sebelas

55 5 0
                                    

"Fiks Mel,ini si ada yang ga suka sama lo."

Kata-kata itu terus terngiang di pikiran Melody. Kenapa? Apa Melody pernah berbuat salah? Melody berusaha mengusir pikiran-pikiran negatif di kepalanya.

....

Malam ini Melody terdiam di kamarnya,merasakan perihnya tamparan kata-kata Keivar yang menyebut dirinya dengan nama binatang.
Sial. Marah dan sedih itu benar-benar tercampur aduk. Melody terus meringis,bertanya kepada gelapnya langit malam. Apakah mencintai dalam diam itu salah?

Melody tetap terdiam,menatap langit yang gelap. Pikirannya di penuhi kabut. Ingin sekali rasanya Melody menonjok bibir Keivar yang mencak-mencak memarahinya tanpa sadar kesalahannya.

"Bangsat" umpat Melody.

"Kenapa si manusia tu ga tau diri. Dengan enaknya dia bilang gue 'anjing' dia ga ngaca apa kalo dia the real anjing" Melody terus mengumpat.

Melody kembali menarik notebook nya,menumpah ruahkan perasaannya disana.

Retak.

Siapa yang tau apa arti retak?
sebuah hal yang rusak karena suatu sebab,
Seakan sengaja berpisah letak.
Kamu yang dulunya sangat berharga,
kamu yang tadinya jadi penyangga,
sekarang musnah tertelan kebisuan.

Kala lidahmu yang kelu menuturkan kata yang tajam menusuk jantung.
Kehadiran mu yang semula selalu di tunggu,
sekarang akan selalu ku maki atas kesalahanmu.

Siapa yang bilang cinta akan tinggal?
Sama sekali tidak benar.
Semua yang berakhir pasti pernah menemui awal.
Dan semua yang pergi pasti pernah menyapa.
Apa itu yang namanya tinggal?

Air mata itu kembali turun,hatinya benar-benar hancur. Apa harus sesakit itu?

[Haidar gembel is calling you..]

Ponsel Melody bergetar,ia mengambil ponselnya kasar. Menghapus air matanya,lalu menerima telfon dari seseorang di sebrang sana.

"Halo Mel?"

"Yoi Dar,kenapa?"

Kali ini suara Melody benar-benar serak.

"Dih lo masih nangis?"

"Apansi kaga"

"Boong lo! Heh lo tuh kalo nangis
jelek,makanya gausah nangis kalo lo gamau jadi jelek bego"

"Apansi lo bacot,orang gue ga nangis ko. Sotoy loo"

"Halah boong,terus kenapa lo ga keluar kamar?"

"Sotoy. Gausah sok cenayang lo"

"Yaelah,keluar gc. Gue di ruang tengah nih. Sendirian ky bocah bego."

"Halah,lo mau boong kan? Biar gue keluar abis itu lo ketawa."

"Apansi bego. Cepetan! Keburu kemaleman. Mumpung masih jam 7 lewat dikit nih"

"Awas aja kalo lo gada di ruang tengah"

Melody mematikan telfonnya,lalu Keluar kamar dengan baju yang gombrong dan celana pendek. Melody selalu begitu,cuek dan tidak mengubris pandangan orang lain. Alasannya sih,karena gerah.

Melody terkejut. Haidar benar-benar sedang duduk di sofa ruang tengah sambil memainkan ponselnya.
Tapi Melody tidak menunjukan rasa terkejutnya,ia tetap memasang wajah flat.

"Dar!" Pekik Melody.

"Lama lo" Haidar sedikit kaget,Melody benar-benar lucu. Badannya yang mungil,ditambah dengan baju kegedean serta celana pendek.

"Ngapain si lo malem-malem kesini? Aneh"

"Ngapain si lo malem-malem nangis? Bego" kata Haidar seraya mengikuti nada bicara Melody.

"Tai kali ya" sahut Melody.

"Ngaca bego,tu mata bengep banget kaya abis di tonjok. Masih galauin si Keivar kan lo? Najis"

"Apansi najis-najis? Lo ga tau si rasanya jadi gue. Btw,bunda mana Dar?"

"Bunda lo tadi masuk ke kamarnya dulu,nidurin Azka. Terus dia nyuruh gue nelfon lo. Eh ternyata lo lagi nangis hahahaha"

"Fuck u gembell!!"

"Kasar!"

"Bodo!"

"Bego!"

"Lo kali yang bego!"

"Tai!"

"Bau"

"Kaya lo!"

"Bangsat"

Melody memutar bola matanya jengah. Ia sedang tidak beradadi dalam mood yang bagus.

"Mau ikut ga Mel?"

"Ga! Males sama lo!"

"Alay lo. Ayo buruan!. Ganti celana."

"Bentar,gue izin sama bunda dulu"

Baru saja Melody beranjak. Haidar menahan tangannya.

"Ribet. Gue udah izin kali, gc deh lo! Lemot!"

"Be patience baby" kata Melody,lalu pergi ke kamarnya.

Tak butuh waktu lama,Melody sudah siap dengan joger hitam dan hoodie abu-abu.Menghampiri Haidar dan langsung menarik tangan lelaki itu.

Haidar menurut. Menaiki motornya lalu bersiap untuk bergegas. Sunyi sekali malam ini,rasanya seisi kota benar-benar hampa dan dingin.

"Dar,mau kemana?"

"Mau ke tempat yang bikin lo tenang"

"Hah??!!"

"Budek lo"

Melody berdecak kesal.

...

Mereka sampai di sebuah taman, tamannya itu cukup dekat dari sekolah mereka. Apa taman ini baru dibangun? Melody sepertinya tidak pernah kesini. Memang taman itu berada di dalam komplek sih,jadi mungkin Melody tidak pernah melewatinya.

"Wah tamann!!" Seru Melody,lalu berlari dan duduk di bangku yang di sediakan.

Haidar tersenyum manis. Melihat Melody sesenang ini saja,baginya sudah cukup membuat perasaanya tenang. Haidar menyusul gadis itu,duduk desebelah nya lalu mengelus pelan rambut Melody.

"Tamannya dingin ya Mel?"

Melody mengangguk.

"Iya,gue pake hoodie aja masih dingin. Lo kedinginan? Yah aturan tadi lo bawa jaket." Sahut Melody.

"Nggak lah,gue mah cowo kuat."

"Halah. Dar,kenapa bawa gue kesini?"

"Kan kata lo,lo suka taman. Gue bawa lo kesini,biar lo bisa lupain masalah Keivar. Gue gasuka lo nangis. Gue gasuka lo diem. Gue mau lo lupain itu semua ya Mel? Lo harus tetep jadi diri lo"

Melody tersenyum hangat,sangat hangat.

"Makasih,iya gue bakal berusaha lupain. Gue beruntung banget punya lo"

"Iyalah,siapa yang ga beruntung bisa deket-deket sama Haidar Refasya? Si tampan yang di idam-idamkan adik dan kakak kelas"

"Idih,pede abis lo."

Mereka tertawa renyah. Taman itu menjadi saksi bisu,dimana seorang Haidar sangat memerjuangkan kebahagiaan Melody. Apa mungkin Haidar jatuh cinta? Atau memang belum?

Melody ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang