap secangkir kopi di Greyo café sudah menjadi kebiasaan Melody di kala suntuk. Tempat ini yang selalu menjadi punggung untuk kebosananannya. Nyaman,itulah kesan pertama yang di dapat Melody di tempat ini,dengan tempat favoritnya di pojok ruangan.
"Mel,suka banget ya senyum-senyum ke orang?" Tanya Haidar yang berhasil memecahkan keheningan.
"Hah??"
"Ish dasar cewe lemot! Aku nanya Mel, kamu suka banget ya senyum sama orang gitu?" Tanya Haidar lagi.
"Iyalah,kan di ajarin ayah dari dulu. Sama orang harus ramah Dar. Masa iya orang di cemberutin" jawab Melody pelan.
"Tapi orang-orang tuh bisa melt kalo di senyumin gitu,liat aja mas-mas yang yang tadi,mukenye kaya kesenengan" Tutur Haidar sambil mencebikkan bibirnya.
"Cie cemburu ya??" Goda Melody.
"Engga tuh"
"Ga gitu Dar,aku senyum sama semua orang tapi kan sayangnya cuma sama kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody ✓
JugendliteraturSemua yang berawal indah apa harus berakhir nanar seperti ini? Langit yang tadinya cerah sekarang selalu mendung. Meski ribuan faktor memaksa Melody untuk selalu tertawa,hatinya tak pernah sebahagia itu. Melody Sevilia Arkeila, Gadis yang patah kare...