dimana aku?

1.9K 73 0
                                    

Aku pun mulai menaiki tangga itu. Sampai akhirnya aku ada di tengah-tengah tangga itu dan aku melihat sosok yang sangat kukenal disana.

"Appa"-aku.

"Anakku, kenapa kamu disini?"-appaku.

"Appa, aku senang bertemu dengan mu. Aku merindukanmu appa"-aku memeluk erat tubuh ayahku.

"Nak, eomma kamu dimana?"-appaku.

"Eomma kan di rumah pa"-aku.

"Oh iya, kamu udah makan? Kamu gimana kabarnya?"-appaku.

"Sudah pa, appa udah makan? Aku beliin bubur ayam kesukaan appa, ne?"-aku.

"Tidak usah, aku sudah makan"-appaku.

"Appa, dimana ini? Kenapa appa ada disini sama mereka? Bukannya appa sudah tidak ada?"-aku.

"Hehehe, asal kamu tau nak, inilah dunia orang mati nak"-appa terkekeh pelan.

"Benarkah?"-aku.

"Eh iya, nak aku tidak bisa lama lama denganmu. Kau juga harus kembali ke duniamu. Kasihan suamimu, dan mertuamu. Jaga mereka nee, sayangi mereka"-appaku.

"Nee appa. Appa, kau tidak tau kalau aku sudah punya anak"-aku.

"Appa tau sayang, kamu kesini karena kamu melahirkan anak kembarmu kan?"-appa.

"Nee appa"-aku.

Entah darimana asalnya, datang orang'yang sangat banyak dan karena terhalang oleh orang orang itu, aku jadi terpisah dengan appaku.

"Appa!!!, Appa, tunggu aku, appa!"-aku memanggil appa dengan menangis. Kulihat appa berjalan bersama orang-orang itu menuju keatas.

Aku berniat mengejar appa dan sedikit lagi aku sampai disamping appa, tiba-tiba saja ada yang menyenggol ku dan menyebabkan aku jatuh dari tangga itu dan aku kehilangan ayahku lagi.

"Appa hikss...hikss, appa aku mau ikut appa hikss..."-aku.

Tiba tiba saja ada sebuah batu yang sangat besar menimpaku dan aku tidak bisa mengelak karena aku terjebak dalam lautan lumpur yang sangat menjijikkan. Aku berusaha membuka mata, namun samar samar terlihat wajah appa ku sedang tersenyum kearahku. Setelah itu, aku pingsan di bawah tindihan batu itu.

"Euhh"-aku.

"Chagiya, kamu sadar? Ini tidak mimpi?"-Tae sambil mengusap air matanya.

"Ken-napa kam-mu nangis?"-aku sambil mengelus pipi halusnya.

"Kamu tadi mati suri sayang"-eomma.

"Iya, itu benar ma. Aku tadi mimpi bertemu appaku. Appa ku berpesan kepadaku untuk menjaga, menyayangi, dan mencintai keluargaku. Tapi setelah itu, ada orang-orang yang sangat banyak dan menyenggol ku sampai aku terjatuh dan tertimpa batu yang sangat besar sekali"-aku menceritakan mimpiku tadi.

"Kau bertemu appa mu? Untung saja ada orang yang menyenggol mu nak, kalau tidak bisa saja kamu tidak lagi di dunia ini"-appa.

"Iya pa, kata Appa ku, tadi aku ada di dunia orang mati. Tapi setidaknya, aku sudah bisa bertemu appa meski sementara saja. Lumayan untuk mengobati rindu ku pada appa yang sangat baik, penyayang, dan sering membelikan ku keperluanku hehe"-aku bercerita sampai tidak sadar bahwa air mataku mengalir deras.

"Hey, kamu jangan nangis sayang. Ada aku disini. Kamu bisa anggap aku ini appamu juga sayang. Kamu jangan nangis lagi ya"-Tae menenangkanku.

"Dimana anak kita?"-aku mengusap air mataku dan berusaha tersenyum.

"Dia masih dimandikan sayang"-eomma.

"Aku jadi tidak sabar melihat cucuku yang tampan seperti kakeknya ini"-appa.

"Andai saja appa dan eomma masih hidup, dia akan sebahagia appa dan eomma mertuaku"-aku menangis.

"Chaggi, kamu anggap aja appa eomma ku kaya orangtua kamu sendiri sayang. Kamu ga usah nangis gitu ya, kan aku jadi sedih"-Tae meneteskan air matanya di sampingku.

"Hey, kamu jangan nangis dong sayang. Anggap aja kalau kami ini orangtua mu ya sayang"-eomma mengecup pucuk kepalaku dengan lembut dan memelukku.

"Iya ma, tapi aku kangen sekali sama eomma, hikss..."-aku.

"Iya sayang, aku mengerti itu. Aku juga sama sepertimu, dulu orang tua ku meninggal, aku juga menangis sejadinya"-eomma.

"Sudah, kalian jangan menangis lagi ya, sebentar lagi bayinya datang"-appa.

"Oh iya ma, Taera mana?"-aku.

"Taera ada di rumah sayang, sama baby sitter nya"-eomma.

"Aku kangen banget lho sama tuh anak by"-aku menghadap Tae.

"Sabar ya sayang, nanti aku ajak dia kesini kok"-Tae.

"Beneran ya, ga bohong kan? Aku kangen banget sama pipinya yang chubby"-aku.

"Iyaa, aku beneran kok. Tenang aja"-Tae.

5 menit kemudian...

"Permisi pak, bu. Ini bayinya sudah selesai dimandikan"-suster.

"Oh, iya sus. Ditaroh di sini aja"-Tae menunjuk ke samping kasur ku.

"Iya pak" suster tadi menaruh 2 troli bayi itu disamping tempat tidurku. Lalu mereka pun pergi meninggalkan ruangan ku.

"Jadi siapa nama anak ini?"-appa.

"Kim Eun Shin dan Kim Eun Shun"-Tae.

"Wah, namanya bagus sekali. Pasti kalian sudah menyiapkan namanya dari jauh hari ya"-tebak eomma.

"Ahaha, Tae yang memberi nama itu ma"-aku.

Kami pun mengobrol dengan wajah bahagia dan appa menggendong cucunya dengan sangat bahagia dan mengajak cucunya berbicara.

Life With TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang