tigapuluh (8)

42 2 0
                                    

"ASSALAMUALAKUM!!" seru Haidar keras seraya mendobrak pintu ruang osis.

Ardyan terlonjak kaget,dan menggeleng pelan.

"Kenapa lo manggil-manggil gue? Kangen?" Tanya Haidar dengan gaya tengilnya.

Ardyan berdehem,"duduk."

Haidar mengikuti kata Ardyan,ia duduk di sebuah sofa yang tepat bersebrangan dengan Ardyan. Ketampanan dan kewibawaan Ardyan memang tidak bisa di pungkiri,pantas jika Melody begitu mudah berpaling. Standard ketampanannya-pun ada 5 sampai 8 langkah di depan Haidar,jelas saja Haidar kalah telak. Meski begitu, Haidar tetap di idam-idam kan. Sikapnya yang cool dan konyol bercampur menjadi sebuah kesatuan yang bisa dibilang sempurna. Meski ya,kesempurnaan Ardyan lebih jelas terpampang.

"Kenapa ngerusak mading?" Tanya Ardyan.

Haidar menyeringai,"Lagi pengen aja,"

"Kalo gitu,kepengenan kamu ga bermutu."

"Loh yang ga bermutu kan kepengenan gue,ko lo yang ribet si. Gue punya hak kali atas keinginan gue sendiri." Jawab Haidar dengan nada sesantai mungkin.

"Kalo gitu,saya juga punya hak buat ngelarang kamu ngelakuin itu. Bicara soal hak,hak saya jauh lebih penting dari hak kamu yang ga jelas. Saya disini pengurus mading,saya bertanggung jawab atas apapun yang terjadi di mading. Saya dateng pagi, ngehias mading buat sekolah ini. Kalo kamu jadi saya,apa kamu ga keberatan dengan apa yang kamu buat dirusak sama orang ga bertanggung jawab?" Tutur Ardyan,

Haidar tertawa keras,sejujurnya ia menertawakan dirinya sendiri. Jelas ternilai bahwa sikap Ardyan jauh lebih bermutu dan berkualitas dari sikap konyol milik Haidar. Siapapun yang membandingkan dirinya dengan sosok semacam Ardyan, pastilah Ardyan pemenangnya. Bukannya pesimis,tapi Haidar cukup tahu diri bahwa dirinya termasuk dalam kategori bar-bar alias berandalan. Kadang kala,sifat cool-nya lah yang sering menyelamatkannya dari ketololan suasana,meskipun itu hanya kadang-kadang.

Ardyan berpotensi membuat Melody berpaling dari Haidar,oleh sebab itu Haidar mulai was-was dan berjaga-jaga,barangkali ia bisa menemukan setitik kekurangan Ardyan yang mungkin akan membuat Melody berpikir dua kali untuk bersamanya. Ardyan terkenal bijak dalam mengambil keputusan,dirinya bahkan pernah dicalonkan menjadi ketua OSIS,tapi ia menolak dengan alasan akan terlalu banyak masalah yang berpotensi membuat dirinya pusing. Siapapun yang mendengar kata-kata Ardyan,pasti dapat menelaah bahwa Ardyan adalah sosok yang tidak bermain-main dengan ucapannya.

Bukan hanya itu, Ardyan juga terkesan dingin dengan kaum hawa,ia selalu menggunakan sebutan formal seperti 'saya-kamu' kepada orang-orang yang tidak dekat dengannya. Dan sebutan itu berlaku kepada seluruh anggota OSIS saat berinteraksi,tentu saja karna Ardyan, Alasannya agar terkesan lebih sopan kepada rekan-rekan di dalam organisasi. Tapi kali ini,berbeda dengan Melody,terlihat dari awal Ardyan mengajak Melody untuk menggunakan bahasa "lo-gue" seperti pada umumnya,mungkin agar terkesan lebih dekat? Itulah salah satu alasan yang membuat siswi-siswi Baksan memekik histeris,tentu saja, sosok Ardyan yang beku seketika berubah menjadi hangat kala di samping Melody. Sebenarnya ada apa?

Derap langkah terdengar jelas diantara keheningan kedua insan yang tengah berhadapan. Hingga ketukan pintu membuat keduanya menoleh ke arah dimana suara itu berasal.

Tok tok tok.

"Assalamualaikum Kak,"

"Waalaikumsalam,kenapa Mel? Ada yang ketinggalan?"  Sungut Ardyan.

Haidar menampakan wajah masamnya,lagi-lagi ia mengumpat,sialan.

"Kunci loker gue ada disini ga si Ka? Ck,maap banget ganggu. Tapi ini penting." Tutur Melody

Melody ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang