Hati ku hancur, tentu saja.
"uum, cuma mau antar makanan." aku membalikkan badan, kemudian menaruh tas berisikan kotak makan di atas meja sekertaris Zino. Tanpa memerdulikan teriakan Peter aku berjalan menuju lift dan memencet tombol. Pintu lift tertutup dan aku berada di dalam lift sendirian, tapi kemudian pintu itu terbuka lagi. "Anda tidak bisa turun lift tanda ID ini Lisaa.." Peter memasuki lift dan tak mengatakan apapun. Aku terdiam, begitu juga dengan Peter. Aku tak tahu apa lagi yang bisa kuucapkan kepada Peter, malu itulah yang bisa kukatakan sekarang. Mendapati suamiku sendiri berselingkuh dengan seorang wanita di kantornya.
Dan yang paling membuatku malu adalah Peter pun melihat kejadian memalukan ini. Penyesalan untuk datang kekantor Zino pun memenuhi benakku. Memang seharusnya aku tidak datang saja, supaya aku tidak lihat hal-hal seperti tadi. "Anda melupakan tas ini." Peter mengangkat tas berisi bekal makan siang yang kutaruh diatas meja sekertaris. "itu untuk Zino."ucapku lirih sembari tertunduk, entah sejak kapan air mata membanjiri pipiku dan membuatku semakin malu. "Dia tidak pantas mendapatkan makan siang ini.." saut Peter.
"Boleh kuantar pulang?"tanya Peter, kujawab dengan anggukan kecil. Peter mengeluarkan sapu tangan kecil dari sakunya dan memberikannya padaku. Aku mendengus kecil sembali tertawa, membuat Peter bingung. "Rasanya seperti ada di film-film, saat menangis ada yang memberikan sapu tangan." kuambil sapu tangan Peter dan menyeka air mataku yang sedari tadi mengalir.
***
Selama perjalanan menuju apartemen tak ada banyak obrolan yang kami bicarakan, selain hal-hal sederhana seperti perkuliahanku. Ternyata Peter tau cukup banyak tentangku, walaupun ini pertama kali nya kita bertemu. Entah dari mana informasi yang Peter dapatkan. "Anda mau apakan bekal ini?"tanya Peter. Membuatku berfikir, mau kuapakan bekal makanan ini. Sebelum berangkat ke kantor Zino aku sudah makan terlebih dahulu. Jadi sangat kecil kemungkinan aku akan sanggup memakan bekal yang kubuat ini. "Entahlah." jawabku singkat. "Boleh buat saya? kebetulan saya belum makan siang?" tanya Peter, yang sedikit membuatku terkejut.
"Tentu saja."jawabku, dari pada tidak ada yang makan pikirku.
Kami menepi di satu taman kota, Peter membawa tas bekal makanan ke taman. Dia bilang dia mau makan siang disini dan minta ditemani olehku. Sebetulnya aku sedikit tidak enak menemani Peter disini, jelas saja statusku sekarang adalah istri Zino. Walaupun suamiku berselingkuh bukan berarti aku bebas jalan bersama pria lain. Tapi ketika Peter menawarkan taman kota rasanya aku jadi ingin kesana. Taman kota merupakan tempat yang sejuk, pasti menyenangkan duduk-duduk disana.
Peter duduk di bangku taman dan membuka bekal makanan yang kubawa, sedangkan disinilah aku memandangi taman kota yang cukup rindang dengan pepohonan. "Wah teriyaki beef teriyaki." Sepertinya Peter menyukai beef teriyaki, dia terlihat begitu senang. "Lisa Anda jago sekali memasak ya. Rasanya enak.", "Beneran? enak?", sungguh rasanya senang sekali mendengar pujian tentang masakanku. "Serius ini enak." ujar Peter dengan mulut yang masih penuh dengan makanan. "Hei kunyah dulu." melihatnya membuatku tertawa, sepertinya Peter sangat menyukai beef teriyaki. Padahal tidak ada resep khusus saat aku membuatnya, hanya resep biasa yang ibuku ajarkan padaku.
--
"Wah sayang sekali Zino tidak mencicipi makanan Anda, ini enak sekali." Peter menghabiskan seluruh bekal yang kubawakan untuk Zino. Entah betul-betul karena enak atau dia lapar, aku tidka tahu ya ... Tanpa kusadari sedari tadi aku tersenyum melihatnya makan begitu lahap. Bahkan aku seperti lupa untuk memikirkan tentang Zino dan Lidia. Sampai akhirnya sekarang aku teringat lagi. "Anda kenal dengan Lidia?" tanyaku. "Umm.. kenal." jawab Peter singkat. Menurutku Peter mengenal Lidia. Karena ketika sekertaris mengatakan ada Nyonya Lidia, raut wajah Peter berubah seperti mengkhawatirkan sesuatu. Dengan Peter mengatakan bahwa Lidia adalah orang penting, menurutku Peter mengetahui sesuatu perihal hubungan Zino dan Lidia.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE OR LOVE (Love is Complicated)
Romance"Aku tidak pernah mengenal Cinta, sampai aku mengenal dirinya." - Lisa Mazoe "Benci, mungkin itu yang bisa menjelaskan perasaanku padanya." - Rezino Willins Lisa Mazoe lugu dengan hati yang begitu polos harus menerima kenyataan untuk dinikai dengan...