63- Quarantine day with appa

479 103 45
                                    

Memang enak ya kalau punya anak perempuan, selalu bisa dapat facial gratis. Hehehe, meskipun harus rela diajak main salon-salonan tapi kan enak, wajahnya di pijit-pijit.

"Ih, mukanya appa berminyak..."

Yee, baru saja dipuji Sandeul ini, sudah membully ayahnya lagi.

"Jerawatan lagi, makanya kalau kata umma makan sayur ya makan sayur appa. Jaga kebersihkan wajah, biar kinclong dan glowing..."

Ya Tuhan, entah dari mana anak ini kenal kata-kata kinclong dan glowing. Rasa-rasanya aku dan ibunya tidak pernah mengajarinya kata seperti itu. Pasti ini nih karena iklan di tv nih, atau karena bibinya. Si Eunhyuk. Dasar, sejak dulu anak perempuanku selalu jadi korbannya dia. Huh...

Ih tapi beneran deh, Sandeul pintar sekali sih merawat wajah ayahnya..."Aww, aduuuh"

"Sebentar appa, ini jerawatnya keluar putih-putihnya...tuh kan kena. Sandeul bersihkan dulu yah appa"

Ya ampun nak, kok Sandeul kecil-kecil bisa sekali sih hal-hal begini. Lalu aku dipakaikannya masker. Uh, dingin. Yah jadi mengantuk aku.

"Sandeuli kalau sudah besar mau jadi dokter kecantikan ya?" Tanyaku iseng padanya.

"Enggak, Sandeul enggak suka jadi dokter kecantikan" Jawabnya yang kini memijat kepalaku.

"Lah, bukannya Sandeulie suka main salon-salonan. Oh, atau nanti mau punya bisnis kosmetik dan skin care?"

"Apa itu sekin kareu?"

-_-

Tampaknya aku musti memasukkan Sandeul ke kelaa internasional habis ini. Biar dia lancar berbahasa Inggris. Habisnya pronouncenya parah sekali. Ya Tuhan, apalah salah dan dosaku ini.

Padahal setiap seminggu dua kali guru lesnya yang asli orang bule itu datang ke rumah. Sandeul nih sukanya ngelawak. Heran ayahnya tuh, kalau ditest dan ujian dan dipelajaran dia bisa, lancar biacaranya. Tapi ketika begini, kadang-kadang nih...

"Perawatan kulit nak. Yang seperti Sandeul suka lakukan bersama appa. Bisnis seperti halmonie" Ujarku padanya.

"Oh, salon-salonan...'"Gumamnya.

Pokoknya mah Sandeul hanya tahu istilah salon-salonan. Padahal bisnis neneknya lebih dari sekedar salon. Salah satu brand skin care terkenal di Koriya, punya neneknya anak-anak tuh. Eh, bukan pamer loh ya, hanya mau sombong sedikit. Hehehe, bercanda.

"Iya, salon-salonan..." Ujarku padanya.

"Enggak mau, nanti tangan Sandeul capek musti main salon-salonan terus. Sama banyak orang lagi. Sandeul mau mainnya sama appa aja. "

Aigooo, putri kecilnya siapa sih ini. Unch, unch, "Appa sayaaaaaaaang Sandeul"

Aaahhhh~

"Lah terus Sandeul maunya apa dong nak?"

"Mau punya restoran ayam goreng, biar setiap hari bisa makan kriuknya ayam goreng dan mencium wanginyaaaa, hm..."

Astaga! Hahahaha, haaah... Ayam goreng lagi, ayam goreng lagi.

"Cuyun juga, Cuyun jugaaa!"

Ya Tuhan, kaget aku. Sejak kapan si gembul ini muncul. Radarnya suka kuat kalau mendengar makanan.

"Una, una, Cuyun ikutan yaa. Cuyun yang jadi cepna. Yang kayak di tipi-tipi loh una. Yang matak-matak umami"

"Iya, iya boleh boleh. Nanti Sunghyunie yang masak, nuna yang jual ayamnya gorengnya"

"Minyun do, Minyun nadooo" Si bungsu juga nih tiba-tiba ikutan.

"Minyun yang timpen uwangna buwat ditabuuung di tini" Ujarnya sembari memamerkan celengan tabung bergambar kelinci ditangannya. Oh, yang baru dibelikan ibunya tadi pagi.

"Iya, iya boleh, boleh..."

Sudah, tidak jadi tidur aku. Sudah berisik begini. Pada ngomongin ayam goreng pula. Ya Tuhan, anak-anak ini yaaa. Aku gangguin ah, hehehe

"Hai kalian anak-anak kecil, mau main dengan appa. Hahahaha, appa monster masker"

"Aaaa, tolong ada montel matkel" Ujar Minghyun yang penakut. Bersembunyi di belakang Sandeul yang pura-pura ketakutan juga.

"Tenang! Tobot telatut won dataaang, eh mana kacamatana Cuyun ya?"

Yah, dia lupa dimana menaruh kacamatanya...

-_-

.
.
.
Fin
.
.
.
Sign
Hyejinpark©2020
09052020.0348
.
.
.
See ya

The Tripple Cho's HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang