Melody dan Haidar baru saja memasuki perpustakaan,dan memilih kursi pojok kiri untuk mengerjakan tugas cerpen Melody.
"Sumpah ya Dar,gue kira Bu Tuti bakal nyuruh gue bersihin debu-debu perpus" kalimat datar yang dilantangkan Melody barusan berhasil membuat Haidar terbangun dari lamunannya.
"Kalo bu Tuti nyuruh lo kaya gitu,gue ogah nemenin lo disini." jawab Haidar.
"Jadi definisi 'nemenin' bagi lo itu kalo lagi ga susah gituuu??!"
"Ya engga Mel,susah dalam arti apa dulu. Kalo susah ekonomi,gue bakal bantu cari. Kalo susah kehidupannya, ya gue hibur lah biar ga melarat-melarat amat. Kalo susah karena di hukum,ya gue tinggal lah"
"Yah ga setia kawan lo Dar.."
"Gue memang tidak setia kawan,tapi gue setia pacar. Anjai banget dah gue!"
"Setia apanya.waktu Selsa selingkuh, lo malah putusin dia tu,seharusnya kan lo setia aja? Ya ga Dar?"
"Yah tolol,itu namanya bukan setia tapi GOBLOK. Coba aja dia ga selingkuh,gue yakin dia bahagia sama gue sampe sekarang."sahut Haidar dengan penekanan di kata goblok-nya.
"Halah mana ada cewe yang bahagia sama lo"
"Berisik lo Mel,mending ngerjain cerpen dah. Udah kecil,lemot bgt lagi"
"Apasi Dar,badan gue emang kecil,tapi punya hati yang besar."
Jawab Melody dengan nada yang di imut-imutkan."Apasi lo Mel,"
"Btw Dar,kok lo punya inisiatif nemenin gue sih? Perasaan gue ga minta."
"Ya gue gamau aja lo sendirian,nanti di ganggu sama Pak Heri si penjaga perpus."
Melody terbahak,pak Heri memang sering mengganggu siswi yang mengunjungi perpus. Kadang pak Heri modus membantu siswi padahal akhir-akhirnya pak Heri selalu meminta nomor telfon siswi tersebut.
Tapi itu tidak serius,tentu saja pak Heri bercanda,dan siswi Baksan sudah terbiasa dengan candaan pak heri.....
Satu jam berlalu,akhirnya cerpen Melody berhasil di selesaikan. Kemudian menyerahkannya kepada bu Tuti bersama Haidar.
Melody terus bertanya,Haidar sebaik itu kah? Menemani Melody ke perpus karna tidak ingin Melody di ganggu pak Heri. Apakah itu benar-benar alasannya?Seakan tidak peduli,Melody memang selalu bersifat cuek. Dan memilih tidak memikirkan keadaan sekitar.
Satu dan lain hal yang perlu kalian ketahui. Melody sangat mudah mencintai,dan terlalu sulit melepaskan. Kala Melody mulai jatuh cinta,ia tak akan lupa mencari cara agar sang pemilik hati tidak berpaling.
Jangan hanya bicara
ku tak perlu kata-kata tuk mengerti yang kau rasa kanKarna ku hanya butuh
Separuh hatimu
Bersama diriku
Tuk buat ku bahagia
Haaa haaa haa haaa...Lagu Theovertunes-bicara tengah dilantunkan Melody dalam lamunannya.
Kalian tahu? Melody memang pintar menyanyi.
Tuhan memang adil,sekalipun Melody tidak ahli di bidang hitung-menghitung. Melody ahli di bidang sastra dan seni. Ya,setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hal itu sudah menjadi hukum mutlak yang Tuhan berikan."Lanjut dong Mel,masa berenti sih!" protes Caca karena Melody tiba-tiba diam.
"Lupa lirik gue hehe."
"Ah pikun lo! Lagi enak-enak juga,lo ga liat nih mata gue udh berat banget gara-gara di nyanyiin lo"
"Tuh suruh si Muntaz aja nyanyi."
Perintah Melody,sontak mendapat kekehan dari Caca dan Haidar. Terkecuali Muntaz yang tetap terlihat datar."Nyanyi dong Mun,nyanyiin gue. Pliss plisss." Caca benar-benar memohon kali ini.
"Aduh deg-degan nih abang jadinya" balas Muntaz,seraya mengedipkan sebelah matanya.
Melody,Caca,dan Haidar pun tertawa terbahak-bahak. Cara Muntaz mengekspresikan kata-kata memang selalu mengundang gelak tawa. Kadang wajahnya bisa berubah menjadi maskulin seperti Adipati Dolken katanya,Kadang juga bisa berubah di imut-imutkan biar terlihat seperti Oppa-oppa Korea, kadang juga memang kocak seperti Opi kumis.
"Ngapa lo ketawa-ketawa?? Gini-gini gue member Ekso loohh! Siapa tuh Mel yang ganteng kata lo?" Muntaz terlihat sangat pede mengucapkan kata-kata itu.
"Aiihhh,pacar ku si tetep pak Sahwan" seru Melody. Pak Sahwan,guru muda dan tampan. Jadi ya,kaum hawa mana yang tidak meneguk ludahnya kala melihat Pak Sahwan. Walaupun Melody hanya sekedar kagum. Usianya juga belum mencapai kepala 3,masih bisa lah di pepet.
"Apansi lo koplak! Gasadar apa kalo lo mirip Sapri pesbuker?!" timpal Caca.
"Yee anjing lo semua,mau berantem sama Adipati hah?" Seru Muntaz lagi.
"Adipati babeh lo nohh" Kali ini Haidar ikut mengejek.
"Lah kan gue cuma bilang,mau berantem sama Adipati? Ya berantem aja gidah sama Adipati,bukan sama gue. Lo pada ga tau nama gue Muntaz?" Muntaz benar-benar membuat ketiga orang tersebut ingin sekali menjitak kepalanya itu.
"Yauda kenalan dulu deh,kenalin ya. Namaku Muntaz Adyaperkasa yang katanya mirip Adipati Dolken. Tapi jangan di sama-samain lah ya? Jelas kan aku lebih tampan?"
Kata-kata Muntaz barusan,berhasil membuat Melody,Caca,dan Haidar menoyor kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody ✓
Teen FictionSemua yang berawal indah apa harus berakhir nanar seperti ini? Langit yang tadinya cerah sekarang selalu mendung. Meski ribuan faktor memaksa Melody untuk selalu tertawa,hatinya tak pernah sebahagia itu. Melody Sevilia Arkeila, Gadis yang patah kare...