duapuluh(8)

31 4 0
                                    

Keputusan Caca menyuruh Muntaz membawa Haidar kerumah Melody tidak sepenuhnya salah. Melody jadi  bisa meluapkan unek-unekmya kepada pacarnya itu.

Caca dan Muntaz memilih keluar rumah Melody sebentar dan membiarkan sepasang kekasih itu melangsungkan debatnya.

"Pasti sekarang lagi ribut dah tu kampret-kampret." Ujar Muntaz.

"Iyalah,lagian ya ini tu 100% kesalahan Haidar yang emang dari orok udah goblok." Sahut Caca.

Mereka menikmati roti bakar dan cappucino yang mereka pesan,disinilah mereka,Greyo cafè, tempat yang sangat menenangkan pikiran.

"Gue kasi tau lo sesuatu nih,tapi janji gak bilang ke Melody sampe ada waktu yang tepat." Kata Muntaz.

Caca mengangguk setuju.

"Belakangan ini,Haidar lagi bingung, dia bingung mau milih siapa. Mel atau Lexa. Dia bisa lupain Lexa kalo lagi sama Melody,dan dia bisa lupain Melody kalo lagi sama Lexa. Makanya kemaren dia sampe lupa kalo dia udah janji mau balik bareng Melody. Ya gimana,aneh juga si Haidarnya. Dia tu emang gitu Ca,sama mantannya dulu juga gitu." Jelas Muntaz.

Caca membulatkan matanya,kaget.

"Anjing maksudnya apa?!"  Seru Caca.

Muntaz hanya menggelengkan kepalanya.

"Parah dah,kasian banget sahabat gue." Kata Caca.

"Diem-diem aja lo Ca." Sahut Muntaz.

Sedangkan Caca hanya mengangguk.

.....

"Malem terakhir sebelum sore itu kita baik-baik aja Dar,bahkan paginya juga kita gada apa-apa. Coba sekarang kamu jelasin,aku ada salah apa? Dan salahnya dimana."  Tutur Melody.

Sejak tadi Haidar terus saja terdiam, peperangan ini lebih didominasi dengan suara Melody yang bicara panjang lebar mengutarakan isi hatinya.

"Dar,jawabb!" Nada bicara Melody mulai meninggi,nampaknya gadis itu benar-benar emosi dengan lelaki di depannya ini.

"Kamu ga salah Mel,aku yang salah. Kamu perempuan baik,aku yang bejat sama kamu. Maaf,kasih aku kesempatan buat memperbaiki semuanya Mel." Ujar Haidar lemah.

Lagi-lagi Melody terisak,bahunya bergetar naik turun. Perih itu kembali datang,setelah sekian lama menghilang.

"Maaf Mel,maaf." Tutur Haidar lagi.

Haidar membawa Melody kepelukannya,membiarkan gadis itu menangis si dekapannya. Melody meronta,mencoba pergi dari pelukan erat lelaki di hadapannya. Tapi usahanya gagal,badan Haidar terlalu kuat menahan tubuhnya.

"Aku mau memperbaiki semuanya,tapi,kamu jauhin aku." Ucap Haidar.

Melody mendorong tubuh Haidar yang sedari tadi melekat pada tubuhnya. Dada gadis itu terasa sakit, apa ini adalah sebuah akhir? Dan lagi, gadis itu menjadi pihak yang tersakiti. Segurat perih terlintas jelas di hati Melody. Kalian tau sebuah luka bernanah? Saat luka itu basah dan diberi garam,apa yang akan kalian rasakan? Perih bukan?

Sama halnya dengan Melody. Gadis itu baru saja mengubur dalam-dalam luka yang belum sembuh total,lalu datang lagi sebuah luka yang berhasil membangkitkan luka lama.

"Aku gamau bikin kamu sakit,maaf." Lanjut Haidar.

"Maksud kamu?" Tanya Melody lemah.

"Jauhin aku.kamu cewe baik Mel,aku yang selama ini jahat,aku yang bejat, aku yang bodoh karna gabisa nentuin perasaan aku sendiri."

Melody tertunduk lemas,seluruh tubuhnya ingin runtuh,jatuh dan terkapar di bawah tatapan dia yang baru saja memulai rasa sakit itu.

Deg.

Deg.

Melody membulatkan tekatnya penuh untuk berbicara,walau bibirnya benar-benar bungkam tanpa suara.

"Kamu? Minta aku jauhin kamu?"
Melody menggeleng sambil tertawa miris.

"Dimana otak lo Dar?! Setelah semua yang lo buat,lo ninggiin gue setinggi-tingginya dan dengan segampang itu lo nyuruh gue ngejauhin lo?" Lanjut Melody seraya menyeka air matanya.

"Mel..." ucap Haidar lirih.

"Apa ini arti dari kata 'I love u more than anything' Lo?" Tanya Melody.

Melody mencoba untuk bangkit,memapah tubuhnya sendiri agar tak terus luruh di hadapan lelaki tak berhati ini.

"Nggak Mel,aku sayang kamu. I do,I really do."

"Terus mau lo apa?" Tanya Melody.

"Jauhin aku,buat sementara,aku ga mau kita putus. Jadi,jauhin aku dulu."
Jawab Haidar yang masih tertunduk.

"Terus setelah gue jauhin lo,lo mau ngambil kesempatan buat ngerakit cerita lo sama Lexa? Iya? Abis itu lo ninggalin gue dengan alasan kita udah jauh dan semuanya udah hilang semenjak lo bilang 'jauhin gue'." Tutur Melody seraya ngacungkan dari telunjuknya tepat di depan wajah Haidar.

"Dar,jawab,dan bikin gue yakin sama apa yang lo maksud." Sambung Melody,nada bicaranya berubah lirih.

Entah hal apa yang berhasil membuat Melody luruh seluruh-luruhnya. Bukan ini yang gadis itu harapkan, bukan perpisahan ataupun meratapi kepergian.

Gadis itu terdiam dalam pedihnya, terombang-ambing dalam keruhnya pemikiran. Siapa? Siapa yang patut dituntut atas segalanya. Cerah menjelma muram,gusar dalam sebuah peperangan hampa.

"Mel percaya sama aku,aku ga seburuk yang kamu pikirin. Kamu sayang kan sama aku? Kamu harus tau,perasaan aku jauh lebih besar dari 'sayang' kamu itu. Aku janji, aku ga akan kemana-kemana. Aku bakal selalu ada di samping kamu, no matter what. Percaya sama aku Mel, percaya." Jawab Haidar seraya menyeka air mata Melody yang sedari tadi membasahi pelupuk mata gadis itu.

Melody mengangkat kepalanya, menatap mata lelaki di depannya, mencoba mencari kesungguhan dari kata-katanya barusan. Setitik harapan mencoba menjamah hati Melody, gadis itu masih terdiam,mencoba menyurutkan emosinya dan berpikir jernih untuk mempercayai kata-kata Haidar.

Hatinya melemah,perasaan itu tak dapat disangkal,bahwa sejujurnya Melody sangat mencintai Haidar. Dan gadis itu mencoba percaya,baiklah, mulai sekarang ia akan menjauhi lelakinya,sampai sosok itu kembali, entah sampai kapan hubungan ini terus digantung,Melody akan tetap menunggu.

"Janji itu,akan selalu aku inget sampe kamu balik. Aku akan tetep nunggu, walaupun harus jauh dari kamu. Jangan bikin aku kecewa buat kedua kalinya Dar." Tutur Melody.

_________________________

I know feelnya ga nyenggol sama sekali. Sorry:"

Cause its my first time bbe.

Hope u enjoy it❤

Melody ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang