Haidar baru saja selesai mandi,rambutnya masih benar-benar basah. Ia merasa ragu menghampiri Dea,ia takut terlihat lemah di depan ibunya itu.
Haidar menepis keraguan itu,turun dari lantai dua dan mencoba mendekati mamah dan Melody. Tapi tunggu,Melody dan Dea tengah berpelukan? Secepat itu mereka dekat?
"Tante hebat! Jangan nangis ya, Melody ikutan sedih deh"
Suara itu,Melody.
Perlahan tangis Dea berhenti, wajahnya terlihat lebih tenang. Lalu melepaskan pelukannya dengan gadis mungil itu.
Tak terasa pipi Haidar mengembang, Melody benar-benar berhasil. Mulai saat itu,ia berjanji kepada dirinya sendiri bahwa dia akan menjaga Melody,bagaimanapun caranya. Melody berharga,sangat.
Matanya berkaca, dengan sigap Haidar mengusir rasa sedihnya,dan berjalan kearah ibunya dan gadis mungil itu.
"Yahh mamah,Haidar ko ga di peluk."
Dea memamerkan deretan giginya,lalu memeluk Haidar dengan hangat."Inget loh mah,anak mamah tuh Haidar Refasya,bukan Melody." sambung Haidar.
"Memang kenapa kalo Melody jadi anak mamah juga?,bagus kan mamah punya anak gadis." jawab Dea.
Melody tersenyum penuh kemenangan,dan berhasil membuat Haidar jengkel.
"Mamah,Haidar bawa Melody kesini buat jadi temen curhat mamah, bukan jadi anak mamah." Kali ini Haidar memamerkan wajah melasnya,Dea tau ini bercanda.
Dan ya,Melody sudah tertawa keras.
"Ehh maap tante,Melody kelepasan. Abisan Haidar kocak banget sii!" kata Melody,lalu menutup mulutnya, tawa nya itu menggema di ruang tamu, melebihi toa tukang perabot keliling.
Dea dan Haidar tertawa,Melody berhasil. Membuat ibu dan anak itu kembali bahagia.
Lalu Haidar bergabung duduk bersama mereka. Zea tidak terlihat, apa dia tidur?
"Tante,tadi Melody liat di depan komplek ada taman. Melody suka taman tante. Mau ya,temenin Melody ke taman situ?" Ajak Melody.
"Ribet banget si lo pake kata 'Melody' biasa sama bunda lo aja cuma pake 'Mel' doang." tutur Haidar.
"Hah? Iya,abisan kan gue ngomong gitu ke bunda sama ayah doang Dar. Hehe bingung"
"Gapapa Melody,santai aja. Anggep tante bunda kamu,kamu bisa pake kata 'Mel' atau apapun." Kata Dea,
Senyum Melody mengembang. Dea benar-benar hangat."Yaudah tante,mau ya temenin Mel? Mau ya tann,mau kan?" Rengekan itu, dan mata Melody yang membulat membuat siapapun gemas.
"Sama Haidar? Nanti tante jadi nyamuk." balas Dea.
Haidar dan Melody tertawa renyah.
"Mana mau Mel pacaran sama tiang." balas Melody.
"Apa dah lo! Yang ngantri sama gue tu banyak,lo gatau dede dede di sekolah yang suka ngasih gue sebotol aer minum kalo di hukum keliling lapangan. Haidar kan ganteng 180 derajat."
"Iyuhh,dede dede cuma kasian sama lo! Lo melas si!"
"Yang penting gue tinggi,ga kaya lo!"
"Jadi lo beneran mau gue tonjok??!" Tanya Melody,sambil mengepalkan tangannya.
Dea tertawa melihat kekonyolan remaja labil itu. Melody menonjok Haidar pelan,lalu Haidar mencubit pipi Melody, Melody membalas dengan pukulan di lengan Haidar.
"Hehh malah berantem disini sii,ayo jadi ga ke taman? Mumpung belum malem banget." Tanya Dea.
"Jadi tantee!! Yeyyyy!!!" Melody sontak memeluk Dea.
"Suruh Haidar ganti celana panjang, masa mau keluar pake kolor gitu. Malu ntar banyak cewe." Kata Dea.
"Kenapa ga di suruh pake daster aja si tan?" Sambung Melody.
"Mel urusan kita belom selesai ya, aku akan membalas mu HAHAHA" balas Haidar dengan nada tokoh antagonis di sinetron.
Melody dan Dea tertawa. Malam ini penuh tawa. Tidak seperti malam sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody ✓
Teen FictionSemua yang berawal indah apa harus berakhir nanar seperti ini? Langit yang tadinya cerah sekarang selalu mendung. Meski ribuan faktor memaksa Melody untuk selalu tertawa,hatinya tak pernah sebahagia itu. Melody Sevilia Arkeila, Gadis yang patah kare...