soomi

2.2K 71 0
                                    

Kepalaku terasa sangat pusing sekali, rasanya berat sekali seperti dihantam oleh batu yang sangat besar. Aku mencium bau obat obatan.

"Eunghh" lenguhku berusaha membuka mata dan berusaha menggerakkan jari tangan ku.

"Baby, kamu udah bangun"-Tae

"Nee... Oppa sudah makan?"-aku

"Nee, sudah sayang. Kamu belum makan sama sekali"-Tae

"Berapa lama aku diam disini oppa?"-aku

"10 jam sayang" -Tae

Aku yang mendengarnya pun terkejut. Bagaimana tidak, aku merasa bahwa aku baru beberapa jam saja di sini. Ternyata aku sudah 10 jam terbaring lemah di ruangan ini.

"Ya udah, kamu makan dulu yuk. Aku suapin"-Tae

"Nee oppa" kataku sambil berusaha duduk.

"Aaa"-Tae menyuapiku bubur sambil ikut menganga.

"Aemm"-aku

"Nah, gitu kan bagus. Makannya yang banyak, biar kamu sama dede bayinya bae" aja"-Tae

"Oke Daddy" jawabku.

"Haduhh, gemes deh ah...hahahaha" sambil memencet hidung ku.

"Ihhh, jangan hitung atuh bang. Nanti idung aing pezekh" kataku sambil sedikit alay.

Sedang asyiknya bercanda dengannya, tiba" seorang yeoja masuk ke ruangan tempat ku di rawat. Dan yakh, yeoja itu adalah Soomi, si penggoda. Dia menggunakan pakaian yang mungkin akan membuat pria sange bila melihatnya.

"Hi sayang, kangen deh ah" katanya dengan manja kepada Tae.

"Ekhemm, Daddy, aku mau makan bubur lagii. Aku mau cepet sembuh dan biar dede bayi nya yang di dalem perut aku cepet besar" rengekku.

"Hah?" Mata Soomi terlihat terbelalak seperti akan keluar dari tempatnya.

"Iya, istri kesayanganku sedang mengandung anakku. Jadi kau, tidak usah mendekatiku lagi. Sebetulnya aku sudah muak denganmu. Pergilah kisaeng" kata Tae sambil melempar buburku tadi ke arah Soomi hingga membuat baju wanita itu basah.

"Ahhh, sayang, panas... Huwaaa, kamu jahat sayang, aku masih cinta sama kamu. Aku ga rela kamu sama perempuan kampung kek dia" kata Soomi sambil menunjukku.

"Heh, kampungan masih mending daripada jadi penggoda suami orang. Kamu kira aku ga tau apa kalo kamu kan yang godain suaminya temenku, Kim Dalia? Hey, pasti kau sedang hamil kan? Tapi sebenarnya kau sendiri tidak tau siapa ayah dari anak itu. Huh dasar murah" kataku.

"Hey, asal kamu tau ya, anak ini anaknya Tae tau. Tae, apakah kamu ga mau tanggung jawab sama anak ini?" Godanya.

"Heh, siapa kamu? Mengakui bahwa anak itu adalah anakku. Huh,, enak saja. Bahkan 'tidur' denganmu saja aku tidak pernah" kata Tae.

"Haaaahhh, oppa..." Rengeknya.

"Pergi kau. Pasti kau mengandung anak Jimin" kata Tae.

Soomi pun keluar dan pergi meninggalkan ruang rawatku.

"Oppa, Taera mana?" Tanyaku

"Tenang by, dia di rumah sama kakek neneknya" kata Tae

"Tidur gih, banyakin istirahat". Kata Tae.

"Ogah,,, aku aja udah tidur 10 jam. Masa baru beberapa menit bangun udah di suruh bobo lagi. Nanti akunya kek kebo tauk" kataku.

"Kebo gitu juga aku sayang kok" katanya menggodaku.

~skip

5 bulan kemudian...

Pagi pagi sekali aku sudah bangun dari ngebo. Mungkin bawaan kehamilanku, jadi aku sering berubah mood.

"Hugh, pagi anakku" kataku sambil mengelus perutku yang membuncit.

Perutku sangat besar sekali, bisa dibilang seperti sudah usia kandungan 9 bulan padahal usia kandunganku baru menginjak usia 6 bulan. Aku memang sering menatap, mengajak perutku berbicara, bahkan mengelusnya. Sampai tidak sadar kalau Tae sudah bangun.

"Morning kesayangan ku" kata Tae sambil memeluk perutku dan mengelusnya.

"Morning juga appa" kataku sambil memainkan rambut Tae.

"Aku kangen deh main sama Taera" kata Tae sambil duduk.

"Iya, sejak usia kandunganku 4 bulan, aku jadi jarang main sama dia" kata ku menambahkan.

"Oh, iya sekarang jadwal kamu untuk control kan? Aku anterin ya" tawar Tae.

"Nee, aku ke bawah dulu ya. Cepat bangun sayang" kata ku sambil mencium bibir Tae.

"Apa itu?" Tanyanya.

"Morning kiss" kata ku.

Aku pun keluar dari kamarku dan turun menuju dapur dengan sangat hati-hati. Saat aku di tangga, hampir saja aku terpeleset karena ada susunya Taera yang tumpah.

Life With TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang