Bel istirahat sudah berdenging.
Caca dan Muntaz tengah asik menonton film di ponsel Muntaz,dengan Earphone yang di pakai berdua. Terlihat serasi. Walaupun sering berargumentasi, Caca dan Muntaz sudah saling mengenal sejak SD. Dulu,rumah Muntaz bersebelahan dengan Caca,sebelum akhirnya Muntaz pindah komplek karena ibunya tidak suka tetangga julid dan bergosip. Lucu bukan?Melody berkutat dengan notebook nya,meninggalkan goresan pena dan menumpahkan perasaannya. Melody selalu ceria,tapi hatinya tidak. Itulah yang hal hebat dari Melody,mampu mengatasi semua masalah sendiri.
Melody menutup notebook nya setelah selesai menulis.Lalu menatap Caca dan Muntaz yang sangat serius menonton film. Dimana Haidar? Biasanya mereka selalu ber-empat.
Hubungan Caca,Muntaz,Haidar,dan Melody terpaut saling berdekatan. Membantu satu sama lain juga selalu dilakukan semenjak mereka duduk berdepan belakangan. Sepertinya mereka memang memutuskan untuk satu-geng.
"Eh Yuyun,lo liat Haidar?" Tanya Melody pada Yuna yang sedang melahap bekelnya.
"Ngapain lo nanya-nanyain Haidar?" Tatapan Yuna benar-benar tajam.
"Hah? Santai apa lo buset! Orang nanya doang"
"Ganggu lo! Gue lagi makan malah bacotan"
Mendengar kata-kata itupun,Melody melolot kaget. Yuna sedang datang bulan? Sensi banget.
Melody berjalan meninggalkan kelas, lalu bertemu Kak Rafi,Staff Tata Usaha.
"Kak,liat Haidar ga si?" Tanya Melody, Kak Rafi memang sesantai itu. Jadi siswa disini tak pernah merasa canggung dengannya.
"Liat,tadi mah ada di ruang musik, kaga tau ngapain dah tu" jawabnya.
"Iyeyy!! Saya sendirian kak,makanya cariin Haidar dari tadi. Untung ada Kak rafi hahai. Tengkyu, saya duluan kak"
Rafi hanya menggangguk kemudian melanjutkan langkahnya.
Melody membuka pintu ruang musik perlahan.Dari luar terdengar suara gaduh,sepertinya ada yang salah.
Benar saja,setelah Melody membuka pintu,terpampang jelas Haidar yang sedang memukul drum dengan emosi yang meruah."Astaghfirullah,Haidarr!!" Melody tergelonjak kaget.
Wajah Haidar sudah tak karuan, seragamnya berantakan. Ada apa?
"Lo ngapain Mel? Pergi! Gue mau sendiri,pergi Mel!! Gue takut kalap dan malah ngelukain lo!" Bentak Haidar.
"Ga!!!gue ga akan pergi sebelum lo cerita. Lo kenapa si Dar?? Kusut bgt kaya gini. Lo lupa kalo lo punya gue,Caca,Muntaz? Harusnya lo cerita. Jangan kaya gini. Untung drum-nya ga rusak. Lo apa-apansi Dar?? Astagaa!"
Kali ini Melody benar-benar khawatir. Melody memang lebih dekat dengan Haidar,dan Muntaz lebih dekat dengan Caca. Seharusnya, Haidar bisa membagi cerita tanpa harus melampiaskan kemarahannya.
Melody berjalan mendekati Haidar yang saat ini terkapar di lantai. Tubuhnya benar-benar kusut tidak karuan.
Melody menarik wajah Haidar yang tertunduk,agar bisa menatapnya.
Melody menatap Haidar lekat,seolah mencari masalah dalam mata lelaki bertubuh tinggi itu."Lo kenapa Dar? Cerita" kali ini Melody melembut,agar dapat meredakan emosi Haidar.
"I'm fine,believe me."
"You are not fuckin' fine! Stop pretend to be fine!" Melody benar-benar tau Haidar dalam masalah.
Haidar tertunduk,bahunya bergetar. Haidar menangis? Kenapa?
"Dar,nangis? Haidar,please tell me why?" Melody mencengkram rambutnya,frustasi. Ia tidak bisa melihat Haidar seperti ini.
Haidar mendongak,dan menarik Melody kedalam dekapannya. Lalu menangis sejadi-jadinya dalam tubuh mungil Melody. Melodypun membalas pelukan itu,sambil mengelus bahu Haidar lembut. Haidar harus tenang.
Segukan tangis itu perlahan memudar,Haidar melepaskan pelukannya.
"Sorry" seru Haidar,suaranya benar-benar parau.
"Sorry kenapa?"
"Ngebentak lo,terus tiba-tiba meluk."
Melody tersenyum,akhirnya Haidar tenang. Bel masuk juga sudah berbunyi dari tadi. Tapi keadaan tidak memungkinkan Haidar untuk masuk ke kelas,dan Melody memilih menemani nya.
"Udah siap cerita? Kalo belom gapapa. Biar lo tenang dulu." suara Melody benar-benar lembut.
"Lo beneran mau dengerin cerita gue?" Tanya Haidar. Melody mengganguk.
Haidar menarik nafas sejenak,lalu mulai menceritakan masalahnya.
"Bokap gue Mel. Semua berawal dari sekretaris bokap gue resign. Bokap gue nyari sekretaris baru buat dia,kalo ga ada sekretaris pasti perusahaan bakal berantakan. Dari dulu emang bokap gue selalu punya sekretaris cewe,tapi bokap gue ga pernah macem-macem. Tapi kali ini, gue ga tau cewe bangsat itu pake ilmu apa,sampe bikin bokap gue bener-bener gila sama dia. Emang dasarnya anjing! Perempuan semurah itu pantes kan Mel gue sebut anjing?!"
Emosi Haidar benar-benar memuncak. Melody meraih lengan Haidar dan mengelusnya selembut mungkin.
"Sabar dulu Dar,terus gimana?"
"Malem itu,bokap gue ga pulang kerumah. Nyokap gue nyariin,sampe ga tidur. Tiba-tiba bokap gue pulang dalam keadaan mabok berat,itupun dianter sama temennya. Besoknya nyokap gue cerita,kalo bokap gue ngigo manggil-manggil nama sekertarisnya.Nyokap gue kaget. Dan nangis pas cerita ke gue. Semenjak itu bokap gue jadi jarang balik ke rumah,gue ga tau dia ada dimana.
Dan tiba-tiba kemaren dia pulang, bawa sekretarisnya ke depan gue sama nyokap gue. Dengan entengnya,dia bilang ke gue di depan nyokap gue kalo sekretaris anjing itu bakal jadi mamah kedua gue Mel. Nyokap gue nangis. Gue langsung minta tante gue buat nemenin mamah di rumah,dan gue ga bisa tinggal di rumah. Jadi gue ga pulang,gue di apartemen sampe hari ini. Gue gabisa liat mamah kaya gitu Mel"
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody ✓
Teen FictionSemua yang berawal indah apa harus berakhir nanar seperti ini? Langit yang tadinya cerah sekarang selalu mendung. Meski ribuan faktor memaksa Melody untuk selalu tertawa,hatinya tak pernah sebahagia itu. Melody Sevilia Arkeila, Gadis yang patah kare...