Melody merengkuh erat tubuh tegak di depannya ini. Senja sudah mulai datang,tapi gadis itu belum juga pulang. Jalanan tidak lagi lenggang, terlihat banyaknya mobil dan motor berlalu lalang saling menyimpang. Gadis itu terus saja bernyanyi di atas motor hitam milik Haidar,sesekali menertawakan hal konyol yang ia buat. Haidarpun ikut tertawa kala gadis itu menyanyikan lagu 'burung kakak tua' yang gadis itu sebut 'lagu tekdung'.
"Tekdung tekdung tekdung trlalallaaaaaaa burung kakak tuaaaa" Melody terus saja menyanyi,dan Haidar tiada hentinya tersenyum melihat kekonyolan Melody dari spion motornya itu.
"Eh tau lagu Matahari Terbenam ga?" Tanya Melody.
Haidar menggeleng,Matahari Terbenam?
"Ih Haidar mah waktu kecil gasuka nyanyi ya??" Tanya Melody lagi.
"Iyaa,aku mah main bola sama papah,terus menggambar juga,sama main monopoli sama si Regi sepupu aku" tutur Haidar.
"Yah,apa cuma Mel yang setiap hari nyanyi mulu waktu kecil? Mel belajar nyanyi semua lagu anak-anak,sampe beli kaset album lagu banyakk banget"
"Bukan waktu kecil doang,sekarang juga tuh,kalo ga nyanyi ya ngoceh,yakan?"
Melody melayangkan pukulan ke bahu lebar Haidar,dan tertawa pelan.
"Mau denger ga lagu Matahari terbenam?" Tanya Melody.
"Nyanyiin dong" pinta Haidar.
Matahari terbenam
Hari mulai malam
Terdengar burung Hantu
Suaranya merduuuKkukukkkk
Kkukukkk
Kkukukkk kukukkk kukukkkMelody melantunkan lagu itu sambil menunjuk matahari yang sudah mulai turun dari langit. Memiliki Melody seperti mendapatkan paket komplit, bisa menghibur,kadang dewasa,kadang kekanakan,ga banyak nuntut, penyayang,humoris,dan yang paling penting adalah pintar mencuri hati orang tua.
Awan yang perlahan jingga,juga matahari yang sudah pupus dari pandangan menunjukan hari akan gelap. Kedua insan kasmaran itu tengah berbahagia dibawah mirisnya kehidupan dunia,memacu motor kala surya terbenam seraya tertawa lepas tanpa beban.
"Mel,tau ga kemana matahari pulang?" Tanya Haidar.
"Mana gue tau,emang gue emaknye" jawab Melody.
"Gembel banget si" ejek Haidar.
"Dih ngeselin,emang Haidar tau??"
"Enggak"
"Dih bego,siapa yang gembel?" Ejek Melody.
"Ya kamu lah"
"Dih ko Melody si"
"Ya emang"
"Gajelas!" umpat Melody.
"Cewe tu aneh,keselan mulu,heran." Tutur Haidar.
"Enak aja! Lagian nih ya,cewe tu ga bakal kesel kalo ga ada yg bikin kesel. Kalo kamu punya asumsi cewe tu keselan,berarti cewe yang deket kamu selalu kesel,nah itu memperkuat bukti kalo kamu itu ngeselinn!" Bantah Melody mantap.
"Ya gapapa,dimana-mana orang ngeselin tuh di kangenin. Kalo emang banyak cewe yang bilang aku ngeselin,ya berarti bagus dong! Semakin banyak yang kangen aku,yakan?" Ujar Haidar.
"Heh geer,pengen banget di kangenin kali ya?" Tanya Melody.
"Ya iya lah,jadi banyak yang mikirin aku kan?"
"Dih apaansi Dar,pengen banget gue tampol!"
"Nah kan kesel,gini kesel,gitu kesel gimana-gimana kesel,heran."
"Ish tau ah! Aku mau pulang."
"Tuh langsung minta pulang."
"Dar! Melody mau pulang!"
"Gamau"
"Bodo"
Haidar terkekeh pelan,dirinya selalu berhasil menggoda Melody. Membuat wajah gadis itu padam karena kemarahannya.
"Jangan ngambek,ke tempat aku dulu bentar ya." Tutur Haidar.
Melody masih saja diam,beginilah Melody selalu berpura-pura merajuk, padahal hatinya tidak semarah itu.
"Diem berarti iya." Kata Haidar lagi.
"Berisik!" Ujar Melody.
"Iya sayang ke tempat aku dulu" Kata Haidar,yang baru saja membuat pipi Melody merona.
"Apansi maksudnya tempat kamu,gajelas." Ucap Melody seraya memalingkan wajahnya agar tidak terlihat merah.
"Tempat biasa aku nongkrong."
"Oh"
Setelah ber-oh tadi,Melody langsung berpikir keras,apa yang Haidar maksud tongkrongannya? Melody baru tau anak itu punya 'tongkrongan' seperti teman-temannya yang brutal. Selama ini Haidar memang terkesan urakan tapi ia tak pernah terlihat keluar masuk ruang BK. Apa yang dimaksud tongkrongan Haidar?
Tak lama motor hitam itu berhenti di depan sebuah warung pinggir jalan. Tempatnya memang terlihat pw, karena di depan warung terpapar teras luas dengan kursi dan meja yang tersusun rapi.
"Mau disini? Atau ikut?" Tanya Haidar.
"Ikut" tutur Melody.
Haidar menggandeng tangan Melody erat,dan berjalan menemui teman-temannya. Bau asap rokok menyerebak di sana,Melody langsung terlihat gelisah pasalnya gadis itu sangat sensitif dengan asap rokok,ia bisa saja batuk-batuk bahkan sampai sesak napas.
"Beh,es teh 2 dong.yang satu spesial ya buat bidadari saya nih." Seru Haidar pada si pemilik warung.
Haidar langsung bersalaman dengan teman-temannya itu,Melody mengamati wajah orang-orang disana mencari salah seorang yang mungkin ia kenal.penghuni tongkrongan itu ternyata bukan hanya kaum Adam,tapi banyak juga perempuan yang ikut bergabung,walaupun tidak terlihat menghisap rokok. Nah,Melody melihat anak sekolah Angkasa. Kalau tidak salah namanya Leanica,cewe yang ia kenal lewat sosmed tentunya.
"Nih si sombong baru keliatan." Ucap teman Haidar.
"Dateng-dateng bawa cewe,mau pamer?" Sahut lelaki di belakang sana.
"Ah cakepan cewe gue Dar"
"Awas lo ntar bucin,lo juga yang cewee! Jangan mau di bucinin sama Haidar ya? Ntar kalo udah putus calling aja,abang auto pepet keras" Kata lelaki berjaket biru dengan nada sedikit berteriak.
Melody hanya menggeleng sambil tersenyum.
"Eh Melody kan?" Tanya Leanica.
"Lah pacar lo Melody Dar? Buset" seru seorang perempuan.
"Wesh jago juga mepetnya" sahut seorang perempuan yang berbeda.
"Pinter banget itu nyarinya,bujug" kata seorang perempuan lainnya.
Awalnya Melody bingung,bagaimana teman-leman Leanica bisa mengenalnya? Padahal Melody hanya mengenal Leanica,itupun tidak dekat.
"Wah ada Leanica?" Kata Melody.
"Lea aja,ini temen-temen gue Mel" kata Lea.
"Bentar,ko lo pada kenal Melody si?" Tanya Haidar.
"Ya bego! Pacarlu anak hits kali,jadi dikenal dimana-mana dah" jawab seorang lelaki berjaket biru itu.
"Wah bahaya" tutur Haidar,dan yang lainnya tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody ✓
Teen FictionSemua yang berawal indah apa harus berakhir nanar seperti ini? Langit yang tadinya cerah sekarang selalu mendung. Meski ribuan faktor memaksa Melody untuk selalu tertawa,hatinya tak pernah sebahagia itu. Melody Sevilia Arkeila, Gadis yang patah kare...