Sayup-sayup aku mendengar suara kendaraan berjalan. Kepalaku masih terasa pusing, aku berusaha untuk membuka mataku walaupun pusing sekali. Aku melihat kesekitar, aku berada didalam mobil. Tunggu, tanganku diikat. Aku menoleh kesamping, Peter.
"Peter, kenapa kamu mengikatku?" Dia hanya menoleh tanpa mengatakan apapun dan kembali menatap jalanan.
"Hei! Kenapa kau mengikatku, kita mau kemana!" tentu saja suaraku tidak bisa lebih lantang lagi. Aku sudah kehabisan tenaga, lemas sekali dan kepalaku masih terasa pusing.
"Peter, kenapa kamu melakukan ini?" tanyaku dengan nada yang semakin melemah. "Lisa tenanglah." hanya itu yang dia katakan. "Bagaimana aku bisa tenang, kamu mengikat kedua tanganku dan kepalaku sakit sekali." gumamku.
Kepalaku tersandar pada kaca mobil, aku berusaha melihat sekitar. Aku tidak tahu sedang berada dimana, hanya pohon begitu besar dan tinggi yang ditutupi oleh air hujan. Kepalaku semakin terasa pusing, aku berusaha membuka pintu mobil, tentu saja terkunci.
"Lisa hentikan." ucap Peter dan dia menarik tanganku menjauhi pintu. "Peter, kamu mau membawaku kemana?" aku menangis. "Lisa jangan menangis, aku tidak akan menyakitimu." tentu saja aku percaya dengan apa yang dia katakan, dia tidak akan menyakitiku. "Tapi kenapa kamu mengikat tanganku." Peter menepikan mobilnya. Suara hujan semakin terdengar ketika dia mematikan mesin mobilnya.
Peter menatapku, tapi dia tidak mengatakan apapun. Dia mengalihkan pandangannya, mengusap wajahnya dan kembali menyalakan mesin mobil. "Peter.." panggilku lagi, dia terhenti saat ingin menjalankan mobilnya. "Aku sedang menculikmu Lisa." Peter menjalankan mobilnya.
Sungguh aku mendengar dia mengatakan itu, apa aku salah dengar. "Apa? menculik, diriku?" tanyaku lagi memastikan bahwa apa yang kudengar bukanlah hal yang benar.
Peter terdiam tidak memberikan respon, apakah itu artinya ia. "Peter jawab aku." tanyaku lagi. Lagi-lagi Peter menepikan mobilnya, tapi kali ini dia tidak mematikan mesin mobilnya.
"Iya, aku menculikmu. Sekarang diamlah selagi aku masih menyetir, aku tidak ingin menyakitimu Lisa." aku terkejut, sangat. Peter kembali menjalankan mobilnya, aku terdiam hanya bisa terdiam. Aku tidak tahu harus merespon seperti apa, satu sisi aku tidak percaya bahwa Peter tengah menculikku sekarang ini. Tapi disisi lain aku tidak melihat ada unsur kebohongan dari apa yang baru saja ia katakan.
Raut wajahnya begitu serius, dia terlihat begitu entahlah berbeda. Aku tidak tahu apa yang terjadi sekarang ini dan mengapa.
"Kenapa?" tanyaku. Peter tidak menjawab dia terus saja menatap jalanan yang tengah diguyur hujan begitu kencang.
"Berhenti, turunkan aku!" Peter tidak menjawabku sama sekali, bahkan dia seperti mengacuhkanku.
Aku memukul lengannya dengan kedua tanganku yang terikat. "Lisa hentikan!" dia membentakku. "Turunkan Aku!" Peter lagi-lagi menepikan mobilnya. Aku berusaha membuka pintu mobil, tapi gagal karena masih terkunci. "Lisa, Lisa hentikan!"
Aku terus menerus berusaha memukul kaca mobil, membuka pintu mobil dan berharap pintunya akan terbuka. Sampai akhirnya sesuatu menyentuh bagian pahaku. Jarum suntik, dan Peter yang melakukannya padaku. Aku merasa mulai mengantuk, kepalaku pusing, kulihat Peter dan dia seperti berputar.
***
Aku terbangun, karena terusik akan sinar matahari yang tidak tahu datangnya dari mana. Kulihat sekitar, aku tidak tahu ada dimana diriku sekarang. Dindingnya ditutupi cat berwarna biru muda dengan detail bunga-bungan pink dan kuning. Sepertinya ini kamar seorang wanita, dari desain ruangan yang kulihat saat ini. Ada meja rias dengan kaca berwarna putih di sudut ruangan. Kemudian lemari kayu dengan warna cokelat muda. Ranjang berukuran besar dengan penutup diatasnya, desain yang kalasik.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE OR LOVE (Love is Complicated)
Romance"Aku tidak pernah mengenal Cinta, sampai aku mengenal dirinya." - Lisa Mazoe "Benci, mungkin itu yang bisa menjelaskan perasaanku padanya." - Rezino Willins Lisa Mazoe lugu dengan hati yang begitu polos harus menerima kenyataan untuk dinikai dengan...