Guys, sebelumnya mohon maaf kalau cerita-cerita sebelumnya penuh dengan typo dan kesalahan penulisan. Karena aku memang Queen of Typo hehehe... Mohon maklum ya, lagi pula aku lagi mengusahakan untuk minimal update satu part jadi gk ada waktu buat nge cek ulang ceritanya, mohon pengertiannya.
Terimakasih untuk yang sudah setia membaca dan mengikuti cerita ini. Terimakasih juga yang sudah memberikan vote, semangat dan komentar positif untukku. Love u all..
Selamat membaca...
***
Lisa POV
Zino kembali keranjang untuk beristirahat, sedangkan aku sedari tadi berpura-pura tertidur disofa. Karena merasa tidak nyaman, aku memutuskan untuk tidur di ruang tamu. Semua perkataan dan perbuatan Zino membuatku berfikir keras malam ini. Aku tidak bisa tidur, karena aku gelisah. Aku ketakutan, karena aku merasa menjadi begitu kotor.
Rasa malu terhadap diri sendiri begitu memuncak. Zino ingin aku melupakan bagaimana rasanya mendapatkan ciuman dari orang lain selain dirinya. Tapi aku tidak bisa, ciuman Peter yang begitu lembut terus menerus membuatku gila. Tidak hatiku tidak goyah, sungguh. Aku hanya baru kali ini mendapatkan perlakuan yang begitu lembut dari seseorang selain dari Ayah dan Ibu. Peter benar, Zino memang sering memperlakukanku buruk. Tapi bukan berarti semua yang ia lakukan adalah hal yang buruk. Belakangan ini Zino selalu bersikap baik padaku, menjagaku dan memperhatikanku dengan baik. Aku malu pada diriku sendiri, betapa tidak tahu dirinya aku.
Aku merasa lelah, rasa bersalah terus saja menghantuiku. Tidur, apakah bisa membantu meringankan semua ini. Banyak hal yang kusesalkan, banyak. Tapi aku bersyukur, setidaknya aku tahu kalau sekarang Zino dalam keadaan baik-baik saja. Tolong, biarkan aku tidur, aku lelah.
***
Peter POV
Usai melepas Lisa untuk kembali bersama Zino, ada banyak hal yang semakin kusesali. Hari ini merupakan pertengkaran paling parah antara aku dan Zino. Kami sudah bersahabat sejak dulu, tapi keegoisan menghancurkan persahabatan ini. Jujur, aku begitu kecewa dengan apa yang Zino lakukan. Aku selalu bertanya-tanya, apa alasana Zino menikai Lisa. Jelas-jelas dia mengatakan bahwa dia tidak ingin menikahinya. Dia tahu aku mencintai Lisa, aku yakin dia juga tahu dirinya tidak mencintai Lisa. Tapi kenapa? kenapa dia melakukan semua ini.
Aku mendapat kabar kalau Lisa sampai di apartemen dengan selamat. Tapi di lobi sudah banyak sekali wartawan menunggu Lisa ataupun Zino. Aku tahu, dalam waktu yang begitu cepat kabar dan berita buruk menyebar. Semua orang membicarakan soal pertengkatan ku dengan Zino. Tapi ada sesuatu yang membuatku begitu marah. Pemberitaan yang ada di media, semuanya seakan menyudutkan Lisa. Selingkuhan, berselingkuh, hingga kabur atau apalag itu. Semua pemberitaan itu membuatku begitu geram.
Lisa tidak membalas pesanku selama beberapa hari. Aku mulai khawatir, takut jikalau terjadi sesuatu pada Lisa. Jadi kuputuskan untuk mencati tahu, bagaimana keadaan Lisa. Aku cukup terkejut mengetahui bahwa Zino kedapatan tinggal dikamar hotel yang berada tidak jauh dari kantornya. Tanpa Lisa, apa maksud semua ini. Aku menggali informasi dari pegawai yang bekerja di apartemen Zino. Pegawai itu mengatakan bahwa keesokan hari setelah Lisa pulang, Zino keluar dari apartemen membawa koper. Zino juga berpesan kepada para pegawai untuk menjaga jangan sampai wartawan masuk kekawasan apartemen. Tapi Zino keluar seorang diri, Lisa masih berada di apartemen.
Pegawai itu juga bilang, sesekali Lisa turun ke lobi untuk mengambil pesanan makanan. Tapi setelah itu ia akan kembali ke apartemennya. Jelas semua ini membuatku bingung dan juga khawatir. Tapi setidaknya aku tahu bahwa Lisa masih dalam keadaan baik-baik saja. Walaupun demikian, aku yakin sekali Lisa tengah bersedih. Malam ini aku mendapatkan kabar kalau akan ada pesta dirumah salah satu teman Zino yang juga temanku. Aku memutuskan untuk datang ke club malam tersebut. Karena aku yakin Zino pasti datang keacara tersebut. Benar saja, disinilah Zino, di bar sembari menengguk minuman keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE OR LOVE (Love is Complicated)
Romansa"Aku tidak pernah mengenal Cinta, sampai aku mengenal dirinya." - Lisa Mazoe "Benci, mungkin itu yang bisa menjelaskan perasaanku padanya." - Rezino Willins Lisa Mazoe lugu dengan hati yang begitu polos harus menerima kenyataan untuk dinikai dengan...