61 - Jangan

389 93 26
                                    

"Yah, habis... Kok aku bisa lupa begini sih"

"Kenapa umma?"

Eh, ada si bungsu. Ya ampun, habis makan apa nak, kok blepotan begitu sih. Sini dielap dulu ya itu pipi dan mulutnya.

"Enak sekali ya, roti coklatnya?" Tanyaku sembari membersihkan wajah si bungsu.

"Iya, enak banet umma" jawabnya sebari memperlihatkan giginya yang putih.

"Enak banget atau enak aja?"

"Eeeenaaaaaak baneeet, hehe"

Aigoo, umma gemas deh. Uuuuh, "gumush, gumush, sini cium dulu. Muaaach" Hehe..

"Oh, iya tadi umma lupa apa?" Tanya si bungsu.

"Umma lupa beli gula. Gula putih di rumah habis" Jawabku.

"Umma, Umma, kalo gulana abiz belalti belina di supelmalket kan ya?" tanyanya memastikan sembari melompat-lompat. Sementara tangan mungilnya menggenggam ujung daster rumahan yang aku pakai.

"Iyah, kenapa nak?"

" Jangaaaaan, andeeeeeyoooo. Umma jangan pelgi ketanaaaaa..."

"Loh kenapa? Gulanya kan habis"

"Di lual kan banak tolona umma"

Heh? APA katanya?

"Tolonaaa, piluzz itu. Ih teleeeem. Umma andeeee~"

Oalah, Corona to....?

"Pffft" Cium Minghyun lagi ah. 

.
.
.
Fin
.
.
.
Sign
Hyejinpark©2020
03052020.22:04
.
.
.

The Tripple Cho's HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang