8. Mabuk

2K 48 1
                                    

Part ini bakalan agak unik nih, karena di part ini kalian bisa melihat bagaimana cerita ini dari sisi pandangan Rezino. UUU pertama kalinya loh.. 

Selamat Membaca 

***

Lisa POV

Setelah memberanikan diri untuk mengenakan bikini yang diberikan oleh Ibu Patricia, disinilah aku, berendam di kolam berenang. Ibu Patricia menyodorkanku minuman dari atas kolam, tentu saja aku menerimanya dengan senang hati. Usai memberikan minuman pada semua orang, Ibu Patricia kembali kedalam kolam berenang. Matahari sudah mulai mendekati garis lautan. Awan-awan mulai berubah menjadi jingga, indah sekali. Tak jauh disampingku Zino juga tengah memandangi Indahnya lautan sore ini. Sedikit kucicipi minuman yang Ibu Patricia berikan, sepertinya ini minuman beralkohol. Bukannya munafik tapi sungguh aku tidak pernah mabuk-mabukan. Mencicipi minuman seperti ini, rasanya sangatlah asing dilidahku. Tapi gelas ini ukurannya kecil, jika minum beberapa tenggukkan tidak akan membuatku mabuk kan?

Rasanya menatapi senja memang begitu menyenangkan dan menenangkan jiwa. Sedari tadi tiada hentinya aku mengagumi ciptaan yang Tuhan berikan. "Indah.." gumamku. Senja berlalu begitu cepat, tidak sampai setengah jam matahari sudah terbenam dimakan lautan. Aku mulai merasa kedinginan, minuman gelasku sudah habis. "Sudah yuk, sepertinya Lisa sudah mulai kedinginan." Ujar Ibu Patricia, sembari mengambil gelas yang kupegang. Entah apa yang mempengaruhi Zino, ia memegang lenganku dan menuntunku untuk naik kepermukaan. Seketika angin berhembus dan rasanya menggigit kulitku, dingin. Reflex aku menyilangkan kedua tanganku. Rasa dingin hilang, Zino membalut tubuhku dengan cardigan dan handuk kering yang cukup lebar. "Masuklah." Ucapnya singkat.


Langkahku agak sedikit gontai memasuki kamar, rasanya kepalaku sedikit pusing. Aku terduduk ditepi ranjang sembari memegangi kepalaku. Entah kenapa rasanya ruangan ini seperti bergerak. Suara pintu terbuka, sekilas ku lihat Zino memasuki kamar. Tapi aku masih berkutat dengan kepalaku yang terasa pening. Zino memasuki kamar mandi, aku masih terdiam ditepi ranjang. Rasanya tiba-tiba ngantuk sekali, ingin tidur. Kurebahkan badanku diranjang, aku ingin tidur.


Zino POV

Jantungku seperti ingin berhenti melihat Lisa mengenakan bikini itu. Ini pertama kalinya aku melihat Lisa dengan tubuhnya yang begitu terbuka. Terakhir kali aku melihatnya dengan pakaian tidur minim itu saja sudah membuatku shock. Tenang Zino, aku harus tenang, anggap saja tidak melihat apa-apa. Ibu memberikan minuman kepada Lisa, aku dan Ayah. Aku yakin sekali ini adalah wine kesukaan Ibu, saat kucicipi tentu saja jawabanku benar. Kulihat ekspresi aneh Lisa ketika mencicipi minuman yang Ibu berikan. Raut wajahnya terlihat seperti tidak terlalu menyukai rasa wine yang Ibu berikan. Entahlah aku tak ingin terlalu memikirkan tentang wanita itu, dia sudah cukup membuat hidupku sulit belakangan ini. Melihat matahari terbenam di resort keluarga ini memang sangat menenangkan. Senja di sini memang yang terbaik yang pernah kualami. Tapi sayang, senja disini terasa begitu cepat. Tidak sampai setengah jam, matahari sudah tenggelam dan langit semakin kelabu.

Ibu mengajak kita semua untuk menyudai berang disore hari ketika melihat Lisa yang menggigil. Entah mengapa Ibu sangat memperhatikan Lisa. Sejak awal memang aku tahu Ibu dan Ayah sangat menginginkan cucu. Tapi sejak awal aku pun tahu bahwa Ibu sebetulnya tidak ingin memaksakan pernikahanku dengan Lisa. Tentu saja Ibu sangat mengenal diriku, walaupun aku bukanlah anak kandungnya. Ibu tahu hatiku hanya untuk Lidia, sejak dulu. Tapi Ayah bersikeras untuk melanjutkan perjodohan ini dengan alasan ingin membalas budi Ibu kandungku, setidaknya untuk menghormatinya katanya. Tapi sesungguhnya aku tidak perduli, sejak awal. Karena Ibu kandungku tak pernah perduli padaku, sedikitpun.

HATE OR LOVE (Love is Complicated)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang