delapanbelas

48 4 0
                                    

Melody mengambil kunci mobil Haidar,dan mengendarai mobil hitam pelan,menuju rumahnya.

...

"Diem disini,Mel panggil bunda dulu" kata Melody kepada Haidar.

Haidar mengangguk.

"Adem banget dah kalo Melody lembut kaya gini" batin Haidar.

Tak lama,Delina menghampiri mobil Haidar. Menopang tubuh Haidar untuk memasuki rumahnya.

"Karna ga ada kamar tamu,kamu di kamar Melody aja ya" kata Delina.

Haidar tersenyum,dan mengangguk.

"Saya mau ke kamar mandi" kata Haidar.

Tak lama Melody keluar dari kamarnya,sudah mengganti baju seragamnya dan menguncir asal rambutnya itu.

Huuekkkkk huekkkkkkk

Suaranya seperti orang sedang memuntahkan sesuatu,dari toilet.

Tok tok tok

"Dar,are you okay?" Tanya Melody seraya mengetuk pintu.

"Not really" jawab lelaki itu.

"Gue masuk ya" dengan sigap Melody membuka pintu kamar mandi,dan mendapati Haidar yang sedang bersimpuh di wc duduk toilet Melody,mungkin ia muntahkan isi perutnya disitu tadi.

Melody memijat tengkuk Haidar pelan,tubuh Haidar melemas.

Perlahan Melody mengamit tubuh Haidar,menopangnya menuju kamar. Dan merebahkan laki-laki itu di kasur kesayangannya.

"Gue bikinin teh ya? Atau mau susu?" Tanya Melody.

Haidar menarik tangan kanan melody dan menggenggamnya erat.

"Gue lebih suka lo pake kata 'Mel',tapi kalo mau pake lo-gue juga gapapa si.."
Kata Haidar.

Melody terdiam,bingung. Apa yang dimaksud Haidar?

"Lo ngomong ke gue pake kata 'Mel' ya,enak di denger kan jadinya" lanjut Haidar.

"Duh gimana ya,gaenak ah,apalagi kalo di sekolah." Jawab Melody.

"Tapi lo lembut banget kalo gue lagi sakit gini,apa perlu gue sakit terus?" Tanya Haidar.

"Apasi Dar,jangan gitu"

"Gue suka lo yang lembut,ga bar-bar kaya biasanya. Gue suka lo halus,tapi sama gue aja. Gue tau gue mungkin emang lebih konyol dari tingkah bar-bar lo,tapi gue.." belum selesai Haidar berbicara,Melody memotong perkataan Haidar.

"Dar,Mel kaya gini biar kamu tenang, Mel gamau kamu sakit,Mel gasuka kamu bilang maunya sakit terus!"

"Tuh kan enak kalo kamu ngomongnya gitu" seru Haidar.

"Ishh,udah ah mau bikin teh dulu. Bentar ya" kata Melody seraya melenggang pergi meninggalkan Haidar yang tersenyum lebar.

"The sweetest girl that I've ever seen" gumam Haidar pelan.

Tak lama,Melody kembali dengan secangkir teh dan semangkuk bubur.

"Nih bunda bikin bubur buat lo sama Azka" kata Melody.

"Abis ini ke appart gue ya? Nanti gue minta supir gue buat nganterin lo balik. Ya mel? Nanti gue yang izin deh sama bunda" kata Haidar.

"Ihh nyusahin lo kalo gada tante Dea"

"Pleasee.. temenin bentar aja,masih sore ini kan sekarang,tuh liat masih jam setengah 4. Nanti aku yang izin sama Bunda,ya mau kan? Mau ya?" Rengek Haidar.

"Temenin aja Mel,kasian pacar kamu. Bunda percaya kok sama Haidar" Kata Delina yang berdiri di ujung kamar Melody.

"Ehh.. Bunda,ko ada disitu? Iya deh"
Kata Melody kikuk.

"Sweet banget sii kalian,Bunda jadi kangen masa-masa pacaran sama ayah deh" Kata Delina.

"Ih apaansi bun,siapa juga yang pacaran?" Tanya melody.

"Belum tan,do'ain ya,selangkah lagi" sahut Haidar.

Dibalas dengan pukulan Melody yang mendarat di kepala Haidar. Haidar langsung memegang kepalanya,dan berpura-pura pusing. Iya,cuma pura-pura agar Melody khawatir.

"Yah sakit ya? Aduh maaf ya? Kita ke doter dulu deh ya nanti?? Maafin ya dar?" Ucap Melody seraya mengelus kepala Haidar.

Delina tertawa,melihat kelakuan remaja yang sepertinya sedang kasmaran.

"Yauda makan dulu nih" kata Melody.

Delina tersenyum,lalu pergi menghampiri Azka yang sedang menonton kartun di tv.

Selesai makan,Haidar menolak untuk ke dokter. Katanya besok ia akan sembuh kalau Melody yang merawatnya. Haidar sudah terlihat baikan setelah memuntahkan isi perutnya di rumah Melody. Dan juga berkat bubur yang disuapi Melody.

Haidar dan Melody sudah di jalan menuju appartemen Haidar,sebelum itu Melody sempat berhenti di mini market untuk membeli obat pusing dan beberapa cemilan untuknya. Dan ya,Melody memaksa untuk membawa mobil,padahal Haidar sudah menolaknya tadi,lagipula Haidar sudah baikan,suhu badannya pun sudah mulai normal.

"Disini?" Tanya Melody.

Haidar mengangguk dan segera masuk,Melody membuntutinya dari belakang. Mereka ada di lift,Melody melihat Haidar memencet nomor 4,itu tandanya appart Haidar ada di lantai 4. Mereka berenti di pintu bernomor 199,Haidar menempelkan sebuah kartu,lalu pintu itu terbuka.

"Silahkan masuk tuan putri" kata Haidar.

Melody mengangguk sambil tersenyum.

"Maaf ya berantakan,aku jarang disini si,kalo lagi perlu aja" Kata Haidar lagi.

"Ko jadi aku-kamu gini sih? Cieee" kat Melody.

"Iya gapapa kan sama pacar" jawab Haidar.

"Tapi lo ga mau ngapa-ngapain gue kan Dar disini? Awas lo ya macem-macem! Gue bilangin bunda!" Ancam Melody.

"Pake 'aku' Mell,yee ga bakal lahh! Duduk aja dulu ya atau tiduran di kasur juga gapapa,aku mau mandi dulu." Kata Haidar.

"Hah? Eh? Iya jangan lama,gue takut ada kunti"

"Mel 'aku'.."

"Iya aku,kamu." Jawab Melody.

Haidar sudah selesai mandi,dihampirinya gadis mungil yang tengah menonton tv dengan selimut dan beberapa cemilan di sekitarnya,Haidar terkekeh. Lucu sekali Melody.

"Mel,mau ngomong"

Melody mengangguk,lalu merubah arah pandangnya ke Haidar.

"Tentang aku,tentang perasaan yang pernah aku bilang ke kamu waktu di ruang musik. Aku rasa kamu bener tentang komitmen,tapi aku mau kita punya ikatan yang jelas,aku mau semua orang tau kalo Melody udah punya Haidar. Biar hari ini dan seterusnya,aku punya sesuatu yang lebih jelas dibandingkan kemarin. Jadi,aku mau kita lebih dari teman, tetap berkomitmen dalam ikatan yang jelas,aku mau kamu jadi pacar aku,will you?" Kata Haidar.

Melody terdiam,dan tetap menatap laki-laki itu lekat.

Melody ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang