40- Brothers love

580 127 23
                                    

Perutnya Sandeul lagi tidak enak. Pencernaanya terganggu sepertinya. Setelah selesai makan malam tadi, tahu-tahu si cantik itu muntah. Aduh, kasihan.

Sama ayahnya langsung di gendong. Soalnya habis muntah Sandeul jadi merasa lemas. Terus perutnya si cantik dibalurkan minyak telon sama ibunya.

"Umma bikinkan teh hangat ya nak."

"Gak mau~"

"Eh, kok gak mau. Minum ya biar perutnya hangat." Bujuk ayahnya.

Memang akhir-akhir ini si cantik lagi banyak kegiatan di luar. Jadi makannya pun terganggu. Yah, namanya anak kecil kadang suka 'nyolong-nyolong' makannya kan. Jajan sembarangan.

"Pintar. Dikit lagi ya nuna." Sandeul sudah mau minum tehnya. Terus disuruh minum sedikit lagi sama ibunya.

"Udah~"

"Yaudah iya. Minum obat terus bobo ya."

Setelah minum obat si cantik pun tidur. Lalu kedua adik kembarnya datang.

"Loh kok pada bangun lagi?" Tanya ayah mereka. Soalnya kan mereka berdua tadi sudah tidur.

"Mau bobo tama una." Ujar si bungsu.

"Iyah. Cuyun mau katih ini nih buwat una."

Oh, tahu nuna mereka sedang tidak enak badan. Maka si kembar berinisiatif untuk menemani Sandeul tidur.

Lalu si gembul menempelkan plester di perut nunanya. Karena Sunghyun pikir kalau sakit maka harus dikasih plester biar sembuh. Ada-ada saja nih gembul.

"Cepet tembuh yah duli una." Ujar si kembar kompak.

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20190506.04:56
.
.
.
See ya^^

The Tripple Cho's HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang