16- Chaos

660 126 106
                                    

Ayahnya anak-anak jahilnya lagi kumat. Biasanya kalau pagi-pagi begini dia jarang sekali membangunkan si kembar dan Sandeul. Tapi pagi kali ini pengecualian. Soalnya hari ini kan rencananya mereka mau memetik stroberi.

Eh, tapi Sandeul sudah bangun duluan deng. Malahan sekarang sudah rapih. Ayahnya bisa mendengar suara Sandeul yang penuh keceriaan dari dalam kamar. Si cantik itu pasti senang sekali pagi ini.

"Tunghyun bangun yuk!" Tuh kan jahil. Sudah tahu si gembul paling sebal kalau dipanggil begitu. Ayahnya anak-anak ini memang dasar...

"Tunghyun, Tunghyun..." Nah masih saja. Sekarang kakinya Sunghyun dikelitik.

Sunghyun yang kalau tidur sudah persis kerbau itu mah anteng saja karena dia belum mau bangun. Sampai capek ayahnya buat membangunkan si gembul. Sunghyun gagal gantian si bungsu saja deh.

Eh, tapi... Loh si bungsu kemana? Kok tidak ada di kasur sebelah.

"Hoam, telamat pagi appa." Lah sudah bangun duluan si bungsu ternyata. Yah, tidak seru. Ayahnya kecewa nih keduluan.

"Pagi Minghyunie sayang." Tapi tidak apa-apa biarpun keduluan, ayahnya masih bisa unyel-unyel si bungsu yang masih muka bantal itu.

"Pinternya uri Minghyunie. Bangun pagi, bangun sendiri. Utututututu." Gemas ayahnya tuh. Sampai rambut ikal si bungsu diacak-acak ayahnya sampai kusut. Belum lagi pipinya yang habis diciumi sang ayah.

"Iyadong kan katanya umma nanti mau ambil tobeli yah appa." Jawab si bungsu yang suka-suka saja diperlakukan begitu sama ayahnya.

Memang ya Minghyun beda dengan Sandeul dan Sunghyun. Ketika kedua kakaknya sangat anti sekali dicium ayahnya. Si bungsu lain. Dia mah suka-suka saja tuh. Asal bukan digigit. Hehe.

"Eh, appa juga tumben bangun pagi." Pffft, ucapan yang menohok. Bagaikan ada anak panah imajiner yang menancap di dada ayahnya saat si bungsu bilang begitu. Minghyunie tsadisssss.

"Iya dong kan appa mau metik tobeli tama Minghyunie." Idih, ibunya anak-anak yang mendengar jawaban menggelikan keluar dari mulutnya pun merasa geli.

"Iyakan umma~~" Dan lagi apa-apaan itu? Ibunya anak-anak sampai bergidik ketika mendapati suaminya itu beraegyo dan mengedipkan kedua matanya.

Tidak direspon dan tidak juga dijawab. Ibunya anak-anak yang masuk kamar itu sekarang sibuk membuat si gembul untuk bangun. Yah, Kyuhyun pun jadi cemberut.

"Sunghyunie bangun nak. Hei, sudah pagi loh ini. Katanya mau memetik stroberi. Mau makan buah stroberi. Mau membuat es krim stroberi, mau makan roti pakai..."

"Telai tobeli."

Astaga tak habis pikir ayahnya tuh ketika mendengar suara serak si gembul yang bilang selai stroberi. Perasaan ibunya anak-anak gampang sekali untuk membuat si gembul bangun.

"Hei, Sunghyunie hyung. Bangun nak. Buka matanya." Ujar ibunya lagi kemudian mengangkat si gembul untuk duduk. Dia sudah bangun dan dalam posisi duduk. Tapi matanya masih lengket.

"Hoam." Sunghyun menguap. Rambutnya yang terasa gatal dia garuk-garuk. Uh, masih bau iler sama seperti si bungsu yang saat ini sedang nyaman dipangku ayahnya di tempat tidur.

"Bangun hyung, buka matanya. Nanti mandi sama appa dan Minghyunie ya." Perintah ibunya.
Sunghyun sih cuma mengangguk-ngangguk saja.

"Minghyunie nanti mandi yah, mandinya jangan lama-lama. Tidak main air ya." Ibunya mengingatkan. Sembari membersihkan belek yang terselip di ujung kelopak mata si bungsu.

"Umma~~" yang barusan ini bukan suara si bungsu ataupun si gembul. Tapi suara ayahnya anak-anak yang mau juga beleknya dibersihkan.

Idih... Jengah deh ibunya anak-anak tuh. Tapi namanya cinta ya... "Appa juga mandi ya. Temani anak-anak. Jangan sampai mereka kelamaan main air." Kata ibunya anak-anak sembari membersihkan belek dan iler kering di wajah suaminya dengan handuk kecil yang dibawanya sejak tadi. Dan 'bruk' handuk kecilnya ditinggalkan saja diwajah Kyuhyun.

The Tripple Cho's HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang