Melody turun dari motor hitam milik Haidar,lalu berjalan beriringan menuju kelas. Banyak mata yang memerhatikan dua orang itu.
"Tuh kan bener tebakan gue! Ka Melody sama Ka Haidar bukan sama Ka Keiv! Mana traktiran yang lo janjiin!" Kata seorang adik kelas yang bicara sangat keras.
"Eh anjir!" Kata Melody sambil tertawa keras.
"Tolol dah,hubungan orang di jadiin taruhan traktiran." Ucap Haidar.
"Au dah,dede-dede emesh tu." Tutur Melody.
"Najis amittttt." Kicau Haidar.
Bodohnya,adik kelas itu berbicara tidak tanggung-tanggung kerasnya, berasa pake toa ruang piket kali ya.
....
Jam istirahat membuat seisi Baksan buyar,padatnya kantin membuat Melody dan Caca memilih untuk bercerita ria di kelas. Caca sibuk menceritakan liburan minggu lalu yang ia habiskan bersama Muntaz. Melody terus terbahak mendengar cerita kekonyolan Muntaz,begitu juga Caca yang ikut terbahak.
Berganti dengan Melody yang menceritakan sewaktu ia ketempat tongkrongan Haidar,dan bertemu teman-teman Haidar. Dan sesudahnya ia sakit karena asap rokok.
Tiba-tiba sosok laki-laki datang memasuki kelas,tidak-tidak,itu bukan Muntaz ataupun Haidar. Astaga! Apa laki-laki ini sudah gila? Dengan nekat membawa sebucket bunga di dangannya dan datang menghampiri Melody dan Caca.
"Keiv!!! Lo setres ya?!!" Pekik Caca.
"Bacot,ini kan bukan buat lo." Jawab Keivar.
Ya,laki-laki itu Keivar,memangnya setelah beradu jotos dengan Haidar belum lama ini tidak cukup membuatnya jera? Benar-bemar nekat.
"Ya gue tau bego! Dengerin ya,gue aja ogah seandainya di kasih bunga sama lo! Apalagi Melody!! Muntah uger kali." Seru Caca ketus.
Sedangkan Melody? Tetap santai duduk dan membaca buku. Itulah yang Melody suka dari Caca,Caca siap pasang badan kapanpun dan apapun urusannya yang menyangkut Melody.
"Mel please,kasih gue kesempatan,kali ini aja Mel. Gue beneran minta maaf tentang gue yang pernah nyuekin lo, gue yang bentak-bentak lo. Gue minta maaf." Tutur Keivar.
"Sorry Mr.Keiv,Melody gabisa diganggu." Kata Caca seraya menahan Keivar agar tidak mendekati Melody.
"Mell,please" seru Keivar.
"bodo amat ah Mel,susah emang ni medusa!" Ujar Caca.
"Ya Tuhan tolong,ampun deh Melody." Kata Melody.
"Mel,lo mau kan balikan sama gue?" Tanya Keivar.
"Wadu,ada yang ngajak balikan Mel?" Tanya Muntaz yang tiba-tiba saja datang.
Dibelakang sana,terlihat Haidar yang tengah duduk di meja guru dengan santai.
"Mel?" Kata Keivar.
"Sorry Keiv gabisa,gue rasa lo tau alesannya." Kata Melody seraya pergi meninggalkan kelas.
.....
Melody menundukan kepalanya, ruangan ini terasa sangat lenggang, kosong,dan senyap suara. Disinilah Melody sekarang,disuatu perpustakaan kota yang jarang mendapat kunjungan. Mungkin karna tempatnya yang jauh dari jalan utama. Gadis itu terus menahan hatinya yang sakit,menahan air matanya agar tidak tumpah disini.
Flashback on.
Gadis itu terlihat tengah menunggu seseorang,berdiri di depan gerbang sekolah sendirian seraya mengetukkan ujung sepatunya pada aspal.
"Loh mel? Belum pulang?" Tanya Ardyan yang tak sengaja lewat.
"Eh kak Ardyan,belum kak,btw liat Haidar ga ya?" Tanya Melody.
"Lah tadi bukannya balik sama temen lo? Siapa si namanya,yang anak ekskul padus." Jawab Ardyan.
"Shhh nah Alexa!" Lanjut Ardyan.
Deg! Melody mulai merasa lemas, tapi tunggu,apa yang dikatakan Ardyan itu benar?
"Masa bisa bareng Alexa? Oiya ya,kan mereka temen deket gitu kak." Jawab Melody sesantai mungkin.
"Yah gue mau ngajak lo nebeng,tapi gue lagi ga bawa motor Mel. Gue bareng Gray. Gimana?" Tutur Ardyan.
"Eh gapapa Kak,gue bisa pesen ojol hehe." Jawab Melody.
"Yauda pesen sekarang,gue tungguin deh sampe abang-abangnya dateng."
"Eh gausah kak,gapapa."
"Ck,udah sore Mel,mana lo cewe ntar kalo ada apa-apa berabe."
"Yaudah deh."
Melody segera memesan ojol-nya itu,Ardyan dan Gray benar-benar menunggu Melody sampai driver ojolnya menjemput.
....
Melody terdiam di atas motor milik driver ojolnya. Dengan jaket Ardyan yang diberikan kepada Melody tadi, alasannya ini sudah terlalu sore, angin bisa saja membuat Melody sakit. Dengan paksaan Ardyan dan Gray akhirnya Melody memakai jaket Ardyan itu.
Motor hitam itu,tunggu,itu motor milik Haidar. Lampu merah sama-sama menahan mereka,motor driver Melody dan motor Haidar. Melody segera memakai kupluk jaket milik Ardyan,agar ia tak di kenali. Pasalnya, Haidar benar-benar bersama Alexa, tertawa seolah ia tidak melakukan kesalahan. Jelas-jelas Haidar memintanya untuk pulang bersama tadi pagi,tapi ia ingkar janji. Dan mirisnya,Alexa tengah memeluk erat pinggang Haidar. Terlihat seperti sepasang kekasih.
Melody menahan air matanya,lampu kuning perlahan berubah hijau. Motor hitam itu melaju kencang menyalip Melody. Dan terlihat Alexa yang mengeratkan pelukannya. Sakit. Itulah yang dirasakan Melody.
Flashback off.
Setelah mandi dan berganti baju dengan sesegera mungkin,Melody menancap gas menuju perpustakaan itu. Tempat yang selalu menjadi kesukaannya,karena sepi dan tenang.
Perlahan pundak Melody bergetar, menangis sejadi-jadinya. Apa ia harus sakit hati lagi? Apa ini yang dimaksud pahitnya jatuh cinta? Melody terus saja menangis.
[Caca Is Calling You..]
Ponsel Melody bergetar,dengan nama Caca yang tertera disana. Melody menghapus air matanya,lalu mengangkat telfon dari sahabatnya itu.
"Melody lo dimana? Gila lo malem gini malah pergian,dicariin tante Delina"
Kata Caca dari sebrang sana."Hah? Gue di perpus.bilangin Bunda, gue lagi ngerjain tugas." Jawab Melody dengan suara serak seseorang.
"Lo nangis? Lo lagi nangis? Lo kenapa Mel? Suara lo"
"Jangan lupa bilangin Bunda,gue gapapa."
Ucap Melody lalu mematikan telfonnya.
"Gue gapapa,gue bener gapapa." Ucap Melody lirih pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody ✓
Teen FictionSemua yang berawal indah apa harus berakhir nanar seperti ini? Langit yang tadinya cerah sekarang selalu mendung. Meski ribuan faktor memaksa Melody untuk selalu tertawa,hatinya tak pernah sebahagia itu. Melody Sevilia Arkeila, Gadis yang patah kare...