duapuluh (4)

39 4 0
                                    

"Kenalan dulu dong." Seru Leanica.

Orang pertama yang mengulurkan tangan adalah orang yang ada di depan Melody,gadis itu menjabat tangan teman-teman Haidar secara bergantian,dan dengan berulangkali menyebutkan namanya.

"Gue Kenan,temennya Haidar dari dulu. Ga galak,ga makan cewe,jadi jangan takut" kata Lelaki itu.

"Haha iya,Melody" balas Melody.

"Gue Fazhil,tapi bocah-bocah nyebutnya Pajil. Serah lah Fazhil apa Pajil"

"Eh? Pajil aja lah biar gampang, Melody"

"Gibran"

"Emm iya,Melody"

"Geonard,Geo aja"

"Oh oke,Melody"

"Renald"

"Melody"

"Abang Deva Pratama Juwanda,Deva aja neng"

"Haha iya,Melody Sevilia Arkeila, Melody aja bang." Jawab Melody,dan yang lainnya tertawa,karena gaya bicara Melody yang sama dengan gaya bicara Deva.

"Nah gue udah kenal kan? Lea" kata Leanica.

"Iya Lea" Sahut Melody.

"Gue Celia"

"Gue Violet,tapi dipanggil Olet"

"Gue Kesha"

"Rebecca,just Becca"

"Hah?? Iya,Melody" sahut Melody.

"Kenalannye pelan-pelan apa,lo kaga liat pacar gue gelagepan" kata Haidar.

Melody tertawa,begitu juga semuanya. Melody langsung duduk bergabung dengan Lea dkk. Dan Haidar dengan teman-teman laki-lakinya. Tak lama segelas es teh menghampiri Melody.

"Ko lo bisa sama Haidar si?" Kata Leanica.

"Hah? Gada pertanyaan lain?" Jawab Melody seraya menyesap es teh di depannya.

"Eh bener! Gue penasaran, masalahnya Haidar bocah sengklek gila,masa iya bisa dapet cewe kaya lo yang namanya dikenal dimana-mana." Sahut Violet.

"Eh? Apaandah dikenal dimana-mana apanye." Jawab Melody.

"Gila lo,gue bukan anak Baksan, btw gue anak Bakti Prima,tapi gue kenal lo. Dan bocah-bocah gue disekolah kayaknya pada kenal lo deh." Tutur Kesha.

"Dih ajaib aja temen-temen lo! Hahaha" Sahut Melody.

"Gc cerita,ko bisa sama Haidar" tanya Rebecca.

"Au lo! Kebanyakan cing-cong deh." Sambung Lea.

"Gini,awalnya gue sama Haidar tu kaya deket gitu,bisa di bilang satu geng si. Tapi disitu gue ber-4, walaupun emang gue masih suka main sama bocah-bocah gue di sekolah,tapi semenjak kelas 11 si gue lebih sering ber-4. Nah dari berempat itu,gue lebih deket sama Haidar. Awalnya si gue masih gamon sama mantan gue,eh Haidar berhasil bikin gue lupa sama tu sianjing. Ya mungkin bener soal makna yang dimaksud lagu "Perahu Kertas", ternyata orang yang lu tunggu tu ga jauh dari sahabat lo sendiri. Ati-ati aja ni,bisa aja ntar Lea sama Kenan kan?" Jawab Melody,cewe-cewe itu hanya menganga menyimak cerita Melody.

"Yee anjing! Kenan mah udah sama Olet tuh hahaha." Balas Lea.

"Eh iya? Yah maap ya Let,gue ga tau." Terang Melody.

"Iye santai." Sahut Violet.

"Eh Mel,Renald liatin lo terus dari tadi gila!" Bisik Kesha.

"Apansi lo" Tepis Melody.

Kalian tau? Saat ini Melody benar-benar merasa sesak. Asap rokok yang mendominasi tempat ini membuat Melody sulit bernafas,ia sempat melirik-lirik Haidar tadi,mungkin saja Haidar akan mengerti kalau ia merasa sedikit tidak nyaman dengan tempat ini,tapi hasilnya nihil,Haidar malah berbisik 'hah?mau pulang?' lalu dengan cepat Melody menggeleng,dan Haidar malah membentukan jari-jarinya seperti simbol 'oke'.

"Sorry gue ke depan dulu." Kata Melody seraya berjalan kearah motor Haidar yang terparkir.

Melody terus saja mengatur nafasnya, sesekali batuk dan memijat kepalanya yang terasa sedikit pusing. Nafasnya benar-benar segal,sampai bahu gadis itu terlihat naik turun tak karuan. Haidar menyadari Melody tak lagi bersama kawan perempuannya,dan mendapatkan Melody tengah berdiri membelakangi warung sambil berpegang erat pada stang motor, terlihat seperti ada yang salah disana. Haidar menghampiri Melody,dan melihat wajah Melody yang sudah terlampau pucat.

"Mel,ya Allah,kenapa kamu?" Tanya Haidar cemas.

Melody hanya menggeleng lemah dengan nafas tersegalnya.

"Ke rumah sakit ya? Kamu pucet banget Mel." Tutur Haidar lagi.

Melody terus menggeleng dan menggeleng,hal itu cukup membuat Haidar bingung.

"Pulang?" Tanya Haidar.

Dan lagi,Melody menggeleng.

"Pulang. Ke rumah kamu,nih pake jaket aku. Bentar,ambil kunci motor dulu." Kata Haidar seraya menyampirkan jaket hitamnya ke punggung kecil Melody.

Haidar berlari kecil mencari kunci motornya itu,dan segera membawa pulang Melody. Sebelumnya,Haidar tampak mengetikkan sesuatu di ponselnya,entah untuk siapa pesan itu,lalu dengan sigap Haidar menaiki motornya dan membawa Melody menuju rumahnya.

"Ini kesalahan fatal banget,disaat kamu kaya gini,aku ga bawa mobil. Maaf ya Mel,pegangan terus." Tutur Haidar.

Melody terus memeluk erat tubuh Haidar dari belakang,dadanya sungguh sesak,nafasnyapun tidak teratur. Haidar dapat merasakannya,deruan nafas gadisnya yang berhembus kasar,membuat laki-laki itu frustasi. Haidar memacu motor itu dengan kecepatan penuh, berjaga-jaga agar Melody tidak pingsan di tengah jalan,dalam hatinya lelaki itu berdoa semoga gadisnya baik-baik saja. Haidar justru tidak tahu apa Melody punya riwayat penyakit selain maag?

Motor Haidar terparkir di pekarangan rumah Melody,terlihat sepi dan kosong. Mungkin bunda atau ayah Melody tidak disana? Dengan sigap Haidar membopong tubuh Melody yang lunglai,membawa gadis itu masuk ke dalam kamarnya.

"Mel,kamu kenapa? Ada yang salah dari es teh yang dikasih babeh tadi?" Tanya Haidar.

Melody menggeleng.

"Terus kenapa?" Tanya Haidar lagi.

"Dar,tolong ambilin air anget dulu, bisa ga?" Pinta Melody.

"Iya sayang,bentar ya." Kata Haidar seraya mengecup puncak kepala Melody. Laki-laki itu benar-benar hangat rupanya.

Melody ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang