duapuluh

50 4 0
                                    

Setelah membaca puisi Melody tadi, Haidar memilih untuk mandi dan membereskan appartemennya itu. Ia sudah biasa di tinggal begini,tapi biasanya Haidar selalu tinggal di rumah,entah mengapa sekarang ia merasa segan dengan rumahnya itu.

Ponselnya berbunyi,pertanda sebuah pesan masuk. Buru-buru Haidar meraih ponsel hitam nya itu,ternyata itu Muntaz.

Munmuntah
E tai,lemah lo! Gitu aja
gamasuk! Huuu.

Haidar tersenyum,Muntaz adalah sosok terabstrak yang pernah ia kenal.

Haidar
Apansi lo!

Gue gblh msk sklh sm Melody

mang ky lo kl sakit gd yg peduli

Munmuntah
Cieeeee

Udh ada pertanda ni

Sudah terjadi

Hah? Sengklek lo?

Apaansi ko sengklek?

Dih iyadh ko sengklek?

Dih gblk mlh balik nnya

Au ah gue bingung

Dasar bch bingung

Eh iya lupa! Niatnya gue
mau ngasih tau sesuatu

Affaantuh?

Tadi,si Keivar ajg dtng k kls,
nemuin Melody. Kg tau ngmngin
apaan,tiba2 si Mel udh bete gt
mukanya,smpe skrng bt bgt.

Ajg

Blg k Melody,blik sekolah gue jmput.

Pesannya itu hanya di baca oleh Muntaz,perasaannya tidak tenang saat ini. Haidar melirik jam kecil di mejanya,sekarang pukul 12,Baksan akan bubar pukul 2. Haidar segera bersiap menjemput Melody,mengingat appart dan Baksan cukup jauh. Haidar sempat berhenti di sebuah rumah makan untuk mengisi perutnya dan meminum obat yang Melody berikan,lalu kembali menuju Baksan dengan mobil hitamnya.

Haidar mengendarai mobil itu pelan, dengan perasaan senang dan penasaran. Senang karna akan bertemu Melody,dan penasaran dengan apa yang Keivar bicarakan.
Haidar sempat menelfon Melody tadi,tapi gadis itu tidak mengangkat telfonnya,mungkin saja ponsel Melody habis baterai.

Ia sudah berada di depan Baksan sekarang,beberapa menit lagi siswa akan berhamburan keluar. Dan benar saja,bel itu berbunyi dibuntuti sorak sorai siswa yang lega karna jam belajar sudah berakhir. Terlihat disana Caca dan Muntaz yang sedang merangkul Melody,ada apa?? Tapi ketiganya terlihat senang dan tertawa-tawa. Seperti ada yang janggal. Haidar berlari menuju lobby sekolah,menghampiri ketiga kawannya yang masih berangkulan, dan tersenyum hangat ke Melody.

"Hai! Kalian mau langsung balik?" Tanya Haidar.

Muntaz dan Caca mengangkat bahunya acuh,sedangkan Melody sedang memicingkan matanya ke arah Haidar.

"Heh! Mel udah bilang gausah sekolah, ko malah kesini si? Pea lo! Ntr kalo di jalan ada apa-apaan gimana?!" Omel Melody seraya memukul pundak Haidar.

Haidar meringis sambil memamerkan giginya.

"Abisnya bosen,maen ke appart gue aja yuk guys?!" Ajak Haidar.

Muntaz dan Caca mengangguk semangat,tapi Melody tetap diam.

"Gue langsung balik aja deh,kasian bunda sendirian jagain Azka" kata Melody.

"Yahhhh" Ucap Caca.

"Gue juga kangen sih sama tante Delina,gimana main ke rumah Melody aja??" Ajak Caca.

"Mau?? Hari ini Bunda libur si jadi ada di rumah" Tanya Melody.

"Ayokkkk!" Kata Haidar sambil mengangkat tangannya.

Dan Muntaz hanya mengangguk.

"Yaudah gue ambil motor dulu di parkiran,Caca sayang mau bareng Haidar apa gue?" Tanya muntaz.

"Enak aja lo sayang-sayang! Aduh bareng Muntaz aja deh,gue ikut ke parkiran. Lo berdua duluan aja,nanti gue sama Muntaz nyusul" seru Caca.

Melody memasuki mobil pacar-nya itu. Wajahnya masih terlihat kesal. Apa yang terjadi? Apakah karena Keivar? Haidar terlihat frustasi dengan tingkah Melody yang berubah menjadi diam seperti ini.

"Mel,kenapa?" Tanya Haidar.

"Apanya?"jawab Melody.

"Lo kenapa cemberut?"

"Gapapa,lagi gamood aja"

"Beneran?"

"Iya,Haidar"

"Tadi ada ngobrol sama Keiv ya?"

Ya,Keiv itu Keivar,banyak yang memanggilnya dengan sebutan itu akhir-akhir ini.

"Ada,dikit"

"Dia ngomong apa?"

"Ga tau"

Haidar hanya mengangguk pasrah dan mulai melajukan mobilnya menuju rumah Melody,suasana hening menyeruak di mobil hitam itu.

"Mel,yakin gamau cerita?"

"Hmm kamu udah enakan badannya? Udah ga pusing lagi?"

"Udah"

Melody hanya mengangguk dan menatap luasnya jalanan di depan sana,memerhatikan seluk beluk indahnya kota,seraya memikirkan sesuatu yang terus bergelut di otaknya. Bukan-bukan,Melody sama sekali tidak marah,tapi entah pikiran apa yang membuatnua sedikit malas untuk berbicara.

Kalian tau pasal orang yang lebih suka diam jika dilanda gundah atau kekesalan?  Ya, kurang lebih seperti itulah Melody. Menurutnya kesal dan marah itu di bagi menjadi 2 hal,
1. Kekesalan yang memang harus di tunjukan,contohnya Melody bisa saja melabrak seseorang yang berhasil membuatnya naik darah.
2. Kekesalan yang sebaiknya di pendam,contohnya sesuatu yang menyangkut hal-hal pribadi pada dirinya itu sebabnya ia lebih suka diam.

Melody ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang