11- Fashionista cilik

663 134 132
                                    

Ampun deh sama si bungsu yang satu ini kalau soal memilih pakaian yang akan dia pakai. Minghyun tuh dari bayi, pakai popok pun milihnya satu jam sendiri. Padahal kan sama saja semuanya.

"Pakek yang ini aja ya."

"Gakmauuu. Minyun mauna yang tuning."

Ih, Minghyun nih. Wong tinggal pakai celana saja kok ribet.

"Yang kuning kan lagi dicuci." Ujar ibunya yang masih berusaha membujuk si bungsu biar mau pakai celana yang warna biru.

"Enggak loh umma. Minyun mauna yang tuning. Tuning, tuning, tuning!!!"

Nah, nah, mulai kan nakalnya. Minghyun rewel lagi. Kakinya dihentak-hentak ke lantai. Minta pakai celana kuning sembari berteriak.

"Minghyunie jelek ah kalau kayak gini." Tegur ibunya.

"Hiks, umma~~" Si bungsu berusaha memelas. Tapi maaf ya nak. Hari ini ibunya tidak mau memberikan toleransi.

Soalnya mereka sedang dikejar waktu. Kan sekeluarga pada mau pergi Jeju. Bukan buat liburan. Tapi hanya buat kumpul keluarga besar Cho dan Lee saja. Mereka berempat akan pergi duluan. Dan nanti sang ayah, Kyuhyun akan menyusul jika pekerjaannya sudah beres.

Tapi kalau Minghyun merengek terus begini bisa-bisa mereka terlambat buat pergi.

"Pakai dulu yang ada. Yang biru juga bagus kok."

Yah, si bungsu tidak bisa berkutik tuh. Ketika dipakaikan celananya dengan paksa. Ibunya juga tidak bisa meladeni si bungsu lantaran masih ada barang yang harus disiapkan.

'Prang'

Aduh, apa lagi itu yang pecah.

"UMMA SUNGHYUN MECAHIN GELAS!" Terdengar suaranya Sandeul yang berteriak.

Sunghyun nih pasti main lari-larian lagi deh. Sampai menyenggol gelas. Ibunya harus bergegas nih buat mengecek si gembul apakah terluka atau tidak.

"DANTANA UMMA~ GELATNA AJAH YANG PECAH. BUKAN CUYUN!" yah, tapi kalau Sunghyunnya saja masih bisa bicara nyaring begitu. Berarti dia tidak apa-apa. Gelasnya yang malah kenapa-napa...

"Hiks umma. Gak mau pakek yang bilu."

"Pakai Minghyunie sayang. Umma mau lihat hyungnim dulu."

Dan sepeninggal ibunya, Minghyun yang masih tidak srek dengan celana birunya lantas merengut. Memandang bayangan dirinya di depan cermin.

Bibir kecilnya cemberut. "Uh, jelek!" Katanya pada celana biru yang tidak bersalah. "Kalau pakek yang bilu gak mecing tama bajuna." Lalu dia lepas deh itu celana. Minghyun lempar ke sembarang arah.

Si bungsu tuh kecil-kecil sudah mengerti mode dia. Lalu dengan hanya pakai celana dalam, si bungsu itu lari menuju ke ruang cuci.

Eh, tapi tunggu sebentar. Si bungsu menghentikan langkahnya. Dia ingat pesan ibunya kalau tidak boleh masuk ke ruang cuci. Mana ada suara yang mengerikan dari dalam. Uh, jadi takut si bungsu mau masuk.

Maju, mundur. Maju, mundur. Minghyun galau nih mau masuk atau tidak. Dia kan mau ambil celana yang warna kuning. 

Jadi karena tidak berani. Akhirnya si bungsu itu hanya berjongkok di depan ruang cuci. Tidak berani untuk masuk. Telinganya pun di tutup. Karena tidak mau mendengar suara mesin cuci yang bagi Minghyun itu mengerikan.

"Hiks, tutah amat tih tuma mau pakek celana yang tuning..."

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20190326.19:55
.
.
.
A/n: Maaf banget karena belum.bisa balas komen kalian. Lagi banyak kerjaan. Tapi aku selalu sempetin baca kok komenan kalian. Terimakasih atas feedbacknya. ♥♥♥

Btw, season ini sudah jalan sepuluh chapter. Gimana? Udah ada yang gumoh? Udah ada yang bosan?

Buat kali ini please kasih aku feedback kalian ya. Kasih reviewnya, supaya aku bisa tahu apa saja yang kurang atau ada hal yang musti aku perbaiki lagi. Dan supaya aku bisa belajar nulis lebih baik lagi.

Atau mau kasih ide buat next chapter juga boleh. Kalau ada ide yang menarik akan aku usahakan untuk dibuat.

.
.
.
See ya^^

The Tripple Cho's HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang