duapuluh(5)

43 4 0
                                    

Haidar terus berkutat dengan ponselnya,sambil sesekali mengecek keadaan gadis di sampingnya. Sudah 2 hari ini Melody sakit dan tidak bisa masuk sekolah,dan ya,Haidar jadi merasa bersalah. Caca sempat memberitahunya,Melody sensitif terhadap asap rokok,itu sebabnya Haidar terus meminta maaf atas kesalahannya. Hari ini,sepulang sekolah,Haidar memutuskan untuk kerumah Melody lagi,untuk sekedar menemani gadisnya yang sakit.

"Bang Haidarrlll!!!" Seru Azka dan membuat Haidar sedikit melolot kaget.

"Eh Azka,baru pulang?" Tanya Haidar.

"Iya,balu dijemput Bunda."

"Mana Bundanya?"

"Itu lagi anuin mamnya kamel,aku bilangin bunda ah ada bang Haidal."

"Haidar skaa! Bukan Haidall." Kata Melody sambil tertawa.

"Hahahaha namanya jga anak kecil kan,cadel." Balas Haidar dengan tawanya.

....

Senyum manis itu masih setia melekat pada bibir indah milik gadis yang sedari tadi memandangi seseorang dihadapannya.

Ya,Melody yang tengah tersenyum indah sambil melihat Haidar dan Azka yang terus saja berbincang-bincang. Azka yang bercerita panjang lebar dan Haidar yang menanggapi dengan ekspresi konyolnya. Siapapun yang melihat ini pasti akan tertawa ataupun terbahak kencang,kedua orang itu terlihat sangat klop dengan obrolan mereka.

Tak lama,Delina datang menghampiri mereka. Membawa Azka ke kamar untuk tidur siang,ini sudah pukul 3 sore padahal. Azka yang sepertinya lelah bercerita dengan cepat tertidur pulas sambil memeluk guling kesayangannya. Keadaan Melody telah membaik,tak ada lagi batuk yang menyerang seperti kemarin. Permintaan maaf Haidar pun tak perlu dikhawatirkan,Melody telah memaafkannya.

Pandangan Haidar beralih kepada gadis yang tengah bersandar di ranjangnya. Memerhatikan setiap inci lekuk wajah gadisnya itu dengan seksama. Wajah Melody yang teduh seketika dapat menenangkan hati Haidar yang berantakan.

"Dar,kamu kalo mau balik mah balik aja,daripada bosen disini kan?" Kata Melody yang berhasil memecahkan keheningan.

"Engga,tadikan aku udah balik dulu, baru kesini. Kamu bosen ya?" Jawab Haidar.

"Dih di tanya malah nanya balik."

"Ya terus sekarang kamu bosen apa engga?" Tanya Haidar lagi.

"Dikit."

"Terus mau ngapain?"

"Ke minimarket yu beli makanan,terus nonton film di iflix. Seru kan??" Pinta Melody.

"Ayoo!! Izin dulu sama Bunda." Ajak Haidar.

"Bentar! Eh bodo ah gausah makeup, mau buluk kek,mau gembel kek orng ke minimarket doang ya." Tutur Melody.

"Masya Allah little baby, masa ke depan doang makeup. Udah kamu mah udah cantik." Balas Haidar.

"Cantik biji mata lo! Orang aku buluk begini,2 hari aku ga nyentuh bedak sama sekali. Rekor!" Terang Melody.

"Gila! Seumur hidup aku ga pernah nyentuh bedak sama sekali. REKORRR HUAHAHAHA!" Ucap Haidar seraya menirukan gaya bicara Melody.

"Ish beda Dar,aneh." Kata Melody.

"Berisik ah! Aku mau ke bunda dulu babai." Tutur Haidar.

"Bentar,perasaan itu emak gue deh." Ucap Melody pelan.

Haidar berlari kecil sambil sesekali meneriakkan kata 'tante Delina'. Lalu Haidar kembali ke kamar Melody dan mendapatkan gadis itu tengah menyisir rambutnya.

"Aku udah izin,katanya boleh aja. Tapi kamu tetep harus makan bubur yang dibuatin bunda kamu,terus abis makan bubur minum obat. Terus cemilannya gaboleh yang macem-macem." Terang Haidar.

"Terus-terus melulu kya tukang parkir." Ucap Melody.

"Ayo buruan little baby." Ajak Haidar.

"Jalan aja ya."

"Yakin kamu Mel?"

"Yakin lah."

....

Jam sudah menunjukan pukul 7:30 malam. Haidar dan Melody baru selesai menontom film action di laptop Melody. Haidar menyadari hari sudah mulai malam,lalu ia memutuskan untuk pulang dan menjemput Melody besok pagi ke sekolah.

Gadis itu melambaikan tangannya seraya menyaksikan motor hitam itu beranjak pergi menjauh dari pekarangan rumahnya. Ia tersenyum simpul kala kembali masuk dan menutup pintu. Haidar,sosok yang sangat perhatian dengannya, menyuluhkan seluruh kasih sayangnya untuk Melody. Dan satu yang perlu kalian tau,untuk saat ini Melody merasa sangat beruntung.

Melody berjalan menuju meja belajarnya,menarik notebook coklat yang terletak pada susunan buku-buku miliknya.

Untuk takdir,
Terimakasih telah membuatnya hadir.
Terimakasih telah mengusir gusarnya gemuruh petir.

Aku,yang memang cacat untuk dikatakan sempurna,tengah berbahagia.

Kehadirannya yang semula tak pernah ku terka-terka,
kini benar nyata dalam dekapan,
tepat berdiri dan menjadi rumah untuk hatiku yang bimbang,
Sehingga sang Hati tau kemana ia harus pulang.

Untuk alam,
engkau yang selalu menjadi perumpamaan rasa,
terimakasih telah menjadi pelengkap.
Terimakasih telah mengusir gundah gulana sebuah perasaan.

Kamu,yang kuharap juga berbahagia,
tetaplah menjadi sebuah tempat untuk hatiku berpulang.

Meski kehadiranku kadang membuatmu resah,
kala kata-kataku itu membuatmu marah,
percayalah,
Sejujurnya aku tak pernah bermaksud meninggalkan,
walau hanya sejengkal.

Selesai menuliskan itu,Melody mendapatkan sebuah notif pesan masuk pada ponselnya. Rupanya itu Ardyan yang menyuruh Melody untuk mengisi mading untuk MMS minggu besok.

Lalu melody mengatakan pada Ardyan agar dia mengecek notebook coklatnya saja,dan memilih quotes yang cocok dan sekiranya digemari siswa-siswa Baksan.

Sejujurnya Melody sedang tidak mood untuk membuat puisi,jadi ya gadis itu mengambil jalan simple.
Lagi pula,di dalam notebook-nya tidak pernah disebutkan segelintir nama atau untuk siapa kata-kata itu ia buat. Jadi tak ada masalah bukan? Meskipun kata-kata itu mewakili hati Melody,siapa tau bisa mewakili perasaan anak-anak Baksan yang lain kan?

Melody ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang