3- Story Telling

974 141 95
                                    

Kalau mau tidur begini, memang paling enak deh. Minum susu pakai dot sembari mendengarkan sang ayah yang mendongeng. Wah, senang sekali rasanya.

Uh, tapi kok si kembar sudah besar masih pakai dot ya minum susunya. Tapi biarlah, asal mereka berdua anteng dan tidak merengek malam ini mencari ibunya.Tidak apa-apa minum susunya pakai dot.

Pasalnya sang ibu sedang tidak berada di rumah. Lantaran harus menjaga kakeknya anak-anak yang sedang sakit dan dirawat di Rumah Sakit. Biasalah penyakitnya orang tua. Kambuh lagi hipertensi dan asam lambungnya.

"Appa, Sandeul maunya cerita purincess Aurora. Bukan ceritanya gajah!" Si cantik protes.
Habisnya malam ini ayahnya mendongeng tentang kisah-kisah hewan. Si cantik Sandeul kan maunya dongeng tentang princess ya nak.

"Ih, una. Pulincet mah jelek. Cuyun mau celita gajah."

"Iyah, Minyun juga. Minyun tuka gajah. Gajah kan hewan betaaaaal tekali ya appa. Hihihi." Si bungsu nyengir. Karena pipinya ditoel-toel sama ayahnya.
"Iyah, Gajah hewan yang besaaar sekali." Jawab ayahnya.

"Iiiiiiiiihhhh..." Nah loh, bad mood si cantik. "Appaaa~~"

"Jangan mau appa. Cuyun boten kalo celitana pulintet melulu."

"Sunghyunie!!!"

"Wleeeeee"

Walah, walah. Kenapa jadi pada ribut sih sekarang. Kan ayahnya mereka jadi pusing. Ditarik-tarik sama ketiga krucil itu.

"Stop!" Ujar ayah mereka.

"Kok malah jadi pada ribut?"

"Abisnya~~"

"Eh, nuna. Kan tadi kita sudah sepakat diawal. Kalau malam ini ceritanya tentang hewan. Yah, nak ya. Sayangnya appa... " Dibujuk lah si cantik itu oleh ayahnya.

"Nuna kan sudah sering didongengkan tentang princess Aurora. Sekarang gantian adik-adik ya. Nuna kan juga suka gajah..."

"Iyah! Minyun tuka gajah. Minyun mau liyat gajah ya appa. Boleh?"

"Cuyun juga. Cuyun juga!!!" Kata si gembul yang kini melompat-lompat di kasur. Aduh, nak hati-hati. Kasur kan tempat untuk tidur. Bukan trampolin. Masa lompat-lompat begitu.

"Bobo Hyungnim. Sini sayang. Iya nanti kalau appa libur kita melihat gajah di kebun binatang. "

"Yeay! Atik!" seru si kembar yang merasa girang.

Namun tidak dengan si cantik Sandeul yang masih sebal lantaran ceritanya tidak terpilih malam ini.

"Kalau cemberut. Terus mulutnya mencucu begitu jelek ah. Nanti digigit tikus loh..." Ayahnya pun menegur Sandeul. Namun dengan tatapan mata yang penuh kasih sayang.

"Iyah, nanti una digigit tikut loh. Hihihi. Telut jadi una duli ti tikut. Cicicicicicit. Hihihihi..." Ini si gembul ikut-ikutan saja ya dia.
"Sunghyunie. Eh, tidak boleh begitu sama nunanya." gantian si gembul yang kena tegur.

"Iya tuh appa. Nakal tuh si gembul."

"Ih, Cuyun gak gembul. Una yang nakal. Cembelut telut. Bialin nti digigit tikut!!!"

"Aigoo, sudah, sudah. Kok malah berantem lagi!" Haduh, pusing ayahnya tuh.

"Hah..." Eh, tiba-tiba si bungsu menghela napas. Kenapa sih nak?

"Ini jadi celita gak tih? Minyun mau bobo. Kalo una tama yuung belantem melulu kapan kita bobo na?"

Iya tuh, dengarkan apa kata si bungsu. Sudah malam loh ini. Pasti sudah pada ngantuk. Tapi kalau masih pada berantem. Kapan mau tidurnya.

"Hoam" Si bungsu pun menguap. Dan disusul oleh Sunghyun yang juga ikutan menguap. Mereka kan kembar. Makanya kompak.

Lalu kedua saudaranya yang lain. Yakni Sandeul dan Sunghyun akhirnya pun berhenti saling ejek. Suasananya pun kembali jadi hening. Nah, kalau anteng begini kan enak.

"Sudah ah, jangan pada berantem lagi. Sudah malam. Appa juga ngantuk nih mau bobo." Ujar ayah mereka sembari menyamankan posisinya di kasur.

"Lanjut lagi ya ceritanya."

"Iya appa. Lanjutin juteyo." Pinta si kembar berbarengan. Sementara Sandeul yang masih cemberut itu cuma bisa mengangguk sembari minta digaruk-garuk punggungnya.

"Hoam"

***
Selalu berikan tatapan penuh kasih sayang kepada anak. Dan usahakan meluangkan waktu untuk mendongeng. Ini sepele tapi akan selalu dikenang dan pastinya hal ini amat menyenangkan bagi mereka.

***


.
.
.
Fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20190312.21:11
.
.
.

-Omake-

Padahal ini masih pukul lima pagi. Tapi tumben ayah tiga anak itu sudah bangun dari tidurnya. Mengulet sebentar demi merilekskan otot-otot yang kaku usai tidur.

Ah, entah kenapa Kyuhyun tidak bisa tidur nyenyak. Tanpa Sungmin disisinya. "Uh, kangen kamu Ming~"

Idih... sudah tua, ayah tiga anak. Tapi masih alay saja tingkahnya.
Ya ampun.

Lalu ditengah-tengah kerinduannya pada Sungmin. Kyuhyun mencium aroma masakan lezat. Eh, jangan-jangan!

'CLEK'

Dan pintu kamar pun terbuka. Menampakkan sosok istri manisnya yang berjalan masuk ke dalam.

"MING!" Serunya.

Ups!

Kyuhyun lupa. Kalau ketiga krucilnya masih terlelap disampingnya.

"Ssst. Jangan berisik. Nanti mereka bangun." Kasihan kalau mereka bertiga bangunnya kecepetan. Nanti di sekolah malah mengantuk lagi.

Tapi ngomong-ngomong, "kapan kau pulang? Kenapa tidak menelponku untuk menjemput?" Tanya ayah tiga anak itu.

"Sekitar jam empat tadi. Diantar Sungjin. Kau kan harus berangkat pagi hari ini. Sandeul juga harus les. Jadi banyak yang musti kusiapkan pagi ini."

"Tumben kau sudah bangun. Tadinya mau aku bangunkan loh..."

Bukannya menjawab, Kyuhyun malah cengengesan. Lalu memeluk istrinya itu dengam erat. "Hoam" dia menguap. Masih mengantuk rupanya.

"Ming aku rindu... anak-anak semalam rewel. Oh iya bagaimana keadaan ayah mertua?"

"Maaf ya telah merepotkanmu Sandeulie appa. Gwancanha. Appa sudah lebih baik kok. Ya! Kenapa tidur lagi? Ayo bangun Cho Kyuhyun!"

"Hem. Sebentar lagi Ming. Nyamanya... badanmu empuk. Hehehe"

"YA! Kau mengejekku. Sandeulie appa ireona. Bangun!"

"Ssst, jangan berisik. Anak-anak masih tidur."

.
.
.
SEE YA^^
...

The Tripple Cho's HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang