1 tahun berlalu.....
Promnight memang selalu menjadi acara yang di nanti-nanti seluruh siswa yang akan lulus. Disinilah mereka semua,di sebuah venue besar yang bertempat di tengah kota. Semua siswi terlihat anggun karna mengenakan gaun yang membuat mereka semakin cantik.
Melody,gadis bergaun navy sedang berjalan ke arah Caca yang bergaun nude. Kedua gadis itu bercengkrama bahkan sampai mengakak begitu keras,untunglah suara musik yang juga keras berhasil meredam suara cempreng tawanya Melody.
"Dianter siapa lo?" Tanya Caca.
"Ka Ardyan,tadi mau minta di anterin Randy tapi dia malah molor. Kesel banget deh gue,pen gua bakar tu appartemennya."
Oh iya,beberapa bulan belakangan ini Randy memilih kuliah di Jakarta bersama Ardyan. Jadi,ia tinggal di sebuah appartemen milik Ariyan,ayah Melody.
Caca terkekeh pelan,"ayo duduk, acaranya udah mau mulai."
Melody mengangguk dan pasrah kala Caca menyeretnya pergi.
Setelah beberapa jam berlalu,akhirnya acara itu selesai. Hari sudah mulai tengah malam,dan Melody masih kebingungan harus pulang dengan siapa. Randy,nomornya tetap tidak aktif, Ardyan,akan begitu merepotkan kalau minta jemput tengah malah begini,Ayah,diluar kota,Bunda,masa iya Azka di tinggal sendirian di rumah. Ah begini ni susahnya,kalo gapunya pacar.
"Gue mau ngomong," Tutur seseorang lelaki secara tiba-tiba.
Melody kaget dan mengelus dadanya pelan,
"Ini udah tengah malem,besok aja." Sungutnya.
"Yaudah,biar gue anterin lo pulang."
Melody tertunduk,apakah barusan itu ada sebuah keajaiban dunia yang lewat secara tiba-tiba?
Melody mengeluarkan suaranya,"Eum,cewe lo? Gimana?"
"Udah balik,ayo." Ucapnya lalu menggandeng tangan Melody.
"Dar..."
Laki-laki itu menghentikan langkahnya,
"apa?"
"Gajadi,"
Kali ini benar Haidar,laki-laki yang setahun belakangan ini selalu Melody coba lupakan. Bahkan ini sudah setahun,tapi semuanya belum berubah,perasaan itu masih tetap sama walaupun harus susah payah memendam.
Memang benar,cinta tak pernah mengenal waktu. Bahkan kalau butuh seribu tahun sekalipun,rasa itu tidak akan hilang jika hatimu masih memilihnya. Ini yang di sebut sebuah kebutaan,dimana dirimu tidak bisa membedakan mana yang akan membuatmu bahagia.
"Gue masuk,makasih." Tutur Melody sebelum keluar dari mobil Haidar.
Haidar mengangguk,"nice sleep,nice dream."
Melody buru-buru menetralisir detak jantungnya yang benar-benar tidak karuan. Gadis itu segera berlari menuju kamarnya saat Haidar sudah mulai menjauh dari pekarangan rumahnya.
......
Melody masih terus menceramahi Randy panjang kali lebar,sedangkan Delina hanya tertawa tiap kali Randy dibuat bungkam dengan omelan-omelan Melody. Tentu saja karena Randy tidak mengantar dan menjemputnya kemarin,Randy memberi 1001 alasan kepada Melody, dan hal itu malah membuat Melody tambah naik pitam.
"Apaa?! Apa lagi? Cape,tidur,ngantuk, ketiduran,hp mati,chargeran rusak. Ini,ono,ini,ono banyak banget yang di sebutin. Untung aja ya kemaren aku ga di bawa om-om!" Protes Melody.
Delina tertawa keras, "Ya Allah Mel.. galak banget kamu,udah maafan gih. Ga malu apa sama Azka yang ga pernah ngambek."
"Bundaa,Azka ga pernah ngerasain nunggu jemputan tengah malem gitu." Sungut Melody,
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody ✓
Teen FictionSemua yang berawal indah apa harus berakhir nanar seperti ini? Langit yang tadinya cerah sekarang selalu mendung. Meski ribuan faktor memaksa Melody untuk selalu tertawa,hatinya tak pernah sebahagia itu. Melody Sevilia Arkeila, Gadis yang patah kare...