Hari ini adalah hari pernikahan kami, ya Aku dan Zino. Hari dimana Aku merasa bahagia karena merasa terlihat begitu cantik. Semua orang memujiku dan Zino. Walaupun pernikahan ini bukan kehendakku tapi resepsi ini bukan hal yang buruk. Semua orang mendoakan hubungan kami. Zino selalu tersenyum sepanjang hari, itulah yang membuatku semakin merasa senang.
Pernikahan yang mungkin terpaksa ini biarlah jadi rahasia kami saja. Entah sampai kapan pernikahan ini akan bertahan, tapi aku tak berharap banyak.
***
Usai menyelesaikan resepsi, aku dan Zino mengendarai mobil menuju apartemen Zino. Gedung tinggi yang menjulang kelangit ini sangatlah asing bagiku. Tak pernah sekali pun aku hidup didalam apartemen, tapi sepertinya harus mulai terbiasa. Di acara resepsi tadi tak banyak hal baru, mungkin lebih tepatnya tak banyak orang yang kukenal datang. Selain beberapa teman dekat ku dan keluarga. Namun yang sedikit membuatku tidak nyaman adalah beberapa wanita yang menghadiri pernikahan kami.
Entah mengapa aku merasa mereka terlalu dekat dengan Zino, ya seperti terlalu banyak menyentuhnya. Tatapan mereka kepadaku juga seakan meremehkan, huft ya aku tahu mungkin mereka bingung mengapa wanita sepertiku yang menjadi istri Zino.
Usai pernikahan aku jadi semakin tahu, siapa laki-laki yang menjadi suamiku ini. Pengusaha muda yang sukses, menikahi seorang upik abu dikarenakan harta. Oh God, mungkin sekarang aku terlihat seperti itu dimata banyak orang.
Sungguh aku ingin sekali tidak perduli, tapi hal ini malah menjadi beban bagiku. "Lisa.." aku tersentak sedikit terkejut dari lamunan ketika Zino memanggilku. "ah Iya.." kulihat Zino menatapku bingung. Mungkin sedari tadi dia melihatku melamun tidak jelas.
Lantai 20...
Sekarang diriku semakin bingung, manusia mana yang hidup di lantai 20 sebuah gedung. Bukannya aku takut ketinggian, hanya saja tak bisa membayangkan kalau-kalau nanti terjadi sesuatu. Seperti gempa, atau kebakaran, bagaimana jika lift nya tidak bisa berfungsi dengan baik?! Ya Tuhan, pasti kita yang akan mati terlebih dahulu.
"Kau tau ketinggian?" ucapan Zino membuyarkan khayalanku yang mengerikan. Sepertinya semua itu tergambar jelas diwajahku sehingga Zino menerka bahwa aku takut ketinggian. "Ah tidak, hanya saja ada hal yang terlintas dipikiranku." jawabku singkat, tak ingin menjelaskan detail apa yang tengah kupikirkan. "Jangan terlalu dipikirkan." saut Zino yang sedari tadi sibuk dengan smartphone nya.
Ding...
Suara lift yang akhirnya sudah sampai di lantai 20. Dihadapanku saat ini ada satu pintu dengan desain yang cukup elegan. Tak ada pintu lain, hanya satu pintu. Tunggu, bukannya kalau tinggal di apartemen itu seperti di hotel, ada lorong dengan banyak pintu.
Zino menekan beberapa tombol yang ada di pintu, kemudian suara pintu yang otomatis terbuka. Didalam apartemen itu membuatku sedikit, oh tidak sangat takjub. Ya, mungkin sekarang aku seperti Cinderella jika ingin berlebihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE OR LOVE (Love is Complicated)
Romance"Aku tidak pernah mengenal Cinta, sampai aku mengenal dirinya." - Lisa Mazoe "Benci, mungkin itu yang bisa menjelaskan perasaanku padanya." - Rezino Willins Lisa Mazoe lugu dengan hati yang begitu polos harus menerima kenyataan untuk dinikai dengan...