"Ini kan yang lo mau? Gue sama Alexa,and congratulations you win. Lo-- bener-bener bikin gue gila!"
Melody bangkit dan menggebrak meja,untunglah ruangan yang dipakai Haidar adalah private room. Jadi ga malu-maluin banget.
"Lo kenapa sih?!" Bentaknya,
Melody memicingkan matanya dan kembali duduk.
"Emang omongan gue salah? Enggak kan? Ini semua kan emang udah akal-akalan lo. Karna gue ga sengaja nyakitin lo,terus lo emang berniat bales dendam dan bikin gue kayak gini kan?" Sungut Haidar.
Baiklah,untuk kesekian kalinya, pertengkaran antara keduanya kembali digelar.
Melody membalas menatap mata itu tajam,sangat tajam. Terlihat jelas dimatanya bahwa aura marah telah membakar kesabarannya.
"Watch you mouth! Dan apa lo bilang tadi? Ga sengaja? Apa nyakitin gue itu sebuah ketidak sengajaan buat lo hah?! Gila ya lo,sampah!" Tuturnya sarkas.
"Oh jelas gue sampah,kan lo yang menang disini." Ucap Haidar.
Melody benar-benar lemas. Dirinya menar-benar tersundut emosi, kali ini ia benar-benar kacau. Baru saja ia marah,tapi sekarang rasanya ia sangat ingin menangis.
"Kenapa diem? Dulu gue berusaha narik perhatian lo lagi, gue sesayang itu sama lo. Tapi apa? Ini balesan perasaan gue? Hahaha." Ucap Haidar lagi.
Mata Melody memanas,"lo nggak tau Dar,gue emang jahat di mata lo. Jahat. Tapi lo nggak pernah tau sesakit apa ini semua buat gue. Sebut Dar sebut, dimana salah gue,dimana jahatnya gue,dimana kemenangan gue. SEBUT!"
Gadis itu menahan tangisnya setengah mati,ia tidak akan menjadi lemah kali ini.
Haidar tersenyum miring,"salah lo, sok jadi pahlawan buat nutupin kedok jahat lo. Dan kemenangan lo? Apa kurang jelas apa yang gue bilang tadi? Gue sama Alexa tunangan, dan siapa yang seneng? Lo! Lo seneng karna bikin gue ga ngerti gue harus apa sekarang. Gue tau semuanya, lo nolak gue karena Alexa,dia suka gue, dan gue ga suka dia. Dan semenjak lo ninggalin gue,gue dan Alexa di jodohin,dan sekarang bakal tunangan. Lo udh tau kalo gue bakal kalah,jadi lo ngelakuin ini semua."
"Lo bisa ga si Dar gausah nyalahin satu titik? Apa ini semua beneran salah gue? Seandainya gue ga ninggalin lo waktu itu,tapi kalo emang akhirnya kalian di jodohin, endingnya bakal sama aja kan? Lo sama Alexa,dan siapa yang bakal sakit?GUE! apa lo ga mikir kesitu hah?! Lo boleh benci gue,benci gue karna ninggalin lo.tapi Kalo lo jadi gue,apa yang bakal lo lakuin Dar?!! Apa lo bakal tetep stay sama seseorang yang pernah nyakitin lo? BAHKAN SETELAH SEMUA KESALAHAN LO,TETEP GUE YANG DI SALAHIN."
Haidar terlihat bungkam,kata-kata Melody barusan berhasil menikam kuat hatinya.
"Dan itu kejadian setahun yang lalu,bahkan udah terlalu basi buat dibahas dan diungkit." Tutur Melody lirih.
Haidar kembali diam,
"Makasih karna udah jadiin gue tersangka bersalah disini. Gue ngerti lo lagi emosi,gue duluan." Ujarnya dan beranjak pergi.
Hatinya kembali sakit,belum sampai langkahnya keluar private room itu, dia dikejutkan dengan suara teriakan Haidar.
"PERGI LO! JANGAN PERNAH ADA DI HIDUP GUE LAGI!"
Melody hanya mengangguk dan mempercepat langkahnya untuk pergi dari greyo cafè. Dan untuk pertama kalinya,Melody membenci tempat ini.
Melody mencari kontak yang ia tuju di ponselnya,kemudian menujukan panggilan suara untuk orang itu.
"Hallo Bee," suara dari sebrang sana.
"Ndy,jemput aku. Ga lama ya..." titahnya dengan suara bergetar menahan tangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody ✓
Teen FictionSemua yang berawal indah apa harus berakhir nanar seperti ini? Langit yang tadinya cerah sekarang selalu mendung. Meski ribuan faktor memaksa Melody untuk selalu tertawa,hatinya tak pernah sebahagia itu. Melody Sevilia Arkeila, Gadis yang patah kare...